Dikutip dari Bobo, pemuda bernama Indra Rudiansyah (29) merupakan mahasiswa di Universitas Oxford, Britania Raya, Inggris.
Nah, mahasswa S-3 Clinical Medicine di Universitas Oxford ini bergabung dengan tim Jenner Institute yang dimpimpin oleh Profesor Sarah Gilbert, seorang ilmuan Inggris.
Indra pun digabungkan ke dalam tim tersebut sejak 20 Januari 2020 lalu.
Saat itu, tim Jenner Institute menggandeng Oxford Vaccine Group untuk bekerja sama dalam pengujian vaksin.
Pengujian pun dilakukan di Pusat Vaksin Oxford.
Karena membutuhkan banyak peneliti lain, terutama untuk mengujiantibody responsedari para relawan yang sudah mendapat vaksin. Indra masuk ke tim penguji tersebut.
Walau pembuatan vaksin ini tidak ada kaitannya dengan tesis yang dikerjakannya, Indra meriset vajsin malaria, dia tetap merasa bangga menjadi bagian dari pengujian vaksin corona tu.
"Ini adalah salah satu hal besar yang berdampak pada keselamatan banyak orang," katanya.
Menurut Indra, pengembangan vaksin AstaZeneca berjalan dengan progres yang cepat.
Menurutnya, pada penelitian yang biasa diperlukan waktu setidaknya hingga 5 tahun untuk bisa mencapai tahap tersebut.
Proses yang cepat itu membuat AstraZenecakini bisa digunakan di berbagai negara.
"Mendapatkan vaksin adalah salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk melawan virus COVID-19," sebutnya lagi percaya ini jadi salah satu langkah pencegahan yag efektif untuk kita semua.
Tak ayal, pemuda Bandung ini juga mengimbau masyarakat Indonesia agar tetap mengikuti protokol kesehatan, walau sudah mendapatkan vaksin.
Menurutnya, orang yang sudah divaksin masih memiliki kemungkinan terinfeksi dan menularkan virus COVID-19.
Jadi divaksin, jaga protokol kesehatan dan berdoa, tiga itu yang akan menyelamatkanmu saat ini. (*)