HAI-Online.com -Di media sosial Twitter, Jumat (26/2/2021) netizen lagi sibuk ngomongin IPK alias Indek Prestasi Kumulatif saat duduk dibangku perkuliahan.
Ternyata, perbincangan yang lagi rame itu dipicu oleh seorang netizen yang nge-tweet pengalamannya saat memiliki IPK 1,77 lalu menduduki posisi kerja yang menjanjikan ketimbang temannya sendiri yang ber-IPK 3,87 namun masih pengangguran.
Baca Juga: Sering Ikut Lomba dan Minat Masuk IPB? Coba Jalur Khusus Ini!
Warganet kemudian membandingkan IPK tinggi dan rendah pada peluang kerja, sampai mempertanyakan kelulusan mahasiswa denga IPK 1,77.
Pembahasannya pun jadi semakin rame dan saling berbagi nilai IPK dilanjut dengan pekerjaan yang didapatkan saat ini.
Bahkan, #IPK1,77 jaditrending sampai dengan Jumat malam pukul 22.30 WIB, yang mana sudah lebih dari 26.000 twit membahas soal ini.
Sebenarnya, seberapa besar sih pengaruh angka IPK sama peluang seseorang di dunia kerja?
Dikutip dari Kompas.com Psikolog Career Coach & Chief of Talent Management Division PT. Engineering Career Center Ria Aprilia, M.Psi., menjelaskan kaitan antara jumlah IPK dan peluang kerja.
Tidak sekadar angka
Kalo dilihat sekilas, IPK 1,77 kemungkinan besar nggak lulus, karena secara logika nggak bisa ngajuin skripsi atau dinyatakan lulus oleh sistem perkuliahan.
"Berarti kalau kita rata-rata itu kan isinya D sama E ya, jelas tidak lulus. Kalau kita memandang kampus sebagai 'produsen aset SDM' mestinya tidak lolos quality control," kata Ria, saat dihubungiKompas.com, Jumat (26/2/2021).
Akan tetapi, Ria menekankan, persoalan IPK dan peluang kerja, nggak cuman dilihat melalui angka yang tertera.
Baca Juga: Segerombol Pemuda Joget di Lampu Merah untuk Bikin Konten, Berujung Keciduk Aparat dan Minta Maaf
"Jangan sampai kita lihat IPK sekadar angkanya saja, tetapi di balik itu apa yang terjadi," kata dia.
Menurut dia, ada beberapa perusahaan yang lebih fokus pada skill atau kemampuan yang dimiliki pelamar. Mereka sudah nggak menentukan rekrutmen berdasarkan latar belakang pendidikan, bahkan angka IPK.
"Memang yang namanya IPK sekarang lumayan dilihat ya, walaupun enggak semua perusahaan. Kembali lagi setiap perusahaan mempunyai standard masing-masing, kebijakan masing-masing," kata Ria. (*)