Sebuah gaya lain dibawakan oleh band rock Superglad. Dari sekian banyak lagu yang telah mereka buat akhirnya terpilihlah 20 lagu yang mereka kemas dengan nuansa berbeda dalam sebuah album, Tanpa Distorsi. Berkaca dari tajuk yang mereka sematkan, begitulah kedengarannya. Buluk, Dadi, Giox dan Akbar nggak menyajikan musik mereka dengan distorsi seperti biasanya.
Yang saya suka, Superglad seakan mengajak pendengarnya untuk mengikuti jejak mereka sejak album pertama dulu. Dibuka dengan lagu Kisah Lama, lagu yang terdapat di dalam album pertama mereka di tahun 2003 lalu kemudian di susul oleh lagu lama lainnya seperti Debu, Disaksikan Bintang, Cahaya, Ketika Setan Berteman hingga Nona Malam. Tentunya juga disambut dengan lagu mereka lainnya seperti Aku Untukmu, Untuk Sementara, Demi Dosa dan yang lainnya.
Nggak ada perubahan secara siginifikan dalam aransemen di setiap lagu mereka. Semuanya dibawakan dengan nuansa akustik, cara bernyanyi Buluk pun juga disesuaikan dengan konsep yang mereka usung. Membuatnya jauh berbeda dari Superglad yang biasanya. Nyaman dinikmati untuk penyuka musik rock lokal ataupun mereka yang mungkin nggak mendengarkan Superglad sebelumnya. Banyaknya lagu nggak lantas membuat album ini menjadi membosankan kok, saya pribadi sih seru dengerin satu per satu lagu yang dibawakan dengan sentuhan berbeda.
Untuk saya pribadi nggak ada ruginya untuk memiliki album ini. 20 lagu yang dikemas secara berbeda dari salah satu band rock kenamaan tanah air apalagi dengan banderol 25ribu perak saja.