Lulus dengan IPK 3,99, Michael Agung Nugroho Bagikan Tips Memaksimalkan Waktu

Selasa, 02 Agustus 2022 | 08:15
Dok. laman ITB

Lulus Dengan IPK 3,99, Michael Agung Nugroho Bagikan Tips Cara Memaksimalkan Waktu

HAI-Online.com - Salah satu mahasiswa ITB, Michael Agung Nugroho, berhasil menjadi Wisudawan Juli ITB 2022 dengan IPK tertinggi, yakni 3,99 pada Wisuda Ketiga ITB Tahun Akademik 2021/2022.

Agung merupakan mahasiswa prodi Teknik Dirgantara, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) angkatan 2018.

Selama kuliah, Agung cukup banyak menghabiskan waktu di UKM Catur Percama ITB.

Sebagai seorang introvert, Agung mengaku suka olahraga catur karena ia bisa mengasah pikirannya seraya membangun hubungan dekat dengan teman-temannya.

Selain itu, ia juga terganbung dalam Aksantara ITB.

Pada tingkat 3, Agung dan tim sempat ikut lomba Kontes Robot Terbang Indonesia divisi vertical take off landing (VITOL) dan berhasil merakit robot UAV yang mampu diterbangkannya secara otomatis, kendati belum berhasil jadi juara.

Baca Juga: Cilincing Flood Resilient Housing, Konsep Rumah Terapung Mahasiswa Arsitektur ITB, Bisa Jadi Solusi Banjir Jakarta!

IPK nyaris sempurna

Hanya berjarak 0,01 dari kesempurnaan, lulusan SMA Kolese Loyola Semarang ini dapat indeks tersebut lewat strategi yang cerdik.

Biasanya, komponen utama indeks kuliah mencakup UTS, UAS, dan tugas besar. Karena pengumpulan tugas besar seringkali bersamaan dengan UAS, ia fokus mengupayakan nilai tinggi di UTS sehingga nggak perlu chaos saat akhir semester.

Pada semester 2 dan 7, ia mendapat 1 indeks AB. Meski sedih, hal tersebut mengurangi tekanan untuk mendapat nilai sempurna setiap semester, sambil memotivasinya untuk menjaga dan meningkatkan nilai tersebut.

Ia membagi tugas akhir menjadi dua tahap. Agung menjalani TA tahap kedua sambil bekerja.

Uniknya, bukannya mendistraksi, justru pekerjaan Agung memotivasinya untuk menyelesaikan TA dengan baik.

Ia berprinsip setiap mengambil keputusan, pasti ada risikonya. Dan kali ini, ia mengambil keputusan mengambil TA sembari kerja.

“Kalau mau ambil keputusan harus matang dan kalau sudah diambil harus dijalankan sampai selesai,” ia menuturkan,

“Tujuan utama belajar bukan untuk IP tapi ilmunya, tetapi IP juga ‘bukti’ paham ilmu dan mengejar IP lebih [bertujuan] ke membanggakan orang tua. Karena, jujur aja, IP tinggi aku bangga, tapi aku yakin orang tua yang akan lebih bangga,” pungkasnya.

Saat ini, Agung sedang bekerja sambil menjalani fast track di ITB dan berniat melanjutkan riset yang ia lakukan di Tugas Akhir S-1 bertajuk “Meshless Steady and Transient Heat Conduction Simulation using Least Square Moving Particle Semi-Implicit Method”.

Ia juga sedang menimbang untuk melanjutkan studi ke luar negeri. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya