4 Fakta Soal Multiverse Dari Sisi Sains, Nyata Atau Cuma Ada di Film Aja?

Jumat, 20 Mei 2022 | 10:35
Marvel Studios

Doctor Strange in the Multiverse of Madness

HAI-ONLINE.com - Fakta terbaru datang dari latar film “Doctor Strange in The Multiverse of Madness” (DSMM) yaitu dengan menggunakan konsep “Multiverse” atau dapat juga dikenal dengan multisemesta.

Selaras dengan judulnya, Film yang baru tayang di Bioskop Indonesia sejak awal Mei 2022 ini mengusung multiverse atau multisemesta sebagai latar ceritanya. Kira-kira apa ya konsep multisemesta itu?

HAI telah merangkum beberapa fakta tentang multisemesta nih:

Meski nggak asing lagi, multisemesta yang pernah digunakan dalam film “Spider-Man: No Way Home (2021)” ini ternyata jika dilihat secara ilmiah masih berupa hipotesis yang belum bisa dibuktikan keberadaannya.

Dengan menggunakan konsep multisemesta, perpindahan antarsemesta seolah menjadi hal nyata dan mudah dilakukan lewat film.

Secara sederhana, multisemesta memiliki arti banyak semesta, bahkan sampai tidak terhingga.

Awalnya, konsep banyak semesta itu digagas oleh filsuf Yunani Chrysippus pada abad ketiga masehi.

Namun, mengalami kendala karena pijakan sains yang belum berkembang saat itu.

"Pijakan sainsnya baru ada di era modern ini," kata Ferry M Simatupang, dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung, Selasa (17/5/2022).

Akhirnya landasan sains multisemesta ini mulai berkembang pada 1950-an oleh Erwin Schrodinger yang mengenalkan konsep superposisi kuantum.

Baca Juga: Jodie Comer Bakal Bintangi Film Thriller Apokaliptik Garapan Benedict Cumberbatch

Dari situ dilengkapinya landasan matematis dan diterapkan hukum sebab-akibat sebagai konsekuensi keberadaan multisemesta sehingga memperkuat konsep multisemesta.

Perkembangan itu membuat konsep multisemesta menjadi kajian banyak bidang keilmuan, yaitu filsafat, fisika teoritis, kosmologi, astronomi, matematika, psikologi transpersonal, hingga sastra dan seni.

Dengan memiliki banyak model, Ferry mengemukakan bahwa model yang digunakan dalam film DSMM itu adalah model interpretasi banyak dunia (many-world interpretation/MWI) yang diklasifikasi oleh Max Tegmark.

Model tersebut ketika semesra berhadapan dengan sebuah pilihan dan berbagai kemungkinan, maka semesta akan terpecah menjadi semesta baru sebanyak jumlah kemungkinan pilihan yang tersedia.

Setiap pecahan alam semesta baru itu yang akan membentuk semesta utuh dengan satu jalur sejarah tersendiri.

Hal itu mulai tergambar dalam film “Iron Man (2008)” ketika Tony Stark mendapat serangan granat di awal film.

Serangan itu membuat Stark menghadapi dua kemungkinan, mati atau selamat. Saat itu, semesta pun terpecah dua.

Pertama adalah semesta yang dimiliki oleh Stark yang selamat dan akhirnya menjadi Iron Man.

Sementara yang kedua adalah semesta yang membuat Stark tidak bisa diselamatkan dan tidak mengenal Iron Man.

Semesta itu pula yang menjadi semesta 838 dan digambarkan dalam DSMM karena di semesta ini nggak ada Iron Man sebagai anggota Illuminati.

Ethan Siegel, Astrofisikawan, menegaskan bahwa ide multisemesta bukanlah teori ilmiah yang berdiri sendiri lewat tulisannya di Forbes, 17 Juli 2018.

Konsep ini adalah konsekuensi teoretis dari hukum fiiska yang paling dipahami saat ini.

Namun, teori ini tetap memiliki masalah besar karena tidak bisa memprediksi apa yang telah kita amati.

Dengan begitu, hingga saat ini sains dan teknologi belum dapat membuktikan keberadaan multisemesta dan perpindahan antarsemesta yang tergambar dalam film DSMM.

"Namun, di masa depan, tidak menutup kemungkinan sains akan membuktikan multisemesta dan membuat cara orang agar bisa berpindah antarsemesta," tutup Ferry.

Nah itu dia fakta tentang multsemesta, ternyata memiliki perjalanan yang panjang ya! Menurut lo multiverse itu nyata nggak?

Ariella Kinari, dikutip dari Kompas.id

Tag

Editor : Alvin Bahar