Film ‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’ Sabet Golden Leopard di Festival Film Locarno 2021

Minggu, 15 Agustus 2021 | 16:30
@sepertidendamfilm/Instagram

Film karya sutradara Edwin berjudul ‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’ sukses menggondol Golden Leopard, penghargaan tertinggi sesi kompetisi internasional (Concorso Internazionale) di Locarno International Film Festival 2021.

HAI-Online.com – Film karya sutradara Edwin berjudul ‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’ sukses menggondol Golden Leopard, penghargaan tertinggi sesi kompetisi internasional (Concorso Internazionale) di Locarno International Film Festival 2021.

Film yang versi internasionalnya berjudul ‘Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash’ tersebut mengungguli sejumlah film lain dari berbagai belahan dunia. Salah satunya adalah Zeros and Ones garapan aktor Ethan Hawke.

“Penghargaan Golden Leopard ini adalah kemenangan untuk cinta kita semua terhadap segala pengalaman sinema yang sudah pernah kita alami, juga untuk segala cita-cita, harapan kita semua atas bentuk-bentuk sinema yang akan datang, yang liar belum tertebak mau ke mana arahnya,” kata Edwin, sebagaimana dikutip diterima Kompas.com, Sabtu (14/8/2021).

Baca Juga: Sara Fajira Adu Akting Bareng Denny Sumargo, Film Balada Sepasang Kekasih Gila untuk Penonton Waras

Film 'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas' diputar empat kali di Locarno International Film Festival 2021. Film yang diadaptasi dari novel Eka Kurniawan ini dibintangi oleh Marthino Lio (berperan sebagai Ajo Kawir), Ladya Cheryl (Iteung), Reza Rahadian (Budi Baik), Ratu Felisha (Jelita) dan Sal Priadi (Tokek).

Filmtersebutberkisah tentang perjalanan hidup Ajo Kawir, seorang jagoan yangnggak takut mati. Hasratnya yang besar untuk bertarung didorong oleh sebuah rahasia yang ia pendam.

Ketika berhadapan dengan seorang petarung perempuan tangguh bernama Iteung, Ajo pun dibuatnya babak belur, jungkir balik, hingga dia jatuh cinta.

Pencapaian ini menjadikan Edwin sebagai orang Indonesia pertama yang memenangi Golden Leopard, penghargaan yang sebelumnya pernah dimenangkan oleh sutradaratop dunia seperti Stanley Kubrick, Mike Leigh, Jafar Panahi, dan Jim Jarmusch.

Film ini juga menjadi film panjang pertama Indonesia yang memenangkan hadiah utama di festival bergengsi di Eropa dalam lima tahun terakhir.

“Penghargaan ini juga akan saya ingat sebagai perayaan atas keberagaman yang ada dalam sinema Asia Tenggara,” kata Edwin.

Baca Juga: Seperti Ini Sosok Asli Tokoh dalam Film yang Kita Tonton. Mirip Nggak?

Lewat kemenangan ini, Edwin pun berharap film-film Asia Tenggara bisadipenuhi dengan keberagaman rasa, lantang menyenandungkan dan meneriakkan perlawanan terhadap segala sesuatu yang meniadakan kemanusiaan.

Sementara itu sang produser, Meiske Taurisia mengatakan, situasi pandemi ini mengajarkan untuk selalu punya harapan walau terjebak dalam sistem yang terpuruk.

Dia mengatakan, penghargaan Golden Leopard ini menjadi bukti nyata bahwa film Indonesia berdaya saing secara ide, kreatif dan artistik di sirkuit film dunia.

“Kompetensi ini jarang sekali dipahami di dalam negeri, karena ruang pemutaran yang terbatas sehingga sulit diakses penonton film Indonesia,”tutur Meiske.

“Meraih hadiah utama merupakan pencapaian besar untuk Indonesia. Kontingen kebudayaan lewat film berhasil membawa pulang piala emas Golden Leopard. Namun juga sedih mengingat kebudayaan tidak pernah diakui keberhasilannya dibandingkan dengan kontingen olahraga,” lanjutnya.

Wah, congratulationsya! (*)

Baca Juga: Sejumlah Aktor Hollywood Ngaku Jarang Mandi, Dwayne 'The Rock' Johnson: Gue Mandi Tiga Kali Sehari, Sambil Nyanyi Juga

Tag

Editor : Alvin Bahar