Kasus Pencurian Mariana Vs Pegawai Alfamart Diduga Kleptomania, Begini Penjelasan Pakar Unair

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 13:00
Kompas.com

Kasus Dugaan Pencurian Cokelat di Alfamart Tangerang diduga karena kleptomania.

HAI-Online.com - Dosen Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Margaretha SPsi PGDipPsych MSc, sebut kasus pencurian antara Mariana dengan pegawai Alfamart diduga karena kleptomania.

Bicara soal kleptomania, Margaretha menjelaskan gangguannya mulai dari penyebab, gejala, cara mengobati , sampai pencegahannya.

Baca Juga: Mampu Beli tapi Pilih Mencuri, Ini Lho 4 Ciri-ciri Orang yang Idap Kleptomania

“Menurut data statistik Buku Panduan Penegakan Diagnosa oleh American Psychiatric Association pada 2013, kleptomania itu ada sekitar 0,3-0,6 dari populasi manusia dan sekitar 5 persen pencurian itu dilakukan oleh orang yang memiliki kleptomania,” terang Margaretha dikutip dari laman Unair, Sabtu (20/8/2022).

Sehingga, menurut Margaretha, untuk tahu Mariana sebagai pengidap gangguan kleptomania atau bukan, perlu penelusuran lebih lanjut untuk mengetahui niatnya dalam mencuri coklat di Alfamart tersebut.

Pengertian Kleptomania

“Kleptomania adalah salah satu sindrom atau gangguan mental gangguan psikologis, yang membuat orang kesulitan untuk mengelola dirinya sehingga berulang kali mencuri atau mengambil barang milik orang lain,” jelasnya.

Dalam hal ini, mencuri atau mengambil barang milik orang lain yang dimaksud sebenarnya bukanlah barang-barang yang dibutuhkan, melainkan yang diinginkan.

Baca Juga: Kleptomania Trending, Simak Nih 3 Selebriti yang Pernah Mengidapnya!

Padahal sebenarnya, barang yang diinginkan tersebut mampu dimiliki oleh pengidap gangguan kleptomania secara normal dengan membeli.

“Jadi ini lebih tentang impuls, kesulitan mengelola impuls,” terangnya.

Penyebab Kleptomania

Margaretha juga menjelaskan, penyebab gangguan kleptomania ini karena adanya obsesi atau keinginan berulang untuk memiliki barang orang lain.

“Mengapa orang bisa punya keinginan untuk memiliki barang orang lain? Biasanya ini terkait dengan kondisi stress atau kondisi yang memicu munculnya perilaku mencuri,” terangnya.

Ia melanjutkan, kondisi stress yang memicu munculnya perilaku mencuri secara umum disebabkan oleh beberapa faktor.

Pertama, faktor biologis seperti orang yang rentan stress karena di dalam tubuhnya kekurangan zat neurotransmitters, hormon serotonin, dan zat-zat lain yang masih dalam tahap penelitian.

Kedua, faktor psikologis karena orang-orang dengan gangguan kleptomania biasanya memiliki gangguan psikologis lain atau komorbid seperti gangguan kepribadian, penyalahgunaan zat seperti alkohol dan zat adiktif lainnya, serta gangguan mood seperti depresi atau bipolar.

“Ini bisa penyebab, tetapi ini juga bisa dampak. Orang-orang ini karena mereka gagal menghentikan perilaku mencuri, mereka bisa jadi stress dan depresi,”

“Akan tetapi sebaliknya, jika mereka nggak mencuri mereka bisa stress dan depresi karena kompulsnya sangat obsesi dan kompulsinya sangat kuat. Mikir terus menerus dan ingin melakukan. Kalau dihentikan pun mereka bikin jadi nggak bahagia dan stress,” pungkasnya.

Gejala Kleptomania

Margaretha juga menjelaskan, lima kriteria diagnostik yang harus terpenuhi seluruhnya atau gejala pengidap gangguan kleptomania.

Pertama, kegagalan berulang dalam menghentikan impuls untuk mencuri barang orang lain yang sebenarnya bukan hal yang mendasar yang diperlukan atau sebenarnya ia memiliki kemampuan membeli barang tersebut.

Kedua, munculnya tekanan atau stress yang begitu tinggi sebelum ia mencuri sehingga mencuri yang dilakukan bukan sesuatu yang direncanakan.

Ketiga, setelah ia mencuri muncul kepuasan, kenikmatan, dan kelegaan.

Keempat, mencuri yang dilakukan bukan untuk balas dendam dan bukan untuk mendapat keuntungan. Bahkan terkadang, barang yang ia curi ia bagikan kepada orang lain karena yang penting baginya adalah proses mencuri itu sendiri.

Kelima, mencuri yang dilakukan bukan karena ia memiliki masalah sosial atau gangguan lain seperti masalah perilaku, bipolar dalam fase mania, dan gangguan kepribadian lainnya.

Pengobatan Kleptomania

Lalu menurut Margaretha ada dua cara mengobati gangguan kleptomania.

Pertama dengan cara mengontrol obsesi. Sebab, dengan mengontrol obsesi dapat mengendalikan kompulsi serta mencegah perilaku mencuri. Mengontrol obsesi ini dapat dilakukan dengan pendekatan terapi kognitif dan perilaku.

Sedangkan yang kedua dengan terapi komorbid dari gangguan kleptomania itu sendiri. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya