Selepas program misalnya, performa cowok kelahiran 16 Maret 2004 itu mulai diuji saat mengikuti ajang Thailand Talent Cup 2017.
Nggak lama dari itu, diamenancapkan kakinya dengan debut yang terbilang menawan pada ajangAsiaTalent Cupdi 2018.
Saat itu, Mario baru saja menginjak udia 14 tahun, namun ia langsung tancap gas dengan nyaris memenangi balapan pertamanya di kejuaraan feeder MotoGP tersebut.
Pada sisa musim balapan, cowok yang juga dijuluki Super Mario itu tiga kali finis lagi di tiga besar dengan salah satunya meraih kemenangan untuk menempati peringkat lima pada klasemen akhir.
Penampilan impresif itu membuka jalan Mario ke kompetisi di Eropa.
Mario pun diundang untuk berlomba pada Red Bull Rookies Cup sembari berkompetisi di Kejuaraan Dunia Junior CEV Moto3 bersama Astra Honda Racing Team.
Selama tiga tahun berlomba di dua ajang secara simultan, Mario pun menunjukkan potensi dengan catatan podium di Red Bull Rookies Cup danberhasilpole positionpada CEV Moto3.
"Saya senang bisa finis di balapan tangguh ini. Saya juga dapet masukan positif dari tim," kata Mario Aji seusai merampungkan balapan Moto3 di Qatar belum lama ini.
Menurutnya, balapan itu penting bagi perjalanan kariernya. "Karena saya perlu menimba pengalaman. Saya meraih target saya, yaitu melintasi garis finis," ujar Mario Aji bersemangat.
Nah, untuk melaju di Sirkuit Mandalika, Mario mengaku tetap akan berupaya sebaik mungkin agar tidak mengecewakan Indonesia.
"Seperti biasanya, targetnya ya terus belajar, berprogressimprovementterutama menghindari tekanan," katanya mencoba santai.
Meski begitu, Mario bukan pembalap yang tidak serius, ia bakal memperhatikan apresiasi dari publik Indonesia dan fokus mengejar prestasi.
"Cuma ingin fokus ke diri sendiri di balapan home race nantinya. Tentunya Mario juga sangat mengapresiasi dukungan dan support dari masyarakat Indonesia, tapi Mario tidak mau mengambil terlalu banyak pujian mereka agar Mario tetap bisa berkonsentrasi," katanya lagi.
(*)