Inilah 6 Penemuan Penting yang Tercipta pada Masa Perang Dunia II

Jumat, 14 Mei 2021 | 14:00
ethw.org

Dua programer, Betty Jennings dan Frances Bilas yang ditugaskan mengoperasikan komputer ENIAC tahun 1942.

HAI-Online.com – Banyak orang yang menganggap mom atom adalah salah satu penemuan paling terkenal pada era Perang Dunia II (1939-1945) saat pada Agustus 1945, Amerika Serikat meluncurkan serangan nuklir pertama di Hiroshima dan Nagasaki, membunuh sekitar 110.000 hingga 210.000 orang.

Bom atom menjadi penemuan paling terkenal dari Perang Dunia II karena dampak penghancurnya yang sangat mengerikan.

Namun, di sisi lain, ada juga penemuan lainnya dari era Perang Dunia II yang memberi dampak positif dan mengubah sejarah hingga saat ini.

Simak nih 6 penemuan penting masa Perang Dunia II yang mengukir sejarah manusia kini, seperti yang dilansir dari History:

1. Vaksin flu

Pada 1918 dan 1919 terjadi pandemi influenza yang berdampak besar pada Perang Dunia I. Kondisi saat itu memotivasi militer AS untuk mengembangkan vaksin flu pertama di dunia.

Para ilmuwan mulai mengisolasi virus flu pada 1930-an dan pada 1940-an, Angkatan Darat AS memberi membantu dalam pengambangan vaksin melawan virus influenza selama Perang Dunia II berlangsung.

AS menyetujui vaksin flu pertama digunakan untuk Angkatan Darat pada 1945 dan pada 1946 digunakan untuk sipil. Salah satu peneliti utama dalam proyek tersebut adalah Jonas Salk, ilmuwan AS yang kemudian mengembangkan vaksin polio.

Baca Juga: Kisah di Balik Pose Ikonik Menjulurkan Lidah Albert Einstein yang Berulang Tahun Hari Ini

2. Penisilin

Science Museum Group/Wikimedia

Penisilin

Sebelum penggunaan penisilin sebagai antibiotik secara luas, luka dan goresan kecil dapat menyebabkan infeksi yang mematikan.

Ilmuwan Skotlandia Alexander Fleming menemukan penisilin pada 1928, tetapi baru pada Perang Dunia II, Amerika Serikat mulai memproduksinya secara massal sebagai perawatan medis.

Pembuatan penisilin untuk tentara adalah prioritas utama Departemen Perang AS, yang disebut-sebut sebagai upaya "melawan kematian".

Ahli bedah militer kagum dengan bagaimana obat itu mengurangi rasa sakit, meningkatkan kesempatan untuk bertahan hidup, serta mempermudah perawat dan dokter untuk mengobati para tentara di medan perang.

AS kemudian menganggap penisilin sebagai obat yang sangat penting dalam perang. Sehingga, AS memproduksi 2,3 juta dosis penisilin untuk pasukan sekutu. Setelah perang, warga sipil juga mendapatkan akses ke obat penyalamat hidup itu.

3. Mesin jet

San Diego Air & Space Museum/Wikimedia

Jet Tempur Messerschmitt Me 262

Frank Whittle, seorang insinyur Inggris dari Royal Air Force yang mengajukan paten pertama untuk mesin jet pada 1930. Namun, negara pertama yang menerbangkan pesawat bermesin jet adalah Jerman, yang melakukan uji coba terbang pada 27 Agustus 1939, hanya beberapa hari sebelum negara itu menginvasi Polandia.

“Baik Jerman dan Jepang telah benar-benar bersiap untuk Perang Dunia II selama sekitar satu dekade,” kata Rob Wallace, spesialis pendidikan STEM di Museum PD II Nasional di New Orleans.

Pemerintah Inggris mengembangkan pesawat berdasarkan desain Whittle saat dimulainya perang. Kemudian pada 15 Mei 1941, untuk pertama kalinya menggunakan pesawat dengan mesin jet terbang.

Pesawat jet bisa melaju lebih cepat dari pada pesawat baling-baling, namun juga membutuhkan lebih banyak bahan bakar dan lebih sulit ditangani.

Meskipun nggak berdampak pada Perang Dunia II karena masih dalam perkembangan awal, mesin jet mengubah transportasi militer dan sipil di masa depan.

Baca Juga: Cerita Ninja Terakhir Jepang Soal Cara Berlatih, Mulai dari Menatap Lilin sampai Memanjat Dinding

4. Transfusi plasma darah

Selama Perang Dunia II, seorang ahli bedah AS bernama Charles Drew menstandarkan produksi plasma darah untuk keperluan medis.

“Mereka mengembangkan seluruh sistem ini, di mana mereka mengirimkan 2 botol steril, 1 dengan air di dalamnya dan 1 dengan plasma darah beku-kering dan mereka akan mencampurnya,” kata Rob Wallace, spesialis pendidikan STEM di Museum PD II Nasional di New Orleans.

Nggak seperti darah utuh dari pendonor, plasma dapat diberikan kepada siapa pun tanpa memandang golongan darah seseorang, sehingga lebih mudah untuk diberikan di medan perang.

5. Komputer elektronik

nationalww2museum.org

Komputer yang digunakan saat era Perang Dunia II.

Pada 1940-an, kata "komputer" merujuk orang (mayoritas wanita) yang melakukan perhitungan rumit menggunakan tangan.

Selama Perang Dunia II, Amerika Serikat mulai membangun mesin baru untuk melakukan perhitungan untuk lintasan balistik. Lalu mereka yang sebelumnya bertugas melakukan penghitungan dengan tangan, beralih untuk memprogram mesin komputer elektronik.

Programer yang bekerja pada mesin ENIAC Universitas Pennsylvania, salah satunya adalah Jean Jennings Bartik.

Ia memimpin pengembangan penyimpangan dan memori komputer elektronik. Sementara Frances Elizabeth “Betty” Holberton, yang membuat aplikasi perangkat lunak pertama.

Letnan Grace Hopper juga memprogram mesin Mark I di Universitas Harvard selama perang, dan kemudian mengembangkan bahasa pemrograman komputer pertama.

Di Inggris, Alan Turing menemukan mesin elektro-mekanis yang disebut "Bombe" yang membantu memecahkan sandi Enigma Jerman. Meskipun nggak secara teknis, apa yang sekarang kita sebut sebagai "komputer", Bombe adalah pelopor mesin Colossus, serangkaian komputer elektronik Inggris.

Selama perang, programmer seperti Dorothy Du Boisson dan Elsie Booker menggunakan mesin Colossus untuk memecahkan pesan yang dienkripsi dengan sandi Lorenz Jerman.

Baca Juga: Fotografi Hindia Belanda: dari Pariwisata hingga Mengalami Kelumpuhan

6. Radar

MIT Museum

Penampakan Rad Lab pada tahun 1943–1945 yang berlokasi di kawasan kampus MIT.

Laboratorium Radiasi MIT, atau "Lab Rad", memainkan peran besar dalam memajukan teknologi radar pada 1940-an.

Namun, tujuan awal lab radar itu adalah menggunakan radiasi elektromagnetik sebagai senjata, bukan bentuk pendeteksian.

“Gagasan pertama mereka yang mereka miliki adalah bahwa jika kita dapat mengirimkan seberkas energi elektromagnetik ke pesawat, mungkin kita dapat membunuh pilot,” kata Rob Wallace, spesialis pendidikan STEM di Museum PD II Nasional di New Orleans.

“Mereka memiliki gagasan bahwa mereka dapat menggunakan radiasi elektromagnetik seperti mereka menggunakan radiasi suara dalam sonar. Jadi mereka mulai bekerja untuk pengembangan radar," lanjutnya.

Radar membantu pasukan sekutu mendeteksi kapal dan pesawat musuh. Belakangan, itu terbukti memiliki banyak kegunaan non-militer, termasuk mendeteksi peristiwa cuaca besar, seperti badai. (*)

Baca Juga: Lihat Nih, Sandiaga Uno Muda Pas Jadi Model Cover Majalah HAI 1989

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Penemuan Penting Masa Perang Dunia II, dari Vaksin hingga Radar"

Editor : Alvin Bahar

Sumber : History

Baca Lainnya