HAI-Online.com – Di balik musiknya yang keras, metal tersebut ternyata diketahui punya efek yang baik buat produktivitas, lho, sob. Khususnya bagi kalian yang berkutat di dunia coding. Kok bisa?
Jadi, dalam sebuah pameran desain software pada 2019 silam, sebagaimana dilaporkan Work Life,ada beberapa manfaat, khususnya dari subgenre black metal dan death metal yang bisa ningkatin konsentrasi dan produktivitas.
Sarah Goff-Dupont, penulis riset tersebut mencari tahu jenis musik metal apa yang paling cocok buat didengerin saat pada coder tengah mengerjakan aplikasi.
Dalam risetnya, para coder tersebut melaporkan telah mendengarkan ‘lebih banyak jenis metal daripada yang kita ketahui ada’.
Lewat bantuan ilmuwan data Julia Silge dan pengembang Pandora Rob Whitlock, dia berteori bahwa musik metal ekstrem tertentu cocok untuk pekerjaan tersebut.
Dalam survei tersebut, 3,2 persen pengembang perangkat lunak (dari sekitar 26 juta di seluruh dunia) mencantumkan beberapa jenis musik metal sebagai pilihan musik utama mereka saat coding.
Baca Juga: Inilah Penjelasan Ilmiah Kenapa Bass Jadi Unsur Terpenting dalam Musik
Dia mengatakan karakter vokal yang kasar dan menggeram yang sering ditemukan dalam death metal—atau yang biasa disebut vokills, ucapan yang hampir nggak dapat dipahami menjadi salah satu bagian dari faktor utamanya.
"Itulah yang menarik bagi aku tentang death metal ketika aku coding, percaya atau nggak," ujar Whitlock.
"Ketika aku mendengar nyanyian yang clean, otak aku mulai melacak apa yang mereka katakan dan itu mengganggu. Tapi dengan vokills, itu hanya suara. Lo nggak memikirkan apa yang mereka katakan sehingga itu hanya samar-samar,” jelasnya.
Namun,saat ngomongin black metal, subgenre tersebut punya sifat yang berlawanan, yang dapat mendorong konsentrasi pengembang perangkat lunak.
Perancang Pandora tersebut menggambarkan hubungan yang lebih pribadi yang dia alami dengan musik metal tersebut.
Baca Juga: Ilmuwan Sebut Musik Mampu Menyinkronkan Gelombang Otak Manusia
"Jika aku tahu aku akan mengerjakan tugas untuk waktu yang lama, aku akan menggunakan black metal," tambah Whitlock.
"Terutama jika itu adalah sesuatu yang membuat aku agak sedih melakukannya. Black metal secara emosional menggugah dengan cara yang nggak dimiliki oleh death metal. Ada saat-saat ketika Anda membuat kode dan Anda membutuhkan kesadaran emosional itu."
Riset tersebut jugaberhipotesis bahwa doom metal mungkin bukan musik yang cocok untuk didengerin saat belajar.
"Jangan salah paham, aku suka doom metal. Tapi vokalnya cukup bersih, dan biasanya didasarkan pada skala pentatonik seperti blues yang membuatnya sangat melodis. Ini juga lebih lambat dengan lebih banyak ruang di antara not karena mereka cenderung bermain di belakang ketukan. Jadi mudah teralihkan olehnya,” terang Whitlock.
Kecuali High on Fire. Mereka sangat berenergi tinggi hanya dengan riff yang gila. Energinya mengalahkan segalanya. Aku bisa mendengarkannya saat aku sedang coding." (*)
Baca Juga: Kamu Suka Kalap Saat Makan? Jangan-jangan Kamu Suka Musik Metal