7 Mitos Seks Pada Remaja

Rabu, 10 April 2013 | 05:25
Hai Online

7 Mitos Seks Pada Remaja

Di antara seks dan remaja, selalu ada mitos yang berada di tengah-tengahnya. Entah salah satu benar, mitos ini selalu menjadi ganjalan kita untuk mengetahui ilmu seks di tahap lebih jauh lagi. Maka dari itu, pemahaman tentang segala hal yang menyangkut seks harus diluruskan. Biar lebih amannya lagi, berikut ini adalah beberapa mitos seks remaja yang paling sering jadi pertanyaan. Semoga mencerahkan!

Sebenarnya nggak ada hubungan yang pasti antara lutut dengan masturbasi. Termasuk pula dengan lutut kopong gara-gara masturbasi. Anggapan tersebut salah banget karena sperma itu tersimpan rapi di testis, bukan di lutut. Ejakulasi memakan banyak energi yang membuat mereka yang mengalaminya membuang cukup banyak energi dari dalam tubuh. Mungkin berefek membuat badan lemas termasuk bagian lutut. Namun kalau bikin lutut kopong atau kosong, kayaknya nggak deh.

Impotensi itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan masturbasi. Secara medis masturbasi nggak menggangu kesehatan fisik dengan catatan selama dilakukan secara aman. Nggak menumbulkan luka ataupun lecet. Resiko fisik biasanya berupa kelelahan. Pengaruh masturbasi biasanya bersifat psikologis, yakni seperti perasaan bersalah, berdosa atau hal lain dimana kadar setiap orang berbeda-beda. Impotensi itu justru biasanya akibat dari IMS (infeksi menular seksual) atau penyakit lainnya seperti kanker. Bisa juga karena sebab fisik lainnya seperti kualitas sperma yang kurang oke.

Kental atau encernya sperma itu bukan penanda sehat atau nggak sehat dari seseorang. Kondisi sperma itu sangat dipengaruhi apa yang kita konsumsi hingga masuk ke tubuh. Zat-zat makanan atau minuman yang sudah berada di dalam tubuh sangat mendukung dari hasil produksi sperma. Cukup sulit untuk menentukan takaran kental, encer atau kekentalan ideal dari sperma. Sejauh apa yang kita konsumsi sehat dan mendukung, hal tersebut nggak akan memengaruhi kualitas sperma.

Sederhana tapi suka bikin cowok khawatir. Tapi tenang karena hal ini hanya mitos semata. Ejakulasi nggak kencang bukan berarti menjadi penanda loyo. Kejadian itu berkaitan dengan kondisi seberapa banyak buah zakar kita tengah menampung sperma. Penis dan sekitarnya memiliki syaraf dan juga otot yang jumlahnya cukup banyak. Itu dia yang memengaruhi seberapa kencang sperma itu akan keluar. Jika penuh dan dengan kondisi yang fit, sperma akan lebih kencang ketika keluar demikian pula dengan sebaliknya.

Nah, ini juga salah satu mitos yang bikin kita kebingungan. Loncat-loncat setelah melakukan kegiatan suami-istri bikin cewek nggak hamil. Faktanya, ketika sudah memasuki vagina, sperma dengan sendirinya akan mencari sel telur yang telah matang untuk dibuahi. Nah, loncat-loncat itu sendiri nggak akan menghalangi niat sperma untuk menyambangi sel telur tersebut hingga tetap ada kemungkinan untuk terjadinya pembuahan.

Keperawanan cewek nggak sesederhana dinilai dari berdarahnya atau nggak. Umumnya selaput dara memiliki sifat tipis dan mudah robek. Namun, setiap cewek mempunyai kualitas selaput dara yang berbeda-beda pula. Di antara beberapanya yakni selaput dara yang memang nggak berdarah ketika melakukan seks pertama kalinya. Bisa dikarenakan posisi yang nggak tepat dan atau juga selaput daranya yang cukup elastis.

Jenis kelamin sama sekali nggak menentukan mana yang lebih nafsuan, cewek apa cowok? Karena pada faktanya dorongan seksual itu adalah hal yang alamiah untuk keduanya. Umumnya dorongan itu datang ketika kita menginjak masa pubertas dan hal ini sangat wajar di cewek ataupun cowok. Idealnya dorongan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung yang ada. Seperti kepribadian, pola sosialisasi, hingga pengalaman seksual dari setiap individu. Anggapan cowok lebih nafsuan sendiri muncul karena anggapan imej perempuan yang mengekspresikan dorongan seksualnya akan dibilang secagai cewek nakal. Sedangkan nggak untuk cowok.

Tag

Editor : Hai