Filosofi Kopi 3 Bakal Jadi Film Action, Dari Tukang Kopi Jadi Pegang Senjata Api

Sabtu, 02 Oktober 2021 | 14:35
Dok. Visinema

Rio Dewanto

HAI-Online.com - Pada tau nggak? Film 'Filosofi Kopi' lagi mempersiapkan film terbarunya loh. Setelah sukses sama dua film sebelumnya, 'Filosofi Kopi' (2015) dan 'Filosofi Kopi 2: Ben & Jody' (2017), kini segera meluncur sekuel ketiga berjudul 'Ben & Jody'.

Tanggal rilisnya memang belom diumumkan. Namun yang pasti, film 'Ben & Jody' bakal bergenre drama-action. Beda deh pokoknya dari dua film terdahulunya lekat dengan unsur drama.

Saat disamperin HAI di peresmian gerai Filosofi Kopi di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Jumat (1/10) kemarin, sutradara 'Ben & Jody', Angga Dwimas Sasongko, dan pemeran Ben, Chicco Jerikho, bocorin lebih jauh soal film ini.

Chicco dan Angga pun sempet mengakui kalo kesuksesan genre shiftingala franchise Fast & Furious yang bikin mereka berani nyebrang secara naratif ke genre laga.

Nah berikut ini adalah obrolan HAI dengan Chicco Jerikho dan angga Dwimas Sasongko.

Baca Juga: Ghost Rilis Single Baru 'Hunter's Moon', Bakal Jadi OST Sekuel Halloween

Denger-denger 'Ben & Jody' bakal mengalami genre shifting menjadi berunsur laga, kok bisa?

Chicco: Jadi sebelum menulis skripnya, kita emang kerjaannya main tembak-tembakan saat lagi di kantor. Semua emang gara-gara si Rio (Dewanto) tuh. Dia emang suka belanja barang-barang aneh.

Emang barang 'aneh' apa yang Rio beli?

Chicco: Ada lah, macem granat dibeli. Water gel gun segala. Bukan airsoft gun lho ya. Tapi yang ini isinya air, tetep lumayan pedes kalo kena badan, hahaha.

Nah, terus barulah kepikiran, film ketiga dibikin action yuk! Kemudian jadilah film ini tentang Ben dan Jody. Bukan cuma tentang kedai Filosofi Kopi lagi.

Angga: Iya, Filosofi Kopi pada dasarnya memang lahan bermain kita bertiga, sih. Gue, Rio, dan Chicco. Pernah ada satu momen setelah pertumbuhan di tahun 2015 dan 2017, kita kayak mikirin 'apa lagi nih, selanjutnya?'

Sampai akhrinya kita ketemu 'what if' yang menarik. Kita mikir, 'apa jadinya bila karakter utama kita tempatkan di situasi yang 'nggak normal?' Nah, dari situasi itulah yang akhirnya menciptakan genre drama dan aksi.

Chicco: Fast & Furious aja dari balapan bisa jadi nyelamatin dunia dari perang nuklir. Nah kita dari tukang kopi, awalnya megangnya portafilter, jadi megang pistol.

Baca Juga: Review Malignant, James Wan Sajikan Jalan Cerita Penuh Kebrutalan

Dok. Visinema

Chicco Jerikho

Secara lo udah memerankan Ben sejak dua film terakhir, gimana proses adaptasi lo sama alur 'Ben & Jody' yang beda total ini?

Chicco: Karena ceritanya udah beda sepenuhnya dari dua film sebelumnya, ya gue memang harus adaptasi lagi. Workshop lagi, belajar lagi.

Tim juga mengadakan writer's camp di Magelang waktu itu. Dan kita mencoba cari logika yang tepat buat ngembangin karakter Ben dan Jody.

Kenapa kalian berpikir tambahan unsur laga bisa works buat sekuel ketiga Filkop ini?

Angga: Perubahan genre ini memang bukan tanpa konteks ya. Ceritanya tetap berangkat dari masa lalu Ben dan Jody yang kita hadirkan di film sebelumnya.

Penonton Filkop 1 dan 2 tentu tau kalo Ben dulunya adalah anak petani yang juga aktivis. Ibunya tewas akibat konflik lahan di kampung halamannya.

Di film ke-3 ini kita coba mengeksplorasi latar belakang itu. Gimana Ben struggling saat pulang ke kampung halaman orangtuanya. Terus Jody, di Jakarta nungguin Ben buat ekspansi bisnis kopinya, mutusin buat mencari Ben yang hilang tanpa kabar. Di momen itulah dua karakter ini masuk ke situasi yang penuh adrenalin.

Chicco: Kita juga nggak mau genre shifting ini terkesan nggak organik. Kayak seakan Ben tiba-tiba berubah jadi kayak James Bond. Kita nggak mau kayak gitu. Tapi kalau ditanya apakah mereka yang belom nonton Filkop 1 & 2 bisa mengikuti alur cerita 'Ben & Jody'? Tentu bisa.

Dok. Visinema

Rio Dewanto

Kalo bisa dideskripsikan, unsur laga macam apa yang bakal hadir 'Ben & Jody'? The Raid ketemu Money Heist?

Angga: Nggak. Ini pada dasarnya cerita tentang survival. Unsur laganya nanti akan mencakup seperti car chase, fighting, tembak-tembakan, adegan bertahan hidup di tengah hutan.

Baca Juga: Rhoma Irama Sampe Ngakak Dengar Arti Nama Sule is Susut Leho

Ada bocoran nggak soal ikon film laga Indonesia yang berpartisipasi di 'Ben & Jody'?

Angga: Ada Yayan Ruhian. Btw dia juga bertindak sebagai action koreografer di film ini. Terus ada Aghniny Haque, yang bisa disebut sebagai salah satu aktris laga masa kini. Terus juga ada Reza Hilman yang juga main di film Wiro Sableng.

Dok. Visinema

'Ben & Jody'

Btw, tokoh Ben dan Jody dari awal diceritakan anaknya kopi banget. Sangat berdedikasi sama dunia perkopian. Sejauh yang kalian lihat, seperti apa sih dampak dari dua karakter ini ke industri kopi atau coffee enthusiast di luar sana?

Chicco: Sepengamatan gue aja nih ya. Sejak film ini, emang jadi banyak bermunculan, let's say, 'Ben & Jody' lain di luar sana.

Tapi, concern kita sekarang justru gimana agar bisnis kopi yang lagi booming ini bisa imbang dari hulu ke hilir. Dalam artian, gimana para petani kopi juga menikmati hasilnya.

Angga: Sekarang banyak temen-temen pebisnis kedai kopi yang juga telah memikirkan aspek hulu ini, sih. Banyak dari mereka yang terkoneksi dan berelasi langsung sama para petani kopi.

Filosofi Kopi pun akhirnya terinspirasi buat meningkatkan apa yang kurang dari kita. Kalau dulu mungkin kita menginspirasi orang buat memulai bisnis kedai kopi, kini kita yang dapet inspirasi dari orang-orang ini.

Soal soundtrack gimana? Denger-denger bakal dari Fourtwnty lagi ya?

Angga: Iya, Fourtwnty ikutan lagi. Kalau nama artis lain nanti dulu deh. Nonton dulu aja trailernya, hahaha.

Baiklah, bro. Ditunggu pengumuman tanggal rilisnya! (*)

Editor : Al Sobry