HAI-ONLINE.COM - Nggak sedikit anak SMA yang pas lulus nggak langsung kuliah, karena nggak keterima masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di tahun tersebut.
Yap, alasannya ambil gap year, karena tahun depan mau bergelut di SBMPTN lagi. Pokoknya no PTN no party.
Anyway, mengambil gap year karena mau coba tes PTN lagi itu nggak salah, tapi sebaiknya menunda kuliah karena kita punya alasan konkret lain.
Kita udah dididik dengan pola hidup yang hampir seragam. Umur enam tahun masuk sekolah dasar, terus lanjut SMP, dan SMA tanpa jeda sekalipun.
Di usia 17 tahun, seluruh pendidikan wajib itu sudah kita tuntaskan.
Lulus dari masa putih abu-abu, kita semua langsung sibuk nyari kampus terbaik untuk jurusan pilihan kita. Nggak kasih kendor sedikit pun.
Nggak ada salahnya sih, tapi kita juga sebenarnya udah bisa untuk keluar sedikit dari jenjang hidup yang terpola itu.
Saat sudah masuk ke usia dewasa muda, dan (mungkin) udah bisa menentukan sendiri jalan hidup, menunda kuliah selulusnya SMA adalah pilihan dari diri kita. Bukan orang tua.
Tundalah kuliah karena kita yakin keputusannya justru bakal bikin lebih maju, senggaknya untuk diri sendiri.
Baca Juga: Ini 5 Keunggulan PTS yang Bikin Lo Nggak Ragu Kalo Mau Masuk Sana!
Lo bisa kenal diri sendiri lewat gap year
Ki Ageng Kindi, praktisi komunikasi yang kini menempati jabatan manajer strategi digital di sebuah biro konsultan komunikasi, cerita kalau pengalamannya dulu menunda kuliah selulus SMA adalah masa penting yang menentukan arah kariernya sekarang.
Dulu, Kindi, sapaannya, ikut workshop fotojurnalistik sambil nyambil kerja part time sebagai wartawan untuk media kawasan.
Dari situ, Kindi tahu kalau ia malah tertarik sama dunia kreatif komunikasi.
Setelah setahun, Kindi pun mantap melanjutkan kuliah di jurusan Periklanan.
Selulusnya hingga sekarang, Kindi mantap berkarier di dunianya itu.
“Menunda kuliah bikin gue punya banyak waktu untuk memastikan apa yang gue mau dan mencari tahu ada pilihan apa aja untuk yang gue mau itu,” papar Kindi.
Lanjut kerja juga boleh, pengalamannya bakal berharga!
Kompetensi yang kita dapet selama sekolah 12 tahun udah cukup, lho untuk kita pakai untuk bekerja. Tentu belum untuk kerjaan yang besar, sih, tapi seenggaknya bisa mengantar kita untuk belajar dan menyerap pengalaman kerja segede-gedenya.
Pilhan inilah yang diambil oleh Kristian Steven, lulusan SMA Tarsisius II Jakarta Barat beberapa tahun lalu.
Cowok yang punya ambisi untuk menjadi seorang entrepreneur sukses ini memang berniat untuk menimba pengalaman kerja sebanyak-banyaknya dulu di bidang bisnis sebelum kuliah.
Mumpung ada kesempatan, katanya.
Nggak lama setelah selesai UN , cowok berkacamata ini mendapat tawaran kerja di sebuah perusahaan retail penjual Batik di bagian keuangan.
Cowok yang ngaku nggak doyan sama pelajaran Akuntansi sewaktu SMA ini akhirnya akrab juga sama angka-angka dan pembukuan karena pekerjaannya adalah data entry.
“Bagi gue pengalaman itu penting. Apalagi gue kan memang pengen jadi pengusaha ritel juga nantinya,” tegas cowok yang saat itu mendapat gaji UMR tiap bulannya.
Kemantapan untuk lanjut kerja setelah SMA ini ia dapat setelah di kelas XI sekolahnya mewajibkan tiap murid untuk menjalani PKL selama seminggu.
Saat itu selama setahun Steven fokus kerja sebelum akhirnya berkuliah di jurusan Bisnis.
“Gue sebenernya (dulu) udah merencanakan kuliah. Udah hampir diterima juga di UPH, tapi gue memilih untuk bekerja saja dulu. Tahun depannya gue baru kuliah,” papar pehobi sepak bola yang ngaku bisa kenal banyak link gara-gara gabung ke komunitas fans Manchester United ini.
See, menunda kuliah bukanlah sebuah aib yang mesti kita hindari. Apalagi kalo dilakukan cuma untuk menanti tes PTN doang, sayang banget sih.
Menunda kuliah justru bisa jadi masanya kamu mencari jalan untuk menuju cita-citamu yang sebenarnya.