HAI-Online.com - Jerawat jadi persoalan yang sering dihadapi sebagian remaja. Dan kali ini, lima mahasiswa UAJY buat salep berbahan dasar daun jamblang.
Kelima mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini yakni Pamela Felita Setiawan, Devi Alvina, Meisy, Jessica Rieko Subandriyo, dan Priska Kezia Paramitha.
Kelima mahasiswa dari Fakultas Teknobiologi UAJY ini berhasil lolos pendanaan PKM-Riset Eksakta pada 2022 dengan mengajukan topik “Salep Ekstrak Daun Jamblang (Syzgium Cumini) sebagai Penghambat Bakteri Propionibacterium acnes Penyebab Jerawat”.
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini digelar Kemenristekdikti lewat Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Pamela dan tim memilih daun jamblang karena selain punya aktivitas anti bakteri, dan beberapa senyawa lain, daun ini bisa jadi obat alternatif jerawat yang bersifat alami.
Alasan lainnya karena Indonesia negara tropis, dengan paparan sinar matahari, bisa membuat keringat dan produksi minyak berlebih yang memicu timbulnya jerawat.
Baca Juga: Viral Kabar Monster Purba Sepanjang 8.000 Km Tinggal di Laut, Begini Penjelasan Ahli
“Masalah jerawat paling sering terjadi pada remaja usia 15-18 tahun dengan prevalensi 80-85% sehingga topik ini sangat menarik untuk diangkat dan diharapkan dapat diteliti lebih lanjut untuk dijadikan salah satu solusi salep jerawat,” ungkap Pamela, dilansir dari laman UAJY.
Dalam mempersiapkan PKM, Pamela dan tim awalnya mengikuti Festival Kreativitas Mahasiswa (FKM). Lalu dari situ mereka lalu mempersiapkan soal penggalian ide, pengembangan ide, penyusunan proposal dan lainnya untuk persiapan PKM 2022.
“Sisanya, kami mempelajari tema secara mandiri, didampingi dosen pembimbing untuk mendalami materi di dalam proposal supaya dapat tersampaikan kepada reviewer dengan maksimal. Dan seluruh persiapan kami serahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,” tambah Pamela.
Lalu masuk proses mencari sebuah ide di mana salah satu referensi ide berasal dari kakak tingkat yang menurut timnya sangat menarik untuk dikembangkan yang kemudian diubah dan dikembangkan beberapa variabel untuk dibawa ke PKM 2022.
Pamela mengungkapkan, berbagai sumber atau literatur dijadikan acuan dalam membuat proposal. Setiap kemajuan progress, mereka infokan kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi dan segera direvisi.
Setelah mendapatkan pendanaan, Pamela dan tim akan melaksanakan penelitian sesuai dengan proposal yang ada dan memaksimalkan seluruh hasil serta waktu untuk menyusun pertanggung jawaban ke pemerintah dalam bentuk laporan serta presentasi PKP2.
“Ke depannya, lolosnya proposal kami dalam PKM 2022 akan kami gunakan sebagai wadah atau sarana untuk belajar dan memperoleh pengalaman,” pungkasnya. (*)