Begini Cara Lawan Stres Berat di Semester Akhir ala Mahasiswa UAD

Jumat, 15 April 2022 | 15:00
iStockphoto

Ilustrasi stress

HAI-ONLINE.COM - Kesehatan fisik maupun psikis menjadi faktor yang memungkinkan buat lo untuk hidup produktif.

Sebagai mahasiswa, stres bisa muncul salah satunya akibat tuntutan akademis yang harus dihadapi.

Dalam acara obrolan inspirasi Kita Talk episode 48, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengusung tema “Melawan Stress di Semester Atas”.

Nah, dua mahasiswa prodi Psikologi UAD angkatan 2017, Risdatul Rahmah dan Hindriyati Muhamat ditunjuk menjadi narasumber acara tesebut.

Hindri memaparkan kalau mahasiswa semester akhir biasanya akan lebih fokus untuk menyelesaikan skripsi.

“Pada masa ini waktu luang lebih banyak karena jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) sudah berkurang. Sehingga kesempatan ini biasanya saya manfaatkan untuk mencari referensi tugas akhir dan mencari lowongan magang maupun pekerjaan,” papar Hindri, dilansir dari laman UAD, Selasa (12/4/2022).

Menurut Hindri, stress muncul karena adanya tekanan yang di dapat dari luar, sehingga berisiko terhadap mental dan fisik

Keadaan ini bisa berdampak pada stress yang membuat diri nggak bersemangat, pola hidup yang terganggu sampai kurangnya motivasi diri.

Baca Juga: Ubah Stres Jadi Fresh, Yuk Self Healing Pakai Ini...

Biasanya kekhawatiran yang muncul di semester akhir adalah saat sidang skripsi, karena tanpa disadari saat menghadap dosen penguji ada suatu hal yang membuat lupa karena terlalu panik atau cemas.

Atau ketika menentukan rencana ke depan yang akan dilakukan nantinya. Selain mengerjakan skripsi, Hindri juga mengikuti latihan silat secara rutin.

“Bagi saya, melakukan hal yang kita sukai menjadi obat yang ampuh saat jenuh menyelesaikan skripsi. Namun, perlu diingat kita harus bisa membagi waktu antara keduanya,” tambahnya.

Ia berpesan bagi yang sedang menyusun tugas akhir atau skripsi agar semangat terus dalam menikmati prosesnya, percaya diri sendiri, dan terima diri sendiri apa adanya.

“Masalah sebesar apa pun yang diberikan, yakinlah kita mampu mengatasinya, ubah pandangan kita tentang stres, karena stres bukan sebuah ancaman tetapi peluang dan motivasi untuk terus berkembang,” jelasnya.

Sementara menurut Risda, jika membahas mahasiswa di semester akhir, tentunya lo akan membahas mahasiswa yang sudah berada di ujung perkuliahan.

Maka, fokusnya lebih kepada bagaimana bisa menyelesaikan skripsi dan cara agar dapat lulus tepat waktu. Munculnya pertanyaan-pertanyaan kapan akan lulus yang datang dari keluarga maupun dari orang-orang sekitar membuat diri makin tertekan. Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap psikis.

Dalam psikolog, ada beberapa faktor yang bisa membuat mahasiswa menjadi stres saat memasuki semester atas. Antara lain:

  • Menghadapi tugas kuliah yang menumpuk
  • Skripsi yang tak kunjung selesai atau banyaknya revisi
  • Maupun muncul masalah dengan dosen pembimbing yang sulit ditemui
"Jangan dianggap stres selalu memberi dampak buruk. Ada sisi lain yang dapat diambil, yaitu mendorong diri untuk lebih fokus kepada tujuan. Karena dengan begitu, diri dipaksa untuk segera menyelesaikan tujuan dan hal yang ingin dicapai," jelas Risda.

Keduanya mengaku sangat bersyukur bisa diterima sebagai mahasiswa Psikologi UAD. Karena pada saat belajar psikologi, keduanya:

  • Bisa lebih memahami diri sendiri
  • Belajar mengenali diri sendiri maupun ketakutan
  • Mampu menerima kekurangan diri
Buat yang lagi berusaha berdamai dengan stress nya, ada sedikit motivasi nih dari Risda:

“Keadaan stres pasti pernah terjadi di kehidupan kita. Nggak ada salahnya jika kita bisa menyelesaikan permasalahan dan stres yang dialami secara mandiri. Tetapi, nggak ada salahnya juga untuk meminta bantuan dari orang lain. Sadarlah jika kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dari orang lain. Jangan pernah merasa malu untuk meminta bantuan dari orang lain,”

Semoga artikel nya bisa membantu kalian ya. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya