Teori Bumi Semakin Panas, Indonesia Rentan Terkena Bencana Akibat Perubahan Iklim dan Polusi Udara

Sabtu, 23 April 2022 | 17:45

Polusi Udara

HAI-Online.com- Isu perubahan iklim tidak lagi wacana jauh di mata dekat di maya. Dampak bencana iklim justru diklaim laporan IPCV semakin dapat dirasakan di Indonesia.
Yap menurut laporan Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) bagian dari Laporan Peninjauan Keenam (AR6) oleh Working Group III berjudul “Mitigasi Perubahan Iklim” yajg diluncurkan pada bulan April 2022 ini mengatakan, bumi berada padafast trackmenuju bencana iklim.
Laporan tersebut mencakup mitigasi yang harus dilakukan untuk mengurangi laju kenaikan suhu global yang bakal membawa dunia ke pemanasan 2,7ºC.
Kenaikan suhu bumi ini dianggap akan sangat mengancam banyak hal dengan intensitas yang tinggi, terutama di wilayah rentan bencana seperti Indonesia.
Baca Juga: 6 Kota Terpanas di Indonesia Menurut BMKG, Suhunya Bisa Mencapai 36 Derajat Celcius
Dampak ini tentunya juga akan mengancam masa depan generasi mendatang kita.
Nah, membahas krisis iklim yang terjadi, CEO Landscape Indonesia Agus Sari mengatakan, tidak bisa dipungkiri krisis iklim ini saling berhubungan erat dengan pencemaran udara.
Ia menuturkan, polusi udara disebabkan oleh gas-gas rumah kaca termasuk jugablack carbonyang mampu menutupi permukaan bumi yang cerah.
“Apalagi kalo dia terbang dan menutupi bagian bumi yang bersalju dan mengurangi albedo, yaitu kemampuan bumi dalam memantulkan cahaya.
"Kalo daerah bersalju yang berwarna putih tertutup, akan lebih sedikit lagi energi yang dipantulkan ke angkasa, sehingga bumi akan semakin panas,” demikian bunyi teori Agus dalam Webinar bertajuk 'Perubahan Iklim dan Kualitas Udara', Sabtu (23/4/2022).
Selain itu, Agus mengungkapkan, peningkatan emisi karbon ke atmosfer juga akan turut meningkatkan emisi polutan lokal seperti karbon monoksida, mono-nitrogen oksida, ozon daratan, serta debu yang termasuk juga PM10 dan PM2,5.
“Oleh karena itu, menurunkan emisi gas-gas rumah kaca akan pula (turut) menurunkan emisi polutan lokal. Menurunkan polusi udara maka akan menurunkan potensi perubahan iklim,” terangnya lagi.
Sementara itu, menurut Junior Scientist Nafas Indonesia Dinda Shabrina di acata yang sama menyebutkan, salah satu polutan yang berpengaruh terhadap perubahan iklim adalah PM2,5. Senyawa ini dapat mempengaruhi suhu bumi melaluicooling and warming effect.
“PM2,5 juga berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan. Badan manusia tidak mampu memfilter polutan ini, yang berarti dapat terperangkap di paru-paru,” imbuhnya.
Baca Juga: Tangkal Efek Buruk Polusi Udara, Yuk Ikuti Perawatan Rambut Ini
Oleh karena itu, Dinda mengajak seluruh pihak untuk lebih peduli terhadap krisis iklim dan polusi udara. Sebab, kedua masalah tersebut penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh kepada generasi mendatang.
“Mengatasi perubahan iklim dan polusi udara harus berjalan bersamaan, karena kedua hal tersebut mempengaruhi satu sama lain,” pungkasnya. (*)

Tag

Editor : Al Sobry