Viral Dugaan Pelecehan di KPI Pusat, Dua Hal Ini Jadi Penyebab Mau Ngebully

Sabtu, 04 September 2021 | 16:30
Wikimedia

Ilustrasi bullying. Bullying dapat berefek jangka panjang bagi korban dan pelaku.

HAI-Online.com – Dugaan pelecehan seksual dan perundungan atau bullying terhadap seorang pegawai di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat baru-baru ini rame jadi pembicaraan di media sosial.

Ironisnya, hal seperti ini bisa terjadi di lingkungan kerja seperti KPI, sebuah lembaga yang bertugas melakukan pengawasan pada siaran di Indonesia.

Menanggapi kasus ini, Psikolog Sosial asal Solo, Hening Widyastuti, menjelaskan pemicu bullying atau pelecehan seksual di lingkungan kantor bisa terjadi.

Baca Juga: Kagumi Wisata Anti-mainstream Pertunjukan Korea, Calvin Jeremy Jadi Duta Festival Welcome Daehakro 2021

Dia mengatakan, bullying bisa terjadi karena dua faktor, yakni eksternal berupa senioritas-junioritas dan internal berupa karakter si korbannya sendiri.

1. Masalah senioritas dan junioritas

Masalah pertama yang kerap kali menjadi faktor risiko terjadinya pelecehan seksual atau perundungan di lingkungan kantor adalah persoalan senioritas dan junioritas.

"Masalah senioritas dan junioritas, (atau soal) anak lama, anak baru; dan lingkungan yang tidak sehat secara psikologis terlalu mendewa-dewakan senioritas dan situasi yang memberi kesempatan untuk terjadi perundungan," tutur Hening kepada Kompas.com, Jumat (3/9/2021).

Baca Juga: 4 Tips buat Nenangin Diri dari Overthinking, Salah Satunya dengan Dengerin Lagu

2. Karakter internal korban

Faktor kedua adalah persoalan internal yakni karakter korban perundungan. Hening berkata bahwa perundungan umumnya dialami oleh seseorang dengan karakter penurut yang nggak memiliki keberanian untuk melawan, serta cenderung pendiam dan menyimpan semua masalah yang dihadapi sendirian.

"Karakter ini sangat mudah untuk menjadi korban perundungan," kata Hening.

Seseorang dengan karakter pendiam biasanya akan bungkam atas perundungan yang diterimanya. Sebab, ada banyak pertimbangan yang ia pikirkan sebelum berani untuk berbicara terus terang.

"Selain karena banyak pertimbangan, karena menurutnya, (perundungan) adalah hal yang sangat memalukan (sehingga) orang lain tidak perlu tahu, cukup disimpan," ujarnya.

Namun, dalam kasus pelecehan seksual atau perundungan yang dialami pegawai KPI Pusat tersebut, Hening berkata bahwa sikap diam yang diambil oleh korban bisa jadi karena menyangkut masalah pekerjaan dan pertimbangan nafkah keluarga juga.

"Mungkin si individu mempertimbangkan banyak hal untuk keluar dari kantornya saat ini karena adalah tidak mudah mencari pekerjaan lain, sementara ada keluarga yang harus dinafkahi," ujarnya.

Baca Juga: Begini Cara Korban Bully Sembuh dari Traumanya Menurut Psikolog

Dugaan pelecehan seksual dan perundungan di KPI

Viralnya kasus dugaan pelecehan seksual dan perundungan di KPI ini berawal ketika pegawai pria berinisial MS memberanikan diri untuk membuka suara dan menceritakan kisahnya dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.

Korban mengaku dirinya mengalami perlakuan buruk tersebut sejak tahun 2012. Puncaknya adalah pada tahun 2015, ketika korban dilecehkan secara beramai-ramai oleh para pelaku yang juga pria.

"Tolong Pak Joko Widodo, saya tak kuat dirundung dan dilecehkan di KPI, saya trauma buah zakar dicoret spidol oleh mereka," tulis korban membuka surat terbuka itu.

Selain pelecehan seksual, korban juga mengaku dirinya pernah dipukul, dimaki, dan diperlakukan seperti pesuruh. Perlakuan buruk tersebut membuat korban merasa stres dan terhina, hingga akhirnya mengalami penurunan fungsi tubuh.

Akibatnya, korban didiagnosa hipersekresi cairan lambung dan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Apalagi, sebelumnya ia sempat melapor pada polisi dan atasan di kantornya, namun nggak mendapatkan penanganan serius. (*)

Baca Juga: Sains Bilang Maaf-maafan Punya Manfaat Besar Bagi Fisik & Mental

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Dugaan Pelecehan Seksual di KPI, Ketahui 2 Faktor Terjadinya Perundungan"

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya