HAI-Online.com - Gigi jadi salah satu komponen terpenting pada tubuh manusia. Nggak cuman secara fungsional, tapi gigi juga punya peran penting dari segi estetika.
Maka dari itu, gigi yang rusak dan pada akhirnya jadi sakit gigi menjadi sangat mengganggu. Hal ini bikin kebanyakan orang cari solusi dengan menambal giginya.
Salah satu dokter Universitas Airlangga (Unair), drg Astrid Ratnaningrum menyarankan kepada masyarakat buat nggak datang ke dokter gigi ketika rasa sakit memuncak.
Pasalnya, akibat sifatnya yang akumulatif, sakit gigi tersebut harus diberikan perawatan yang kontinu agar sembuh total.
Baca Juga: FKG Unpad Kembali Buka Program Pertukaran ke Malaysia dan Jepang
Praktisi di Pusat Layanan Kesehatan (PLK) Unair ini juga menjelaskan soal seluk beluk tambalan gigi. Astrid menyoroti kalau penyebab sakit gigi secara umum yakni karena adanya karies (lubang).
Lubang ini membiarkan rangsangan seperti tekanan dari mengunyah, sisa makanan, sampai udara langsung masuk menyentuh saraf.
Penyebab ini yang akhirnya mengakibatkan rasa berdenyut di gigi, bahkan di gigi tambalan sekalipun.
“Gigi berlubang ini belum tentu bentuknya seperti kawah, bisa saja warna gigi yang menghitam. Hal ini karena mahkota gigi tidak ternutrisi. Meskipun sudah gosok gigi, tetap disarankan untuk periksa ke dokter gigi,” jelas Astrid dalam acara Sehat Pagi Jawa Pos, dilansir dari laman Unair. Jumat (13/5/2022).
Baca Juga: Mendengkur Tuh Normal Nggak Sih? Begini Kata Dokter Unair!
Astrid menambahkan, tujuan dari tambal gigi ini untuk menutup lubang yang ada dalam gigi karena karies. Tambal gigi juga dapat memperbaiki kerusakan lain seperti patah, kelainan jaringan keras, atau lapisan gigi yang nggak terbentuk sempurna.
Selain itu, tambalan gigi ini penting buat mengembalikan keindahan gigi dan tentunya buat meredakan rasa sakit.
Alumni Unair ini juga menjelaskan kalau jenis tambalan gigi terbagi jadi dua, tambalan langsung (direct) dan nggak langsung (indirect).
Tambalan langsung berarti menambahkan bahan tambalan langsung di atas gigi, sementara yang nggak langsung berarti tambalan akan dibuat terlebih dahulu di laboratorium untuk kemudian dipasang di gigi.
Bahan dari tambalan gigi ini beragam dari segi jenis dan harganya.
Astrid melanjutkan, kalau secara umum, jenis tambalan gigi dapat meliputi bahan ionomer kaca, amalgam, komposit, sampai porselen dan logam.
Meski pasien bisa memilih, tetapi dokter gigi bakal menganjurkan terlebih dahulu pilihan bahan yang bagus untuk tambalan gigi tertentu. Hal ini mengingat tiap bahan punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
“Kalau ionomer kaca itu biasanya bagus untuk anak-anak karena menghasilkan fluoride yang memperkuat gigi. Sementara untuk bahan komposit, secara estetika memang bagus, harganya juga lebih mahal,” pungkasnya.
Astrid juga mendorong audiensnya untuk senantiasa kontrol ke dokter gigi setiap enam bulan sekali demi mengurangi fatalitas sakit gigi. (*)