Padahal tindakan suporter Indonesia itu bisa berujung sanksi bagi PSSI.
Menurut kode disiplin dan etik AFC, Indonesia bisa dapat sanksi 5.000 dollar AS (setara Rp74 juta) untuk tiap flare yang menyala.
Baca Juga: Ubah Kebiasaan Lama Merawat Gigi, NCT 127 Ajak Lo Pakai Inovasi K-Oral Care Pertama di Indonesia
Lantas mengapa flare dilarang di stadion saat pertandingan sepak bola digelar?
1. Bukan pada tempatnya
Flare digunakan sebagai tanda darurat, penerangan, dan bahkan alat pertahanan militer.
Faktanya flare dirancang untuk tidak mudah padam dan awalnya digunakan untuk keadaan darurat di laut atau pulau.
2. Bahaya kesehatan
Panas tinggi dari pembakaran flare bisa menyebabkan luka bakar jika terkena bagian tubuh yang tidak terlindungi.
3. Suhu Panas dari flare
Flare terbuat dari bahan kimia berbahaya dimana suhu terpanasnya bisa mencapai 1600 derajat celcius.
4. Flare memakan korban
Banyak kasus terjadi akibat flare dk stadion, contohnya pada 2013 anak 14 tahun meninggal di Brasil karena flare.
Catatan 2017, suporter timnas Indonesia asal Jakarta Timur juga meninggal akibat terkena ledakan flare.
Faktanya FIFA dan PSSI telah memberikan aturan terkait larangan penggunaan flare di pertandingan sepak bola resmi. Aturan FIFA soal flare ada dalam pasal 52 huruf c butir i tentang FIFA Stadium Safety and Security Regulations.
Sementara di kompetisi lokal, PSSI juga telah mengatur terkait penggunaan flare dalam Kode Disiplin PSSI Pasal 70 ayat (1).
Sanksi terhadap penggunaan flare diatur dalam Lampiran 1 Kode Disiplin PSSI 2018:
- Rp50 juta untuk 1 kali penyalaan
- Rp100 juta untuk 2-5 kali penyalaan
- Rp200 juta untuk >5 kali penyalaan