HAI-ONLINE.COM -Memilih sebuah nama ketika membentuk proyek musik ataupun band diyakini selalu susah-susah gampang.
Pemberian nama merupakan sebuah elemen penting yang nggak dapat dipisahkan ketika kita ingin membentuk sebuah band.
Dua mata pisau selalu dihadapkan bagi para personel yang pengen membentuk nama band yang pasti ingin sukses dan namanya dapat bertahan seumur hidup.
Baca Juga: Studi Ungkap Pendengar Rock, Metal dan Grunge Sebagai Fans Musik Paling Hepi
Penggunaan "The" pada awalan nama bagi sebuah band menjadi salah satu pilihan paling sederhana dan menarik untuk diputuskan secara mufakat.
Bertepatan dengan Hari Musik Nasional yang dirayakan tiap 9 Maret di Indonesia, HAI udah ngerangkum nih 5 rekomendasi band Indonesiayang sukses dengan menggunakan awalan "The" sebagai nama band-nya. Simak
TheS.I.G.I.T
Salah satu nama besar dari kota Bandung yang tentu tak luput dari daftar ini. The S.I.G.I.T adalah unit yang digawangi oleh Rekti Yoewono, Farri Iksan, Adit Subagja, dan Donar "Acil" Armando.
Jika biasanya penggunaan awalan"The" selalu disambung dengan kata dalam bahasa Inggris, Rekti dkk dengan percaya diri memilih menggunakan nama khas Indonesia yakni "Sigit" untuk menjadi resep sukses mereka.
Malang melintang di industri musik Indonesia sejak awal 2000-an, The S.I.G.I.T menjadi ikon hard rock / Zep rock / Psychedelic rock asal Indonesia yang sukses menggaet khalayak umum dan acap kali menggelar pentas di panggung internasional.
EP Self-Titled pada 2004 yang kemudian diteruskan denganfull-length album"Visible Idea of Perfection" di 2006 menjadi titik balik kesuksesan mereka di Indonesia.
Pada 2009,EP kedua mereka "Hertz Dyslexia" menjadi semakin liar dan eksploratif yang kemudian disempurnakan melalui album penuh kedua mereka yakni "Detourn" di tahun 2013. Terbaru pada pertengahan 2020 lalu, sebuah single berjudul "Another Day" juga diluncurkan di tengah masa pandemi.
The Upstairs
Sosok Jimi Multhazam dan Kubil Idris adalah pemegang peran vital yang menghidupi sebagian besar dari proses kreatif pada band new wave ini.
Jimi yang besar di skena hardcore punk lokal terlebih dulu berkarya bersama unit punk Bequiet yang juga berangkat melalui kampus IKJ.
Dengan segala referensi dan bekal penulisan lagu dalam bahasa Indonesia yang sarat makna, The Upstairs adalah thenew wave of new wave eradi Indonesia yang kemudian mematenkan namanya menjadi salah satu "raja pensi" di era 2000-an hingga 2010-an.
Para fans dari The Upstairs di kala itu bahkan tak segan untuk berdandan dengan warna mencolok untuk menyemaraki aksi panggung The Upstairs yang memang sangatlah membius!
Selama karir panjangnya, The Upstairs sudah merilis empat album penuh yakni"Matraman"(2004), "Energy"(2006), "Magnet! Magnet!"(2009), dan "Katalika" (2012). Di samping itu 4 mini album juga telah mereka rilis lewat "Antahberantah"(2002), "Kunobatkan Jadi Fantasi"(2008), "Menaralara"(2010), dan "Kubilsm: Relax"(2013).
The Brandals
Embrio dari band ini diciptakan melalui keterlibatan para personelnya di skena independen lokal di Jakarta pada era 1990-an awal.
Saat itu, IKJ dan Poster Cafe adalah dua jujukan utama bagi parascenesteribu kota untuk unjuk gigi menunjukkan referensi pribadinya melalui band-nya masing-masing.
Sang vokalis, Eka Annash, juga sempat menjadi punggawa salah satu ikon ska punk / alternatif lokal, Waiting Room.
The Brandals memainkan padanan musik garage rock / punk / blues yang kental dalam setiap rilisannya. Kekuatan utama dari band ini adalah penulisan lirik yang hampir seluruhnya menggunakan bahasa Indonesia.
Lagu- lagu seperti “Lingkar Labirin“, “24:00 Lewat“, ataupun “100% Kontrol“ adalah buah karya legendaris dariThe Brandalsyang memiliki pesan-pesan tersirat dengan kemampuan pemilihan kata dalambahasa Indonesiayang sempurna. Mereka juga tetap produktif dengan merilis "The Truth is Coming Out" yang dirilis pada akhir 2020 kemarin.
The Adams
Grup yang sudah terbentuk sejak tahun 2001 ini juga menjadi jebolan kampus seni IKJ yang menjadi produsen lokal bagi skena independen lokal di masanya.
The Adams adalah gerbong utama dari gelombangJakarta sounddengan alunan musik mereka yang khas serta penulisan lirik yang menarik.
Saat ini grup musik tersebut telah merilis tiga buah album studio, yakni Self-titled "The Adams" yang menjadi debut mereka pada 2005, "v2.05" kemudian menyusul setahun berikutnya, sebelum dilengkapi dengan "Agterplaas" yang dirilis pada 2019 lalu.
Formasi saat ini terdiri dari Ario Hendarwan (vokal, gitar), Saleh Husein (vokal, gitar), Pandu Fathoni (vokal, bas), Gigih Suryo Prayogo (drum, vokal), dan Ghina Salsabila (kibor, vokal).
The Changcuters
The Changcutersmerupakan sebuah grup musik anomali asalBandung yang sudah terbentuk sejak 2004.
Band yang sama sekali nggak pernah mengalami bongkar pasang personel ini beranggotakan Tria, Qibil, Alda, Dipa, dan Erick.
Melalui debut album "Mencoba Sukses" yang dirilis pada 2006, The Changcuters yang selalu tampil berseragam langsung menggebrak industri musik lokal di masa itu.
Musik yang mereka mainkan menjadi salah satu titik awal perubahan musikindie yang berhasil menembus televisi dan pasar yang lebih luas. Bahkan, The Changcuters juga berkesempatan untuk mencicipi akting di layar lebar melalui Tarix Jabrix di tahun 2008.
Sampai saat ini, mereka telah sukses menelurkan 6 album penuh yakni "Mencoba Sukses" (2006), "Mencoba Sukses Kembali" (2008), "Misteri Kalajengking Hitam" (2009), "Tugas Akhir" (2011), "Visualis" (2013), "Binauralis" (2016), serta "Loyalis" yang baru dirilis pada akhir 2020 kemarin.
The Panturas
The Panturas adalah grup muda yang terbentuk dari inisiasi parapemuda yang besar di bilangan sub-urban Kabupaten Sumedang, Tanjungsari, yang kemudian mematenkan namanya di wilayah padat mahasiswa, Jatinangor.
Memainkan musik yang dikenal dengan terma surf rock, nama The Panturas sangat mewakilkan musik yang mereka mainkan. Raungan riff gitar jangly dengan beat yang asyik menjadi ciri khas dari band satu ini. Sangat cocok untuk dimainkan ketika kalian sedang dalam sebuahtrip untukmencari pantai terindah favorit kalian.
Acin, Rizal, Bagus Gogon, dan Kuya juga telah berhasil menelurkan satu album penuh berjudul "Mabuk Laut" yang di pada 2018 lalu.
Single-single seperti "Balada Semburan Naga" dan "Gelora" kemudian menyusul untuk menandai produktifitas mereka. Terbaru "Tafsir Mistik" menjadi buah karya termutakhir dari band yang menjadikan band surf rock legendaris The Ventures sebagai acuannya ini.
The Sastro
Band ini adalah salah satu legendaIKJdan menjelma menjadi salah satu band jebolanIKJterbaik hingga namanya kemudian jarang muncul di permukaan.
Digawangi oleh Ritchie Ned Hansel dan Sastro, The Sastro memainkan banyak elemen musik yang kaya akan unsur post-punk, new wave, dan band-band era Madchester seperti The Smiths dan The Police.
The Sastro juga telah merilis album legendaris mereka di bawah naungan Kenanga Records, ‘Vol.1’ yang selalu menjadi primadona di kalangan pengoleksi rilisan band lokal.