HAI-Online.com - Empat mahasiswa teknik asal Universitas Brawijaya berhasil menciptakan energi listrik dari memanfaatkan limbah kulit jeruk dan dinamai Microbial Fuel Cell.
Ketua timnya, Ester Bonita menjelaskan, latar belakang topik karyanya ini berawal dari permintaan listrik yang terus meningkat 4,6 persen setiap tahunnya.
Hal tersebut menimbulkan adanya krisis energi di masa depan nanti. Maka dari itu, solusi yang diperlukan yakni energi alternatif.
Di sisi lain, limbah olahan jeruk sampai saat ini masih belum begitu banyak dimanfaatkan. Padahal, limbah jeruk punya kandungan asetat yang dapat menghasilkan konduktivitas sehingga berpotensi sebagai pembangkit energi listrik.
Limbah kulit jeruk ini nantinya akan dimanfaatkan kadar asetatnya untuk menghasilkan konduktivitas yang lebih besar di Microbial Fuel Cell (MFC).
Dalam proses pembuatannya, kulit jeruk ditambah air, larutan buffer, EM4 sebagai mikroorganisme, dan Glukosa sebagai nutrient.
Baca Juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya Bikin Eggshell Candy, Permen Sehat Kaya Kalsium dari Cangkang Telur
“Proses ini disebut preparasi substrat Citrus Processing Waste Water (CPWW),” ujar Ester dilansir dari laman UB, Jumat (2/9/2022).
Harapannya, kombinasi CPWW pada MFC dan anoda termodifikasi komposit Carbon Nanotube (CNT)/TiO2 dapat meningkatkan densitas daya yang dihasilkan.
Ester menyebut kalau penelitian ini baru selesai tahap uji stabilitas substrat CPWW, perakitan reaktor MFC, pembuatan anoda yang akan dimodifikasi dengan komposit Carbon Nanotube (CNT)/TiO2.
“Sekarang sedang tahap pengujian MFC dengan 4 jenis uji yakni uji luas area, uji power density, uji voltase, dan uji performa,” lanjutnya.
Kemudian, data yang dihasilkan dari pengujian tersebut nanti akan dianalisis dan disajikan dalam penyusunan laporan kemajuan, laporan akhir, dan artikel ilmiah sebagai luaran penelitian.
Bagi Ester dan timnya, penyediaan bahan seperti membran yang harus diimport dari luar negeri butuh proses yang cukup lama, sehingga ini menjadi tantangan terberat.
“Tetapi hal tersebut bisa dilalui salah satunya karena dosen pembimbing kami yaitu Bapak Ir. Bambang Poerwadi, M.S yang telah membantu kami mencari vendor luar yang dapat menyediakan bahan yang kami butuhkan,” pungkasnya.
Ia mengatakan timnya berhasil mendapat hak cipta atas program yang mereka lakukan dan dikemas dalam bentuk buku panduan/petunjuk.
Harapannya, buku tersebut dapat membantu penelitian sejenis ke depannya.
Tim yang diketuai Ester dan tiga anggota lainnya seperti Ivan Dwiharyo, Kharisma Firdaus dan Agda Naufal berhasil lolos pendanaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.
Mereka lolos dengan mengusung karya berjudul “Pemanfaatan Citrus-processing Wastewater pada Microbial Fuel Cell sebagai Pembangkit Listrik Menggunakan Anoda Termodifikasi Komposit Carbon Nanotube/TiO2.” (*)