Selamatkan Penyu Langka, Jakarta Aquarium 'Bebaskan' Penyu Laut dan Tukik Hasil Rehabilitasi ke Kepulauan Seribu

Minggu, 06 Juni 2021 | 10:05
JAQs

Selamatkan Penyu Langka, Jakarta Aquarium 'Bebaskan' Penyu Laut dan Tukik Hasil Rehabilitasi ke Kepulauan Seribu

HAI-Online.com- Tahukah kamuPenyuHijau dan PenyuSisik telah tercatatsebagai hewan laut langka karena keduanyadiklasifikasikanterancam punah dan sangat terancam punah.
Tidak gampang mengurus kelangsungan hidup penyu langka ini lantaran jumlahnya yang sedikit ditambah hewan ini tidak mudah melahirkan keturunan karena termasuk hewan yang sedikit bereproduksi alias beryelur hanya saat dewasa, 50 tahun sekali.
Belum lagi populasi penyu langka saat ini mereka hidup dalam kondisi yang rentan terhadap risiko penyakit, parasit, dan tekanan lainnya yang lebih besar lagi dari lingkungannya.
Baca Juga: Tampak Kayak Ngasih 'Jari Tengah', Foto Penyu Bete Ini Menang Penghargaan Fotografi
Nah, dalam rangkamemperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Jakarta Aquariumdan Safari (JAQS) untuk pertama kalinya melakukan pelepasliaran penyu langka dan puluhan tukik hasil konservasi ke perairan di Kepulauan Seribu pada, Jumat (28/5/2021) lalu.
Hal ini dilakukan sebagai bukti dan tanggung jawab Jakarta Aquarium danSafari sebagai sebuah Lembaga Konservasi ex-situ (Taman Safari Indonesia Group) dan di bawah pengawasan BKSDA (Bali Konservasi Sumber Daya Alam) serta Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Fira Basuki selaku Head of Social, Branding, and Communication JAQS mengatakan melepasliarkan penyu dan tukik-tukikini merupakan tanggung jawab untuk peduli terhadap pelestarian satwa dan lingkungan.

"Jakarta Aquarium danSafari bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Kepulauan Seribudan Yayasan Puteri Indonesia melepasliarkan penyu dan tukiksebagai wujud tanggung jawab kami sebagai sebuah Lembaga Konservasi yang peduli terhadap pelestarian satwa dan lingkungan," ujar Fira dalam siaran tertulis yang yang diterimaHAI-Online.com, pada Jumat (4/6/2021) lalu.

Jakarta Aquarium danSafarimemiliki kewajiban untuk mendukung pelestarian satwa liar, sebagai pusat konservasi dan pendidikan.

JAQS juga memfasilitasi pendidikan dan meningkatkan kesadaran spesies, kepentingan ekologis mereka bagi alam dan bagi manusia, serta apa yang mengancam mereka salah satunya dengan cara menyelamatkan dan merehabilitasi penyu.

Kegiatan ini memungkinkan JAQS untuk mengambil hewan yang sakit, rusak, atau lemah, terkena sengatan panas, tertangkap dalam alat tangkap misalnya, dan mengembalikannya ke kesehatan penuh sehingga mereka dapat dilepasliarkan ke alam liar dengan setiap kesempatan untuk berhasil dalam hidup dan terus berkembang biak.

Baca Juga: Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu, Potongan Pesawat dan Bagian Tubuh Manusia Ditemukan di Lokasi Kejadian!

Dari sana, seekor penyu dewasa berjenis PenyuSisik atau Hawksbill Sea Turtle (Eretmochelys imbricata) dan 30 tukikdilepasliarkan di Pantai Cikaya, Pulau Karya, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan SeribuUtara, diwakili oleh Aaron Morgan Jupp, Kurator JAQS dan Putu Ayu Saraswati, Puteri Indonesia Lingkungan 2020 serta didampingi tim Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka, dan tim Jakarta Aqurium dan Safari.

Penyu dewasa dibebaskan ke laut lagi

Perlu diinformasikan juga bahwa seekor Penyu dapat memakan waktu hingga 50 tahun untuk matang sebelum mereka siap untuk bereproduksi dan bahkan ketika mereka mampu menciptakan generasi hewan berikutnya, tingkat kelangsungan hidup mendekati hanya 1 dari setiap 1000 bayi yang lahir yang akan mencapai dewasa dan bereproduksi diri.

Penyu laut tidak sering berhasil dikembangbiakkan di penangkaran karena banyak faktor, kendala untuk mendapatkan hewan sehat yang benar-benar dapat bereproduksi tidak umum - karena sebagian besar hewan yang diselamatkan di akuarium seringkali terlalu muda, terlalu sakit, atau sebaliknya.

Jenis kelamin penyu ditentukan oleh suhu di mana mereka diinkubasi pada 27,7 derajat Celsius dan di bawah suhu itu jantan sering lahir, sementara suhu di atas itu menghasilkan betina.

Jika suhu global terus meningkat dan pasir tempat telur diletakkan terus menghangat, maka semua penyu di masa depan kemungkinan besar akan betina, sehingga spesies tersebut dapat menghadapi kepunahan tanpa rasio pejantan yang memadai untuk kawin.

Baca Juga: Penyelam Ungkap Kehidupan di Titik Terdalam Bumi Palung Mariana, Miris Ada Sampah Plastik!

"Kami dapat membantu dalam hal ini, dengan mengumpulkan telur secara aman dan mengeraminya pada suhu yang tepat yang menghasilkan pejantan dan kemudian melepaskannya saat siap menetas," kata Aaron.

Setiap individu yang dikembalikan ke alam, memiliki potensi untuk menyumbangkan gen uniknya sendiri kepada populasi dan mendukung spesies secara keseluruhan.

Selain pelepasan penyu, kegiatan yang sama juga melakukan penanaman mangrove di Pulau Pramuka sebanyak 50 batang, satu frame transplantasi tanam lamun.

"Tentunya kegiatan pelepasliaran ini akan nantinya rutin kami lakukan, juga dengan satwa lain yang telah kami kembangbiakkan diJAQS, contohnya pari, hiu, dan banyak lagi," pungkas Fira. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya