Fakultas Vokasi UKI Bakal Adakan Mata Kuliah Krypto untuk Belajar Aset Digital

Sabtu, 18 Juni 2022 | 09:34
Sobry HAI

Fakultas Vokasi UKI Bakal Adakan Mata Kuliah Krypto untuk Belajar Aset Digital

HAI-Online.com- Menyesuaikan tren masa kini, mahasiswa Fakultas Vokasi di Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) bakal mendirikan Pojok Krypto.

Bekerjasama dengan Tokocrypto, kampus UKI Jakarta bakal membangun sebuah ekosistem inovasi dan literasi dalam mendukung transformasi teknologi blockchain dan aset kripto.
Bisa dibilang, Pojok Kripto ini bakal menjadi pusat inovasi pembelajaran ekosistem blockchain pertama di Jakarta yang bakal bisa dimanfaatkan sebagai objek riset dan inovasi mahasiswa.
Tidak menutup kemungkinan juga, kemitraan UKI dengan Tokocrypto ini bakal mengadakan mata kuliah krypto untuk mahasiswa belajar lebih dalam mengenai aset digital.
"Kerjasama strategis terdekat kami saat ini adalah membuat sebuah pojok krypto yang akan menjadi sarana informasi mahasiswa untuk mengenal teknologi blcokchain dan aset krypto," kata Teguh Kurniawan Harmanda, selaku Chief Operating Officer (COO) Tokocrypto saat ditemui di Kampus UKI Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Dengan menandatangi kontrak kerjasama setahun, pihaknya mengatakan pendirian Pojok Kripto di lingkungan kampus merupakan bentuk upaya Tokocrypto untuk meningkatkan literasi dan memberikan kontribusi positif bagi Indonesia melalui pemanfaatan teknologi blockchain.
Pendirian pusat penelitian dan pengembangan tersebut juga nantinya diharapkan dapat memberi akses kepada seluruh Sivitas Akademika di UKI untuk menbantu perkembangan ekosistem Blockchain.
"Lewat edukasi kami ingin mengubah kehidupan melalui teknologi blockchain dan aset kripto, Tokocrypto berkomitmen untuk terus tumbuh dan mengembangkan layanan inovatifnya melalui peningkatan literasi yang tinggi di masyarakat. Kami bangga menyambut kolaborasi dengan UKI sebagai kelanjutan komitmen kami untuk meningkatkan literasi dan inovasi teknologi blockchain dan kripto di Indonesia," kata Manda lagi.
Dikatakannya, pihak Tokocrypto akan mendukung segala bentuk penelitian yang dilakukan dosen dan mahasiswa UKI berkaitan dengan teknologi yang kini dikembangkannya.
Dekan Fakultas Vokasi UKI, Maksimus Bisa menilai kolaborasi dengan Tokocrypto ini menjadi langkah baik dan penting.
Diakuinya meski masih baru mendidik selama dua tahun, mahasiswa Fakultas Vokasi UKI sudah disiapkan menjadi talenta digital yang menyerap ilmu kebaruan.
Maksimus menyatakan pihaknya akan memersiapkan calon personal yang siap bekerja dan bahkan membuat lapangan pekerjaan di duni digital.
Melalui kerja sama ini pula, diharapkan Sivitas Akademika UKI bisa mengembangkan pengetahuannya dan dapat mereka aplikasikan secara langsung dalam dunia nyata.
"Kami berharap mahasiswa, dosen, ataupun peneliti bisa memanfaatkan fasilitas ini untuk melakukan penelitian. Selain itu diharapkan dapat menghasilkan talenta terbaik dalam membangun dan mengembangkan industri aset kripto di masa depan," kata Maksimus.
Untuk diketahui, kehadiran Pojok Kripto di UKI merupakan innovation center ketiga yang didirikan oleh Tokocrypto berkolaborasi dengan perguruan tinggi. Sebelumnya, Pojok Kripto telah berdiri di Telkom University dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Nah, kolaborasi Tokocrypto bersama UKI ini juga akan memudahkan mahasiswa, dosen dan kalangan peneliti untuk mempelajari lebih jauh memahami teknologi blockchain, NFT, DeFi, GameFi dan lainnya dengan tepat.
Selain menghadirkan Pojok Kripto, Tokocrypto juga akan menyediakan kurikulum dan mengadakan seminar, workshop serta program magang untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa di dunia kerja, khususnya terkait sektor blockchain.
"Bentuk dan kelanjutan kerjasama ini akan ada pelatihan dan pembelajaran, juga FGD dalam waktu dekat. Di dalamnya tentu ada program bitcoin dan pembelajaran komputer," kata Dimas penanggung jawab program Beat dari Tokocrypto ini di acara yang sama.
Menurutnya pembelajaran krypto di lingkungan mahasiswa membutuh tools dasar dan training intensif untuk melatih peserta bagaimana mengelola bentuk uang digital.
"Mata uang ini nggak dapat dipegang atau diraba tapi bisa dilihat dalam kode komputer. Karena perlu untuk diadakan seminar atau kuliah umum dan ke depan ada mata kuliahnya, kami sedang merancang kurikulum itu," ungkapnya.
Sebagai gambaran, jika benar pembelajaran krypto diterapkan jadi mata kuliah, ia menyarankan kuliah ino diserap bagi mahasiswa semester lima.
"Kenapa, karena perlu pengatahuan ekonomi, manajamen dan revolusi finansila terlebih dulu," ungkapnya.
Terkait kerja sama yang berlangsung, Tokocrypto juga akan mendukung penuh segala bentuk penelitian berkaitan dengan blockchain dan aset kripto untuk dosen dan mahasiswa UKI. Melalui program Tokocrypto Research Grants bisa meningkatkan sumber penelitian blockchain dan aset kripto di Indonesia, serta memfasilitasi para akademisi untuk dapat membuat penelitian dari sektor tersebut.
Kemitraan strategis ini salah satunya juga telah menjadi program TokoScholars, yakni inisiatif Tokocrypto dalam memberikan edukasi terkait ekosistem blockchain dan aset kripto. (*)

Editor : Al Sobry