Hangry Gandeng Accha Buat Gabung dalam House of Winning Brands

Jumat, 18 Maret 2022 | 11:28
(Dok. Hangry)

Virtual Media Gathering #AcchainHangry.

HAI-ONLINE.com - Perusahan kuliner multi-brand asal Indonesia, Hangry gandeng brand Indian soul food, Accha ke dalam “House of Winning Brands” (Rumah Brand-brand Terdepan). Hal ini diumumkan dalam virtual media gathering mereka pada Kamis (1703/2022).

Dengan tagar #AccainHangry, Hangry bertekad ingin menjadi Rumah Brand-brand Terdepan yang ditandai dengan bergabungnya brand-brand kuliner yang telah terbukti pencapaiannya untuk dapat membangun brand yang dapat hadir secara global. Nah, proses ini dimulai dengan mengakuisisi brand Accha, pelopor Indian soul food yang ringkas di Jakarta.

Co-founder dan CEO Hangry, Abraham Viktor juga mengungkapkan kalau Hangry dan Accha memiliki kesamaan dalam visi, misi, dan filosofi dalam membangun sebuah brand.

“Semuanya dimulai ketika Hangry melihat kemajuan yang pesat dalam pertumbuhan Accha. Setelah beberapa kali melakukan pembicaraan, Hangry dan Accha menemukan kesamaan dimana kami memiliki visi, misi, dan filosofi yang sama dalam membangun sebuah brand. Kesamaan ini membuat kami percaya bahwa kami dapat tumbuh lebih cepat dan lebih efisien saat kami bergabung ke dalam satu perusahaan,” cerita Abraham.

Accha, bisnis yang baru meluncur akhir 2019 ini menawarkan menu Indian soul food dengan sentuhan cita rasa lokal yang ringkas dan harga yang terjangkau.

Co-founder Accha, Yohan Andrean Suryadinata juga memastikan kalau ciri khas Accha dan kualitas makanannya tetap tidak terganggu.

Baca Juga: Review Makanan: San Gyu Tori Steak, Sajian Ayam Panggang Mewah dari Hangry

“Banyak orang di Indonesia yang dapat menikmati makanan khas Padang dan itu dapat dikonsumsi secara luas, baik dari segi wilayah maupun usia. Jika diperhatikan, makanan khas Padang memiliki kemiripan dengan beberapa makanan khas India, misalnya kari. Tetapi, fakta bahwa makanan India belum dinikmati secara luas seperti makanan Padang walaupun memiliki kemiripan, menjadi sesuatu yang mengejutkan untuk kami,” jelas Yohan.

Abraham percaya keberhasilan Accha tidak terlepas dari upaya dalam mengedukasi pasar Indonesia bahwa makanan India dapat dikonsumsi setiap hari melalui penyesuaian resep dengan selera orang Indonesia.

“Respon yang baik dari pelanggan menjadi salah satu kunci yang mengejutkan kami dan memberikan kami sebuah pencerahan tentang ekosistem saat ini. Sebuah brand F&B harus memiliki karakter dan kemampuan untuk memberikan apa yang dibutuhkan pelanggan, seperti halnya Accha. Kami percaya dengan proses akuisisi Accha yang sedang terjadi, hal ini akan mempercepat pencapaian tujuan bersama yaitu untuk membangun brand kami agar dapat hadir di seluruh dunia,” tambah Abraham.

Hangry dan Accha membuktikan bahwa model bisnis yang keduanya adopsi, dapat bertahan dari krisis baru-baru ini. Keduanya percaya bahwa menggabungkan kekuatan dari kedua brand akan bermanfaat untuk mempercepat pencapaian visi bersama, yaitu menjadi brand makanan global. Baik Hangry maupun Accha juga memiliki pola pikir, nilai bisnis, dan momen serta rencana bisnis yang sama.

“Kami melihat Hangry sudah siap meraih tujuannya, cocok dengan apa yang kami sajikan, dan memiliki pendiri yang baik dan termotivasi,” tutur Yohan.

Adapun brand Accha sendiri merupakan brand kelima dalam keluarga Hangry. Sebelumnya terdapat empat brand yang sudah dulu dikembangkan Hangry, seperti Moon Chicken by Hangry, San Gyu by Hangry, Ayam Koplo by Hangry dan Dari Pada by Hangry.

“Ini adalah awal yang baik bagi kami di Hangry. Saat ini, kami memiliki empat brand yang dikembangkan sendiri dan Accha akan menjadi brand kelima dalam keluarga kami. Hangry juga membuka kesempatan ini bagi brand-brand lain yang memiliki visi yang sama dengan kami untuk bekerja sama dalam satu perusahaan.,” kata Abraham.

“Kedepannya, Hangry akan terus menambah outlet, terutama ke kota-kota besar di Indonesia, mengakuisisi lebih banyak brand serta membangun brand kami sendiri untuk mempercepat perjalanan kami,” pungkas Abraham.

(Tanya Audriatika)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya