Nggak Kunjung Sembuh dan Terasa Menyiksa, Kisah 'Manusia Pohon' yang Minta Tangannya Diamputasi Saja

Minggu, 12 Juni 2022 | 14:34
Tangkap layar AFP via Gulfnews

HAI-ONLINE.COM - Beberapa tahun lalu, pernah viral sosok Abul Bajandar, yang disebut sebagai manusia pohon.

Pria asal Bangladesh ini mengidap penyakit langka yang membuatnya menyerah.

Ayah satu anak berusia 28 tahun ini menderita sindrom manusia pohon epidermodysplasia verruciformis.

Menurut laporan Gulf News, kurang dari setengah lusin orang di seluruh dunia menerita penyakit itu.

Akibatnya, muncul kulit mirip kayu yang ditumbuh di tangan Abul Bajandar.

Sudah sebanyak 25 kali sejak tahun 2016 Abul Bajandar menjalani prosedur operasi.

Dokter pun percaya bahwa penyakit mantan penarik becak ini akan sembuh, namun nyatanya nggak.

Walaupun telah dioperasi, penyakitnya terus tumbuh kembali.

Pada Mei 2018 lalu, penyakitnya kambuh memaksanya pegi ke klinik di Dhaka.

Baca Juga: Wejangan James Hetfield Untuk Band Anaknya: Hati-hati Ninggalin Alat di Mobil, Nanti Dicolong!

Ia kemudian dirujuk rumah sakit Januari 2019 lalu karena kondisinya semakin parah.

Abul Bajandar juga sempat dikabarkan melarikan diri dari rumah sakit tempat dia dirawat tanpa memberi tahu staf rumah sakit.

“Pertumbuhannya melebar bahkan di kuku-kuku dan tangan. Saya salah telah kabur dari rumah sakit, tapi saya berharap dokter dapat menyembuhkan penyakit saya sepenuhnya,” ujarnya kepad AFP kala itu.

Nggak kuasa menahan rasa sakit itu, Abul Bajandar menyatakan dirinya ingin mengamputasi tangannya saja.

"Saya nggak bisa menahan rasa sakit lagi. Saya nggak bisa tidur di malam hari. Saya meminta para dokter untuk memotong tangan saya sehingga senggaknya saya bisa mendapatkan kelegaan," katanya kepada AFP dikutip via straitstimes.com (24/6/2019).

Sang ibu, Amina, juga mendukung keinginan anaknya itu.

"Senggaknya dia akan bebas dari rasa sakit. Ini adalah kondisi yang sangat buruk," ujarnya.

Abul Bajandar mengataan ingin pergi ke luar neger untuk perawatan yang lebih baik, tetapi ia nggak punya uang untuk menutupi biaya.

"Dia memberikan pendapat pribadinya. Tetapi kita akan melakukan apa pun yang merupakan solusi terbaik untuknya," kata Samanta Lal Sen, kepala ahli bedah plastik di Rumah Sakit Medical College Dhaka.

Pihak pemerintah Bangladesh melalui Perdana Menteri Sheikh Hasina menjanjikan perawatan gratis untuk Bajandar setelah penderitaannya jadi berita utama nasional dan internasional.

Abul Bajandar telah tinggal di ruang perawatan khusus rumah sakit hampir dua tahun selama perawatan pertamanya.

Sebelumnya pihak rumah sakit juga merawat seorang gadis muda Bangladesh yang menderita kondisi ini pada tahun 2017.

Dokter menyatakan pembedahannya sukses, tetapi ayahnya kemudian mengatakan pertumbuhan telah kembali dalam jumlah yang lebih besar.

Keluarga akhirnya menghentikan perawatan dan memilih kembali ke desa mereka.

(SUAR.ID /Ummu)

Tag

Editor : Alvin Bahar