HAI-ONLINE.COM - Kalo dipretelin, banyak film Marvel sebenarnya punya formula yang mirip-mirip. Bahkan cenderung diulang-ulang.
Tapi, mereka emang jago bikin supaya nggak ngebosenin.
Termasuk di film terbaru Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings. Dengan cermat, Marvel melihat adanya potensi Shang-Chi bisa diadaptasi ke layar lebar meski pake formula yang sama seperti film mereka lainnya.
Maklum, dunia Shang-Chi adalah wilayah baru yang belum dieksplor Marvel sejauh ini: Asia dan segala mitologinya. Jadinya, banyak yang bisa dikulik.
Shang-Chi merupakan salah satu karakter terbaru yang masuk ke dalam MCU di fase keempat ini. Karakter Shang-Chi dibuat oleh Marvel Comics pada tahun 1970-an.
Tim kreatif Marvel yang dipimpin oleh Kevin Feige dan Jonathan Schwartz merasa tertarik sekaligus tertantang saat melihat kisah dan karakter yang ada dalam komik tersebut.
Keduanya lalu memutuskan untuk mengangkat kisah dari karakter Shang-Chi dengan sentuhan baru yang segar agar tetap relevan.
Dalam film ini, karakter Shang-Chi digambarkan sebagai sosok yang memiliki hubungan langsung dengan organisasi Ten Rings, sebuah organisasi misterius yang dahulu terlibat dalam penculikan Tony Stark di film “Iron Man” pertama.
Baca Juga: Bos Marvel Ngasih Kode Bakal Bikin Sekuel ‘Shang-Chi and the Legend of the Then Rings’
Sosok dibalik organisasi tersebut akhirnya terungkap dan dikenal sebagai The Mandarin dalam film “Iron Man 3” yang dirilis pada tahun 2013.
Akan tetapi, di akhir film tersebut para penggemar dikejutkan dengan fakta bahwa The Mandarin hanyalah tokoh palsu yang diperankan oleh seorang aktor bayaran bernama Trevor Slattery.
Melalui film ini, para penonton akan diajak untuk melihat kembali sejarah serta tokoh dibalik organisasi Ten Rings sebenarnya, yaitu Xu Wenwu, yang merupakan ayah Shang-Chi.
Kisah Shang-Chi dalam film ini dimulai saat hidupnya di San Fransisco yang tenang diusik oleh sekelompok pembunuh bayaran yang berusaha merampas liontin pemberian mendiang ibunya.
Serangan tersebut membuat Shang-Chi dan sahabatnya, Katy, harus meninggalkan hidup mereka di San Fransisco dan pergi menuju Macau untuk menemui adik Shang-Chi, Xialing, untuk memperingatkannya tentang ancaman yang akan datang tersebut.
Seiring perjalanannya, Shang-Chi harus kembali menghadapi masa lalu yang telah lama ia tinggalkan. Ketika ia kembali masuk dalam lingkaran organisasi Ten Rings yang misterius, ia menyadari bahwa ia harus segera menghentikan ayahnya.
Padahal, kalo di atas kertas film ini bisa dibilang pake semua hal yang udah digunakan Marvel.
Superhero baru yang mencari identitas dan menyadari potensi, sidekick yang kocak, konflik antar keluarga, adik cewek keren, tragic backstory, dan lainnya.
Segala ciri khas film Marvel tersebut, ditambah sedikit bumbu dari film-film Hong Kong dan film Jackie Chan 90-2000an (plus CGI yang mengecewakan), jadilah Shang-Chi.
Namun film ini harus diakui tetap menghibur. Pemilihan aktor, durasi, dan segala cameo terasa pas. Lawakan yang nggak maksa, plus upaya Marvel memberikan representasi Asia di jagatnya perlu dikasih jempol.
Shang-Chi bukanlah eksperimen atau mencoba mencari "emas" dari Asia, tapi menambah energi dan melengkapi apa yang kurang di MCU selama ini.
Anyway ada dua post-credit scenes di film ini, jadi jangan cepat-cepat keluar teater, ya.