HAI-Online.com-Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade Informatika Internasional atau International Olympiad on Informatics (IOI) ke-34 di Yogyakarta berhasil meraih tiga medali perak dan lima medali perunggu.
Penyelenggaraan Olimpiade Informatika Internasional ini telahberakhir pada Senin (15/8/2022) kemarin.
Digelar secara hybrid, para pelajar dari 90 negara yang ikut berkompetisi secara langsung maupun daring merupakan talenta-talenta muda digital dunia yang punya peran mengubah dunia lebih baik dengan semangat kemanusiaan.
Atas keikutsertaan dalam ajang ini, para talenta muda digital dari berbagai belahan dunia diajak mengembangkan teknologi yang dapat membantu kemanusiaan.
Seperti yang disampaikanPresiden IOI Benjamin Burton dalam acara penutupan di Ramayana Ballet Dance Open Air, Candi Prambanan, Yogyakarta, kemarin, ia mengajak semua peserta untuk terus mengembangkan kompetensi di bidang informatika.
"Kita bisa menjadi bagian dari perubahan. Gunakan kepintaran dan kekuatan kalian untuk mengubah sesuatu yang baik bagi kemanusiaan,“ ucap Benjamin.
Penutupan IOI ke-34 di Yogyakarta pada 7-15 Agustus ke.arin juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Dalam kesempatan ini, Muhadjir juga menyerahkan secara estafet penyelenggaraan IOI ke-35 tahun 2023 kepada Hongaria.
Dikutip dari Harian Kompas, Muhadjirmenyampaikan apresiasi kepada semua peserta IOI, baik yang mengikuti secara daring maupun luring. Indonesia sebagai tuan rumah berhasil mempersembahkan tiga medali perak dan lima medali perunggu dari dua tim pejalar Indonesia.
“Ini merupakan bukti bahwa kita semua sebagai masyarakat global memiliki semangat tinggi untuk kembali bangkit dari tantangan, tidak menyerah pada situasi yang penuh keterbatasan,“ ujar Muhadjir.
Muhadjir juga mengatakan, IOI menjadi salah satu wujud kekuatan ilmu dan pendidikan dengan tekad kebersamaan serta kolaborasi yang selaras dengan semangat dalam Presidensi G20 tahun 2022.
“Indonesia mengajak negara-negara bergotong royong memulihkan pendidikan, terutama untuk mempersiapkan para pelajar menjawab tantangan masa depan dengan pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni,“ ujarnya lagi.
Pada perhelatan IOI kali ini, total medali yang diperebutkan sebanyak 30 medali emas, 59 medali perak, dan 91 medali perunggu. Selain itu,honorable mentiondiserahkan kepada 36 peserta.
Sebagai tuan rumah, Indonesia mengirimkan dua tim (Tim Indonesia I dan II) yang masing-masing terdiri atas empat orang.
Tim I terdiri dari Albert Yulius Ramahalim (SMA Katolik Ricci I Jakarta Barat (perak), Joseph Oliver Lim dari SMAK 1 Penabur Jakarta (perak), Juan Carlo Vieri dari SMA Intan Permata Hati Surabaya (perunggu), serta Maximilliano Utomo dari SMA Xin Zhong Surabaya (perunggu).
Adapun Tim II terdiri dari Vannes Wijaya dari SMAN 8 Pekanbaru (perak), Albert Ariel Putra dari SMA Kristen Petra 4 Sidoarjo (perunggu), Matthew Allan dari SMA Kanisius Jakarta (perunggu), dan Andrew dari SMA S Sutomo 1 Medan (perunggu).
Selain berkompetisi, para peserta juga menikmati berbagai kegiatan untuk mengenal kebudayaan Indonesia.
Peserta IOI diajak untuk menikmati pertunjukan budaya di Ramayana Ballet Dance Open Air, Candi Prambanan, Yogyakarta.
PelaksanaTugas Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Asep Sukmayadi menyampaikan, acara penutupan IOI sengaja digelar dengan konsep terbuka (open air) yang memadukan unsur teknologi dan budaya untuk memberikan atmosfer berbeda kepada para peserta.
“Kita berharap peserta dapat atmosfer berbeda, dari yang biasanya tertutup, sekarang terbuka, dan pertunjukannya dikemas dengan gabungan dari koreografi tari danvisual multimedia,” kata Asep.
Pertunjukan budaya dalam sajian tari kolosal yang dipadukan dengan rangkaianvideo mappingtentang perkembangan teknologi dari masa prasejarah sampai hari ini dikemas dengan apik.
Pada momentum ini, peserta dapat menyaksikan perkembangan dan inovasi teknologi yang telah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. (*)