HAI-ONLINE.COM - Sebagai musisi asal Indonesia pertama yang tampil di Coachella pada 2010 silam, Dougy Mandagi tergabung dalam grup band rock alternatif The Temper Trap, yang mana doi juga punya project sendiri dalam bermusik dengan nama Bloodmoon. Dari project solonya itu juga doi bikin soundtrack untuk FIFA lho.
Dulunya, Dougy menjajaki karir musiknya di Berlin bersama Temper Trap, namun dijelaskan kepada HAI bahwa musisi kelahiran Bitung itu udah mulai stay di Indonesia (lebih tepatnya di Bali), kurang lebih sejak tiga bulan, dengan menapaki karir solonya saat ini sebagai Bloodmoon.
Nama Bloodmoon sendiri dipilih olehnya untuk project solo itu karena pertimbangan ada penggemar yang suka dan nggak suka sama nama project awalnya, Motherboard.
Dougy bercerita, "Terpilihnya Bloodmoon karena kebetulan ada sebuah demo lama yang aku bikin judulnya 'Bloodmoon', dan saat aku tanya ke orang-orang, kebanyakan pada suka dengan nama itu, akhirnya dipilihlah itu," jelasnya.
Dikenal sebagaivokalis The Temper Trap, sedikit yang mengetahui kalo Dougy ini punya satu lagu yang salah satunya jadi soundtrack FIFA 22, berjudul 'Disarm'.
"Bisa masuk ke FIFA itu sebenernya aku udah punya sejarah sih sebelumnya sama FIFA. Kalo nggak salah FIFA 2011 atau 2012 mungkin. Ada lagunya Temper Trap yang juga masuk FIFA," jelas Dougy saat HAI bertanya tentang awal mulanya lagu doi bisa menjadi salah satu soundtrack FIFA.
"Latar belakangnya gimana mereka (pihak FIFA) bisa tau Bloodmoon, aku kurang tau juga sih, cuma kayaknya sih ada salah seorang koneksi managerku yang ngajuin lagunya gitu. 'Oh ini ada artis baru yang mau kerja sama yitu Bloodmoon, vokalisnya Temper Trap, ini dia ada lagu baru', kayaknya sih begitu jalan ceritanya," tambah Dougy.
Dijelaskan juga kalo lagu tersebut menjadi soundtrack FIFA 22 sebelum 'Disarm' dirilis di berbagai platform music digital, malah memang masuk FIFA 22 terlebih dahulu.
Baca Juga: Ello Jadi Vokalis Dewa 19, Andra: Gue Lebih Cocok Tanding FIFA Sama Dia
'Disarm' sendiri baru dirilis pada 2022, sedangkan soundtrack itu masuk ke dalam FIFA 22 di 2021.
Setelah 'Disarm' masuk soundtrack itu, dibenarkan oleh Dougy kalo itu berdampak banget untuk 'Disarm' setelah dirilis ke publik melalui platform music digital.
"Sebelum secara resmi dirilis, orang udah pada dengerin dan bahas di YouTube gitu, nebak-nebak 'Ini suaranya familiar', jadi itu kayak semacam promosi gitu," jelasnya.
Funfact, walau lagunya jadi soundtrack FIFA 22, Dougy emang sosok cowok yang seneng bola, tapi ternyata nggak terlalu mengikuti banget.
Bloodmoon menjadi project setelah kurang lebih 6 tahun vakum dari The Temper Trap, di waktu itu ternyata Dougy tetap sibuk dan aktif dalam bermusik.
"Aku masih tetap sibuk di project solo. Awal-awalnya sih arahnya lebih ke indie band, habis itu aku ngerubah lagi karena kayaknya itu terlalu dekat dengan Temper Trap, aku pengen tantangan baru lagi. Akhirnya bikin lagi Motherboard, tapi itupun masih sedikit dekat dengan Temper Trap," ujar Dougy.
Baca Juga: Lagu 'Kupu Biru', Cerita Slank Gagal Bikin Project Theatrical Music
Setelah itu Dougy bekerja sama dengan salah seorang produser Jono Ma, yang merupakan founding duo kreatif Jagwar Ma, hingga terciptalah 'Disarm' yang bagi Dougy itu adalah karya yang jauh berbeda dari karya-karya sebelumnya yang udah pernah doi bikin.
"Di sana aku bingung, 'Disarm' beda banget sama lagu-lagu yang udah pernah aku bikin, jadi bingung. Aku udah punya kumpulan lagu, udah di mix, nah mau ngeluarin EP, trus aku bikin satu lagu ini (Disarm) yang beda banget. Aku dan semua tim ku setuju bahwa 'Disarm' adalah lagu yang paling bagus dari yang lainnya, tapi aliran emang beda. Akhirnya aku ngikutin aliran 'Disarm' ini," jelas Dougy.
Untuk interview lebih lengkapnya, lo bisa langsung nonton video di bawah ini ya sob!