Huh, Susahnya Jadi Mahasiswa!

Senin, 13 Juli 2015 | 04:17
Hai Online

Huh Susahnya Jadi Mahasiswa

Bangga, berasa keren, dan punya segudang target. Begitulah biasanya ciri-ciri mahasiswa baru. Wajar, sih, namanya juga baru lepas dari bangku sekolah dan menyandang status mahasiswa.

Tapi dalam kenyataannya, kuliah itu nggak seperti yang kita bayangkan, kok. Boleh aja bangga kuliah di jurusan paling top. Kamu juga boleh bangga jadi anak kos, yang bisa sesuka hati ngapain aja, karena jauh dari ortu. Eits, boleh aja, sih, punya ekspektasi tinggi, tapi menyandang status mahasiswa itu nggak selamanya seperti yang kita bayangkan ketika lulus SMA. Bahkan mungkin lo bisa-bisa pengen kembali ke SMA.

Nah, buat yang baru masuk kuliah, HAI kasih tahu gambaran sekilas tentangcampus lifeyang sebenernya. Mungkin suatu saat lo akan mengalami hal yang sama seperti temen-temen kita ini.

Ekspektasi:

Yakin lulus sesuai target tentunya ada dito do listkita paling atas. Apalagi bisa masuk tanpa tes, hanya bermodalkan nilai bahasa Inggris yang bagus dan rapot terakhir, bikin pede kita makin menjulang. Ditambah lagi, masuknya di universitas nagri. Wah! Sudah pasti berasa semuanya bakal berjalan lancar.

Kenyataan:

"Jurusan awal gue itu Business Studies. Awalnya gue kira gampang, tapi ternyata basis mereka pake bahasa Inggris semua literaturnya. Bahasa Inggrisnya agak susah dan nggak ada yang pake bahasa Melayu. Akhirnya semester 2 gue nyerah dan belajar bahasa Inggris lagi selama 3-4 bulan, sebelum pindah jurusan. Tapi emang belajar basisnya bahasa Inggris emang susah," terang Rahendra Muhammad Baskoro yang sekarang berstatus mahasiswa semester 9 jurusan Business Marketing di Limkokwing University Malaysia, cowok yang lagi ngejar lulus tahun 2016 ini.

Solusi:

Les Bahasa Inggris terutama conversation dan writing jadi keharusan. Mestinya disiapin jauh-jauh hari sebelum masuk kuliah. Lebih bagus lagi pas masih SMA.

Ekspektasi:

"Ekspektasi gue waktu awal masuk kuliah Hukum, kudu banyak menghafal pasal-pasal dan peraturan gitu. Ribet, berat, dan susah. Tapi tugasnya dikit," aku Alpin Reksa, mahasiswa Hukum di Universitas Diponegoro, Semarang.

Kenyataan:

Reksa ini salah satu temen kita yang ekspektasinya negatif, tapi realitanya justru positif dan berbeda sama temen-temen kita yang lainnya tadi. Ternyata realitanya malah gampang dan selow aja di kampusnya. Cuma ternyata tugasnya banyak bukan main.

Solusi :

Selain belajar buat selalu berpikir positif, coba deh kalo udah dikasih tugas sama dosen, langsung aja dikerjain hari itu juga. Jangan menunda-nunda tugas, biar nggak numpuk.

Ekspektasi :

Anak rantau biasanya punya misi buat membahagiakan orang tuanya di kampung (atau daerah asal). Tapi ada juga yang misinya adalah mencari jati diri dan jadi lebih dewasa.

Kenyataan :

"Ternyata kuliah jauh dari orang tua, gue pikir itu yang terbaik buat mencari jati diri. Tapi ternyata nggak juga. Tiap bulan gue mewek mulu kangen nyokap. Susah juga jadi perantau," celoteh Fildzah, mahasiswa semester 7 jurusan Jurnalistik, Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

Solusi :

Kalo kangen nyokab atau bokap, selain ngobrol via Whatsapp atau LINE kan bisa webcaman pake Skype. Hari gini nggak bisa webcaman? Hellaaaawww...

Ekspektasi :

Awal-awal masuk kuliah, kita punya misi buat bikin IPK-nya di tahun pertama di atas 3 dan banyak dapat nilai A.

Kenyataan :

"Nilai-nilai gue banyak yang harusnya A malah jadi B gara-gara gue nggak belajar. Tapi untungnya IPK gue kemaren pas dicek 3.2 deh, nyaris aja ngepas, hehehe..." beber Itmam Fathul Aziz, mahasiswa semester 3 Universitas Bina Nusantara International Jakarta.

Solusi :

Belajar udah pasti. Tapi biar nilai bisa A, selain belajar sama temen yang pinter di kelas, banyak-banyak main ke perpus atau banyak tanya sama dosen di kelas. Mahasiswa nggak boleh manja!

Masih ada kisah lengkapnya lho, klik saja di sini!

Editor : Hai

Baca Lainnya