Tembakkan Gas Air Mata di Kekalahan Arema Fc Jelas Melanggar FIFA, Menpora Berharap Sepakbola Indonesia Nggak Kena Sanksinya

Minggu, 02 Oktober 2022 | 12:12

Perusuh yang masuk ke lapangan hijau, stadion Kanjuruhan

HAI-Online.com-Penggunaan gas air mata dalam pertandingan Liga 1 2022/2023 antara Arema Fc dan Persebaya menyebabkan terjadinya Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, padaSabtu (1/10/2022) kemarin.
Tembakan gas air mata di akhir pertandingan itu jelas telah melanggar aturan FIFA, terlebih lagi penembakan gas air mata di koridor stadion jugamenjadi penyebab panik ribuan penonton sehingga tragedi Stadion Kanjuruhan tak bisa dielakkan.
Dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Saferty dan Security Regulations), gas air mata dijelaskan tidak diperbolehkan.

Maka tindakan pelepasan gas air mata dalam kericuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya adalah bentuk pelanggaran keras dari aturan FIFA.

Baca Juga: Renggut Ratusan Nyawa Supporter, Arema FC Siap Bantu Korban Kerusuhan Stadion Kanjuruhan

Pada pasal 19 b soal pengaman di pinggir lapangan. Lebih tepatnya tertulis di pasal 19 b soal pengaman di pinggir lapangan.

"No fierarms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," tulis aturan FIFA.

Jika mengacu pasal 19 b tersebut, pihak keamanan laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan melanggar aturan FIFA, sehingga menyebabkan terjadinya Tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan Aremania.

Buntut dari kerusuhan tersebut PT LIB sebagai penyelenggara memutuskan untuk menghentikan Liga 1 2022/2023selama sepekan.

Sanksi lainnya, Indonesia juga dikabarkan berada di ambang sanksi FIFA akibat gas air mata yang ditembakkan ke perusuh dan penonton di Stadion Kanjuruhan.

Padahal, Indonesia tengah bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-202023, yang bakal diselenggarakan di enam kota, yaitu Jakarta, Bandung, Solo, Palembang, Surabaya, dan Bali.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali berharap tidak ada keputusan yang merugikan Indonesia dari FIFA buntut dari Kerusuhan tersebut.

Usai menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa ke para korban meninggal di kerusuhan Kanjuruhan, Kemenpora mengharapkan hal lain dari kasus tersebut.

"Semoga kita tidak disanksi FIFA atas peristiwa ini mengingat tahun depan kita akan menyelenggarakan FIFA World Cup U-20 2023," kata Menpora.

Lebih lanjut, Menpora Zainudin Amali juga berharap agar edukasi kepada suporter dilakukan secara masif.

"Saya juga sangat prihatin atas kejadian ini apalagi sementara penyebabnya karena tidak terima timnya kalah, tidak boleh seperti itu. Ini olahraga, ini pertandingan, hari ini bisa menang besok bisa kalah sehingga edukasi kepada penonton itu harus lebih dilakukan lagi. Jadi disadarkan bahwa pertandingan olahraga baik itu sepakbola maupun cabang olahraga apa pun ada yang menang, ada yang kalah,” jelasnya.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 127 Orang, Suporter Panik dan Sesak Akibat Tembakan Gas Air Mata

Menpora Amali tak menginginkan hal tersebut terjadi lagi. "Karena begitu sudah kita bebaskan pertandingan sepakbola dengan boleh ada penonton yang tadinya tanpa penonton, kemudian ada permintaan masyarakat supaya ada penontonnya tapi tidak bisa dijaga dengan baik, kan gimana?

"Sehingga edukasi-edukasi kepada para suporter dan penonton itu harus lebih dilakukan lagi, disadarkan bahwa pertandingan olahraga baik sepakbola atau cabang olahraga apapun pasti ada yang menang dan ada yang kalah, sehingga apapun itu harus diterima," tegas Menpora lagi sambil mengucap bela sungkawa lagi.

"Saya sekali lagi sangat menyesal dan menyayangkan kejadian itu apalagi sampai korban meninggalnya banyak,” ujarnya lagi.

(*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya