Gerakan WMP: Anak Muda Borong Dagangan, Lalu Dibagikan Gratis ke Warga yang Lapar

Kamis, 05 Agustus 2021 | 13:29
KOMPAS.com

Gerakan WMP: Anak Muda di Medan Borong Dagangan, Lalu Dibagikan Gratis ke Warga yang Lapar

HAI-Online.com- Pedagang di Medan bercucuran air mata, dagangannya diborong habis sejumlah anak muda yang tergabung dalam WMP, Warung Medan Peduli.

Nur Azizah, salah seorang penjual ayam penyet di pinggir Jalan Brigjen Katamso, Kota Medan, tak sanggup menahan tangisannya saat seorang pemuda berbaju putih memborong semua dagangannya pada Rabu (3/8/2021) siang itu.
Tidak seperti biasanya, Azizah yang terus mencoba peruntungannya berjualan di pinggir jalan pada masa PPKM itu mengais pelanggan untuk memesan dagangannya.

Baca Juga: Ini Besaran Bantuan Kuota Pelajar untuk Bulan September–November

Dia sudah cukup lama menunggu calon pembeli, tetapi sampai siang belum ada yang mendekat ke warung dagangannya.Maklum, sejak pemberlakuan PPKM Darurat hingga dilanjutkan dengan PPKM level 4 di Medan, Azizah makin kesulitan mendapat pelanggan. Penjualannya anjlok, bahkan beberapa kali merugi."Berulang kali harus nombok," kata Azizah dikutip dari Kompas.com.

Azizah tak menyerah, meski sepi pelanggan akibat banyak penyekatan sejumlah jalan. Dia tetap berdagang dengan harapan dagangannya terjual untuk menutupi kebutuhan.

Dari cerita Kompas.com, Azizah ini berdagang demi membantu suaminya, seorang pedagang gorden dan juga untuk membiayai kebutuhan sekolah dua anak mereka serta membayar kontrakan bulanan."Kebutuhan banyak. Bayar rumah sewa. Tempat ini juga sewa Rp 500 ribu per bulan," katanya.

Rezeki mendadak lagi berpihak kepada Azizah pada Siang kemarin, belasan anak muda, laki-laki dan perempuan, tiba-tiba datang, merangsek ke warungnya. Tanpa basa-basi, mereka langsung memborong seluruh dagangan ayam penyet Azizah."Hari ini jualan berapa banyak, Bu? Kami borong semua," kata salah seorang pemuda."Kalau habis semuanya, lima ratus ribu," jawab Azizah. Baca Juga: Cerita di Balik Jeep Bersejarah Slank, Bimbim: Udah Pernah Dibenerin 2 Orang, yang Satu Meninggal

Mereka kemudian sepakat. Dagangan diborong. Karena sebagian besar ayam belum digoreng, beberapa anak muda membantu Azizah untuk memasak dan membungkusnya.

Setelahnya, mereka memasang spanduk di depan steling Azizah. Spanduk itu berisi pesan, siapa saja yang lapar dan butuh makan dipersilakan mengambil makanan dari sana. Gratis, hari itu.

Beberapa saat kemudian, pengendara dan warga yang kebetulan melintas langsung mengantre. Satu per satu dari mereka mengambil nasi ayam penyet yang sudah disiapkan.Ada tukang becak atau pengemudi ojek online lewat, mereka langsung menyodorkan makanan gratis dari borongan WMP itu.

Tak lupa, mereka juga membagi masker dan mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.Selain memborong dagangan Azizah, mereka juga memberinya uang lebih. Uang itu berbeda dari harga yang harus dibayar untuk pembelian nasi ayam penyet.Azizah langsung memeluk perempuan yang memberinya uang itu. Dia tak sanggup menahan tangis. Mereka berpelukan cukup lama.Beberapa pemuda lain bertepuk tangan. Misi mereka untuk memberi kesenangan dan membagi rezeki kepada Azizah tersampaikan.
Baca Juga: Video TikTok Viral Tukang Becak Kehilangan Rp2 Juta, Kini Terima Donasi Rp130 Juta

Warung Medan Peduli keliling untuk borong pedagang kecil

Gerakan WMP Sudah Berjalan 3 Pekan di Medan
Ternyata bukan sekali itu saja gerakan WMP membantu pedagang kecil.
Menurut inisiator WMP, Richard Stanlay, gerakan ini telah berjalan selama tiga pekan terakhir.
Secara total, mereka telah membeli dagangan dari 2.000 lebih pedagang di Medan.
"Kita sudah membantu sekitar 2.000-an warung dan sudah hampir 100.000 orang yang telah menerima bantuan dari gerakan Warung Medan Peduli ini," ungkapnya.
Baca Juga: Soal Aksi Bikini di Jalan, Dinar Candy Stress PPKM Diperpanjang
Dengan relawan yang lebih dari 300 orang, gerakan ini bisa memborong dagangan dari 100 hingga 150 pedagang dalam sehari. Mereka memang menyasar pedagang kecil di pinggir-pinggir jalan sebagai target.

Bagi Richard dan relawan lain, gerakan ini adalah salah satu cara mereka untuk menyebar virus kebaikan. Mereka bisa membuktikan bahwa penyebaran virus kebaikan lebih cepat dari penyebaran virus corona.

"Hanya dalam beberapa hari, ratusan orang mau bergabung dengan kami. Bahkan, di kota-kota lain di Indonesia mulai mengikuti dan mengadakan gerakan yang sama. Ada Bandung Peduli, Jakarta Peduli, Surabaya Peduli, dan Batam Peduli," ungkapnya.

"Karena kita yakin, virus kebaikan jauh lebih cepat menular dan lebih cepat menyebar dari virus corona," tandasnya lagi.

Richard dan relawan masih akan terus bergerak. Gerakan sosial ini masih akan terus berjalan hingga PPKM di Medan berakhir.

"Target kita, PPKM selesai kami juga berhenti," pungkasnya. (*)

Tag

Editor : Al Sobry