Virus NeoCov Ditemukan di China, Diklaim Varian Covid Paling Baru dan Berbahaya Setelah Omicron

Minggu, 30 Januari 2022 | 06:56

Virus Corona Varian Eta, Ditemukan Bukan di Sunda Melainkan di Jakarta

HAI-Online.com- Penanganan kasus Omicron masih berlangsung di sejumlah negara yang terdampak wabah tersebut, namun baru-baru ini sebuah laporan ilmuwan China mengungkapkan ditemukan lagi sati varian baru yaitu virus NeoCov.
Nama virus ini diklaim sebagai 'varian Covid paling baru', dan disinyalir punya dampak yang terdengar mengkhawatirkan.
Pasalnha selain diklaim sebagai varian Covid baru, NeoCov juga disebut lebih mematikan dari varian yang kini tengah menyebar.
Melansir The Independent, Sabtu (29/1/2022) kemarin, NeoCov Coronavirus disebut telah mengancam dengan tingkat infeksi dan kematian yang disebut lebih tinggi daripada jenis virus sebelumnya yang menyebabkan pandemi global, yakni SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Baca Juga: Daftar 15 Sekolah PTM di Jakarta yang Harus Ditutup Sementara Karena Covid-19, SMA Paling BanyakNamun dalam laporan yang tertuang dalam jurnal penelitian online, BioRxiv, pada awal pekan ini, yang diterbitkan para peneliti China dan belum ditinjau sejawat, NeoCovsebenarnya bukan varian baru dari virus corona yang menjadi penyebab pandemi global saat ini.
Sebaliknya, NeoCov adalah virus yang berasal dari jenis virus corona yang berbeda yang terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV).
Sejauh ini, asal-usul Mers-CoV sendiri tidak sepenuhnya dapat dipahami. MERS-CoV, selama ini dikenal sebagai virus corona yang ditularkan ke manusia dari unta dromedari (Arab) yang terinfeksi.
NeoCov adalah kerabat dekat virus penyebab infeksi saluran pernapasan Timur Tengah, MERS-CoV dan beredar di antara kelelawar.
Virus tersebut bersifat zoonosis, artinya, virus corona itu ditularkan antara hewan dan manusia, serta dapat menular melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan.Dalam penelitian yang diterbitkan pada minggu ini, para ilmuwan Wuhan memperingatkan kan bahwa NeoCov atau Neo Covid dapat menyebabkan masalah, jika ditularkan dari kelelawar ke manusia.
Molnupiravir dari MPP Virus corona tersebut, tampaknya tidak dinetralisir oleh antibodi manusia yang dilatih untuk menargetkan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, maupun MERS-CoV.
Baca Juga: Mengenal Efek Bahaya Tembakau Sintetis, Dulu Populer di Kalangan Pelajar SMA
Studi para ilmuwan China yang mengidentifikasi virus ini sebagai Neo Covid menunjukkan, bahwa ada potensi ancaman NeoCov coronavirus menginfeksi manusia, tetapi sejauh ini tidak ada bukti ada indikasi seberapa menular atau fatalnya virus tersebut.Tes laboratorium juga menunjukkan bahwa kemampuan virus NeoCoV untuk menginfeksi sel manusia buruk.
"Kita perlu melihat lebih banyak data yang mengonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahan yang terkait sebelum menjadi cemas," kata Profesor Lawrence Young, ahli virus di Universitas Warwick, mengatakan kepada The Independent.Studi pra-cetak ini, kata dia, menunjukkan bahwa infeksi sel manusia dengan virus Neo Covid sangat tidak efisien.
Dia menambahkan bahwa apa yang disoroti ini, bagaimana pun juga perlu tetap waspada terkait penyebaran infeksi virus corona dari hewan, terutama kelelawar, ke manusia.
Baca Juga: Kini 90 Sekolah di Jakarta Telah Ditutup karena Ditemukan Kasus Covid-19
"Ini (studi temuan virus NeoCov) adalah pelajaran penting yang perlu kita pelajari yang membutuhkan integrasi yang lebih baik dari penelitian penyakit menular pada manusia dan hewan," jelas Prof Young. (*)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus NeoCov Diklaim Ilmuwan China Varian Covid Baru, Virus Apa Itu?"

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya