"Hari pertama saya ketemu SimpleMan di MD," kata Awi dikutip dariYouTubeTS Media.
"Dia langsung bilang 'mas ini cerita kisah nyata, 80 persen saya tulis apa adanya, 20 persen saya ubah-ubah untuk menutupi tempat, nama orang, nama kampus, gitu dia bilang," lanjutnya.Setelah mendengar cerita dari SimpleMan, Awi menyatakan diri bahwa dia sama sekali tidak meragukan cerita tersebut alias percaya hampir seratus persen.
"Ya sudah saya enggak pertanyakan itu," ujar Awi, secara tidak langsung menjawab tudingan bahwa kisah di Twitter bagian dari trik marketing filmnya.
"Saya percaya aja SimpleMan bilang kejadian di kota A, kita buka bareng di Google Map kota A, saya ke sana lihat. Saya nggak pernah meragukan itu sih," sambungnya.
Awi kemudian mendatangi desa yang dimaksud oleh SimpleMan itu dan melihat desa tersebut sudah berbeda dengan yang digambarkan SimpleMan, mengingat kejadian itu sudah berlalu cukup lama.
"Ada (desanya), cuma udah tidak sesuaithread-nya, kalo di thread-nya kan 10 tahun lalu aku rasa, belum masuk listrik, rumah masih kayu, jerami, lantai tanah," kata Awi.
"Waktu kita ke sana udah maju, udah tembok, udah keramik, ada AC-nya, ada listrik," jelasnya lagi.
Sutradara Danur Universe itu juga mengatakan, cerita tentang dua orang mahasiswa yang meninggal dunia itu benar adanya.
"Dua yang beneran meninggal," tutur Awi.
"(4 orang) ada, justru si SimpleMan mendapat cerita awalnya dia bilangnya tante atau bude yang di film ini nama karakternya Widya. Widya bilang 'tapi saya udah banyak lupa, kalau mau interview temen-temen bude,' diinterviewlah si karakter Nur," imbuh Awi.
"Totally believe it.Saya sangat-sangat percaya dengan SimpleMan," ujar Awi.
"Sebagai sutradara kalau kita punya seorang narasumber, kita harus percaya padanya, kalau enggak (percaya), ya apa yang kita lagi buat kan?," sambungnya. (*)