Lulusan D3 Bisa Kejar Langsung Sarjana Terapan, Begini Cara Upgrade Pendidikan Vokasi dari D3 ke D4

Kamis, 23 Desember 2021 | 13:05
iStockphoto

Ilustrasi kuliah D3

HAI-Online.com - Jalur pendidikan vokasi memang bertujuan untuk menjadikan para lulusannya siap bekerja. Namun pada kenyataannya ada isu ketidakpuasan yang terjadi antara pihak industri dengan lulusan jenjang D3. Lho kok bisa?

Jadi, beberapa lulusan D3 terutama mereka yang sudah terserap ke industri punya harapan untuk bisa meningkatkan lagi jenjang pendidikan sekaligus karier mereka.

Misalnya kamu yang sudah punya keahlian teknis khusus dan sedang bekerja dengan gelar D3 (ahli madya) namun dalam perjalanan kariernya ingin juga mengembangkan lagi ke jenjang pendidikan vokasi berikutnya demi mengejar kesetaraan salary salah satunya, maka mimpi tersebut tidaklah mustahil dilakukan.

Lulusan D3 akan bisa melakukan upgrading ke jenjang D4 yang kemudian setara dengan strata 1 atau bergelar Sarjana Terapan (S.Ter).

Hanya saja, proses upgrading D3 ke D4 ini meninggalkan catatan merah yang merugikan terutama bagi pihak perusahaan.

Sebagai gambaran, para lulusan D3 tersebut biasanya setelah diterima kerja, malah mengajukan izin untuk melanjutkan kuliah lagi. Alhasil perusahaan menelan pahitnya dengan harus mencari SDM pengganti. Tentu hal ini dapat menimbulkan kerugian dari banyak sisi; waktu, tenaga dan tidak menutup kemungkinan kerugian dana operasional rekrutmen karyawan.

Mendapati masalah upgrading ini, Kemendikbudristek memberikan win win solusinya.

Dalam sosialisasi upgrade D3 ke D4 yang digelar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto pada (15/12) lalu di Gedung Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Jakarta, i menyatakan program upgrading ini merupakan salah satu program yang diyakini bakal menyediakan banyak lulusan kompeten dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Akan tetapi Wikan menegaskan bahwa program ini bersifat opsional, bukan suatu kewajiban terlebih bagi para peserta pendidikan tinggi vokasi.

Menurutnya, upgrading dari D3 menjadi D4 adalah salah satu regulasi yang win-win, yakni semua dimenangkan, baik pihak industri, lulusan perguruan tinggi, dan kampus.

Misalnya industri, akan mendapatkan banyak SDM yang kompeten karena turut dilibatkan pada proses upgrade ini.

Baca Juga: Bukan Cuma Anak SMK, Jurusan Vokasi Juga Cocok untuk Anak SMA Lho

“Jadi, D3 naik ke D4 itu harus upgrade bersama industri dengan menerapkan paket lengkap. Tetapi, industri yang dimaksud adalah industri yang memang benar-benar relevan dengan program studi atau prodinya, serta mau berkomitmen untuk menyerap lulusannya,” tutur Wikan.

Sedangkan win untuk para lulusan perguruan tinggi akan menjadi lebih kompeten dan sesuai kebutuhan industri. Sehingga, mereka akan mendapat penghargaan serta karir yang lebih baik karena lulusan D4 sudah setara dengan S1.

“Jadi, nanti yang menjadi teknisi atau operator terampil itu lulusan D2. Adapun lulusan D3 yang naik jadi D4 akan punya capaian pembelajaran atau kompetensi sebagai calon supervisor lapangan, manajer lapangan, atau product designer untuk produk-produk aplikatif, dan bisa juga sebagai entrepreneur,” terang Wikan.

Lantas bagaimana cara upgrade D3 ke D4?

Menjawab hal ini ada dua opsi jawaban, pertama bagi yang sedang menjalani kuliah D3 jika tempat perguruan tinggi atau politeknik menyediakan program upgrading ini, maka mahasiswa tinggal menambah beberapa semester saja.

Namun, bila sudah lulus D3 dan ingin mengejar sarjana terapan, peserta didik harus mendaftar ke perguruan tinggi vokasi atau politeknik yang telah memiliki Program D3 terakreditasi minimal peringkat B atau baik sekali serta memiliki kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Selain itu, menurut Wikan, lulusan D4 terapan tidak meninggalkan hard skill mereka agar nantinya bisa langsung mengimplementasikan ilmunya di perusahaan. Hasil lulusan D4 pun harus sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan.

“Kita ingin ini yang namanya link and super match kampus dengan industri yang kita jadikan implementasi. Bukan sekedar upgrade, tapi ikatan kelas itu dengan dunia usaha dan industri mulai dari kurikulum sampai nanti pelajar itu diajar oleh praktisi,” tutur Wikan lagi.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya