HAI-Online.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi lewat akun Instagram resminya pada Sabtu (7/5/2022), merilis daftar profesi paling menjanjikan di masa depan.
Salah satu profesi yang kemudian ramai diperbincangkan adalah Data Scientist.
World Economic Forum (WEF) dalam laporan bertajuk ‘The Future of Jobs Report 2020’ menyebutkan, data scientist bakal jadi profesi yang paling bersinar dan dibutuhkan di tahun 2025.
Sementara itu, US Bureau of Labor Statistics pada April 2022 lalu mencatat, data scientist masuk dalam daftar 20 pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat. Bahkan, pertumbuhannya diperkirakan mencapai 22 persen hingga 10 tahun kedepan.
Melihat besarnya potensi profesi ini, dua mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina, Firman Cahya Putra Adistia dan Mochammad Naufal Septifiandi, bercita-cita jadi data scientist di bidang minyak dan gas bumi (migas).
Nggak cuman membekali diri dengan kemampuan akademik, untuk mewujudkan mimpinya, keduanya aktif ikut berbagai kegiatan pengembangan diri dan kompetisi di bidang data science.
Baca Juga: Bisa Kerja di Rumah Aja, Profesi Data Scientist Masih Berkembang di Era Digital
Keduanya juga berhasil menyabet Juara 1 kategori Paper and Poster Competition pada kompetisi internasional bergengsi di bidang energi dan teknologi besutan ITB, Integrated Petroleum Engineering Festival (IPFEST).
Pada ajang tersebut, seluruh peserta ditantang buat memberikan inovasi di industri energi. Karena ketertarikan mereka di bidang data science, mereka tawarkan Machine Learning.
“Kami menawarkan solusi penggunaan Machine Learning untuk memprediksi nilai cadangan minyak atau Estimated Ultimated Recovery (EUR) di lapangan shale,” ungkap Firman dilansir dari laman Unper.
Menurut mahasiswa yang gemar melakukan coding tersebut, di industri migas, eksplorasi adalah tahap yang paling banyak memakan biaya.
“Sehingga, dengan efisiensi pengolahan data yang dilakukan, perusahaan akan menghemat waktu yang pastinya juga akan berdampak pada penghematan biaya. Target pencarian cadangan minyak juga dapat dicapai dengan lebih efisien,” jelas Firman.
Brynjolfsson dan McAfee, co-director dari MIT Initiative on the Digital Economy, dalam Harvard Business Review menyebutkan sepertiga perusahaan yang kini berada di puncak industri, mengaku lebih produktif dan lebih untung dibanding kompetitornya, berkat pengambilan keputusan berbasis data.
Nah, nggak heran, kalo data scientis jadi pekerjaan dengan penghasilan yang cukup menjanjikan di masa depan.
Untuk dapat unggul di bursa kerja, Firman juga aktif mengikuti workshop, webinar, dan bootcamp terkait data science di bidang migas.
Baca Juga: Netflix Bikin Squid Game Dunia Nyata, Kalah Nggak Mati, Menang Bawa Uang! Masih Cari 456 Peserta
Mahasiswa asal Banyuwangi tersebut, juga aktif di sejumlah organisasi seperti The Society of Petrophysicists and Well Log Analysts (SPWLA), serta tercatat memenangkan berbagai kejuaraan di bidang data science. (*)