HaiLook '89, 'Citayam Fashion Week' Before It Was Cool: Bukti Kalo dari Dulu Remaja Butuh Ruang Berekspresi

Kamis, 17 November 2022 | 21:10
HAI

HAILook 89

HAI-ONLINE.COM - Dari dulu sampai sekarang, remaja tuh sama-sama butuh ruang berekspresi yang bisa dilihat banyak orang. Ruangnya aja disediain, nggak perlu sampai dikasih beragam hal yang kurang relevan.

Kemiripan HaiLook '89 dengan Citayam Fashion Week adalah contohnya.Pemicunya adalah sebuah rubrik di HAI.Semenjak kemunculan perdananya pada Januari tahun 1989, rubrik ‘Trend’ di HAI menjadi inspirasi gaya remaja pada masanya. Selain menerima permintaan banyak remaja yang ingin jadi model, para pembaca yang nggak segan mengirimkan banyak sejumlah pujian, kritik dan sumbangsih saran.

Berawal dari desakan pembaca itu pula HAI bareng Radio OZ Bandung untuk pertama kalinya berinisiatif menggelar pentas akbar busana remaja.

Uniknya, pagelaran fashion gede-gedean itu tidak diselenggarakan dalam ruangan ber-AC. Tapi di jalanan, persis di depan Gedung Sate yang biasa dipakai warga untuk berolahraga.

Saat itu, tanggal 8 Oktober 1989, suasana di Jalan Diponegoro, Bandung mendadak berubah menjadi lautan manusia.

Ya, bukan untuk olahraga tapi mereka penasaran ingin menyaksikan seperti apa acara ‘HaiLook’ itu.

Itang Yunasz, desainer legend yang saat itu sempat didaulat sebagai redaktur tamu HAI dibantu kru, kala itu mesti jungkir balik mempersiapkan acara ini berbulan-bulan.

Alhasil, Jalan Diponegoro, Bandung disulap jadi pentas busana raksasa.

Berlangsung sejak pukul 9 pagi, hajatan gratis perdana HAI di dunia mode ini menyentak dan menjadi kejutan buat para pembaca, juga pecinta fashion.

Penonton ternyata tak cuma ingin melihat baju-baju. Tapi juga ingin melihat dari dekat para model yang jadi idolanya, seperti Karina, Donny Damara, Tio Pakusadewo, Thomas Djorghi dan Dede Yusuf (iya! Dede Yusuf yang mantan Wagub Jabar itu!).

Baca Juga: Gimana Ceritanya Sepultura bisa Foto Pake Kaos HAI?

Dalam acara HaiLook, Mas Itang merekrut tak kurang dari 150 peraga. 40 di antaranya berasal dari Kota Kembang.

Nggak heran kalau penonton ingin melihat kawannya sendiri tampil di catwalk.

Hasrat penonton begitu menggebu, saling mendorong satu sama lain. Sampai-sampai harus break dulu tiap ganti acara untuk menertibkannya (familiar?).

Walau panas sudah mulai mengusir, 60 puluh ribu penonton yang sebagian besar juga tampil fashionable tak mau beranjak sedikitpun.

Penonton malah makin membludak sampai ada yang masuk kolong panggung segala.

Bahkan, ada pula yang naik ke gedung sate.

Dan, ada satu hal yang tak terlupakan, kala itu suasananya bak nonton konser musik saja.

Lautan manusia histeris begitu melihat model-model idolanya muncul.

Kemudian, agar lebih memeriahkan lagi, penggarapan acara HaiLook waktu itu dibungkus dengan atraksi lainnya.

Seperti marching band SMA Santa Angela Bandung, dancer, atraksi skateboard, pertunjukan otomotif dan dihibur oleh grup lawak Bagito.

Perhatian remaja yang melimpah ini tentu menjadi dorongan buat para desainer untuk lebih memperhatikan lagi perkembangan busana remaja.

HaiLook telah menjelma sebagai gebrakan sekaligus terobosan dalam fashion anak muda. Remaja kala itu yang tak sempat datang ke acara HaiLook merasa rugi seumur hidup.HaiLook '89 juga menginspirasi remaja di kota lain untuk bikin hal serupa. Salah satunya "Fashion On The Street" yang digelar oleh sejumlah anak SMA di Surabaya.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya