HAI-Online.com–Divers Clean Action kembali melanjutkan kolaborasinya dengan KFC Indonesia di program Marine Debris Ranger 2021.
Program yang melibatkan generasi muda Indonesia dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan ini sempat tertunda karena pandemi.
Namun selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan, jumlah sampah di berbagai daerah pun terus meningkat. Gerakan ini tak bisa tinggal diM, sehingga harus dilanjutkan demi kelanjutan pelestarian lingkungan.
Yap, setelah pertama kali diluncurkannya program Marine Debris Ranger di Provinsi Sulawesi Utara pada Maret 2020 lalu dan sempat tertunda karena pandemi COVID-19, memasuki tahun 2021 ini KFC Indonesia kembali melanjutkan komitmennya dalam pelestarian lingkungan dengan melanjutkan program kolaborasi bersama organisasi pemerhati lingkungan Divers Clean Action (DCA).
Sejalan dengan kampanye yang dicanangkan oleh KFC Indonesia bertajuk ‘KFC Untuk Negeri’ yakni bentuk dedikasi KFC untuk terus melakukan perubahan positif berkelanjutan, program sosial ini dibuat untuk menginspirasi generasi muda dan seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga lingkungan, terutama mengurangi produksi sampah dan pengelolaannya.
Mengawali tahun 2021 ini, KFC Indonesia bersama Divers Clean Action memulai kembali kegiatan Marine Debris Ranger (MDR) pada 6 Januari 2021 lalu dimulai dari pantai Pagedongan, Banten sebagai wilayah pertama binaan program tersebut.
Serentak di bulan yang sama, program MDR mulai berjalan di empat lokasi lainnya di beberapa wilayah Indonesia yakni di Aceh, Jambi, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Utara dengan beragam kegiatan yang fokusuntuk melestarikan lingkungan seperti membersihkan pantai dan sungai, edukasi ke sekolah maupun warga setempat, pelatihan pengolahan sampah, serta melakukan sampling sampah ke rumah-rumah warga setempat.
Selama kegiatan berlangsung, KFC Indonesia dan DCA berkomitmen untuk mengikuti anjuran Pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak sebagaiusaha konkrit dalam menghindari penyebaran virus COVID-19.
Berdasarkan survei Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2020, ditemukan bahwa selama masa pembatasan sosial kegiatan
masyarakat dan kebijakan bekerja dari rumah berlangsung, terjadi peningkatan jumlah sampah rumah tangga dengan mayoritas sampah plastik, selotip, dan bubble wrap.
Data dari survei LIPI tersebut mengungkap
kurangnya aksi dari masyarakat terhadap masalah sampah walaupun tingkat kesadaran warga cukup tinggi terhadap isu sampah plastik.
Berdasarkan hasil survei ini, KFC Indonesia dan DCA merasa semakin tergerak untuk tetap menjalankan program MDR walaupun masih berada di tengah pandemi.
Untuk itu, kegiatan ini senantiasa mengikuti protokol kesehatan ketat.
Hendra Yuniarto, selaku General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia Tbk mengungkapkan, program yang sempat tertunda akibat pandemi di 2020 lalu ini harus dilanjutkan pada tahun 2021 dengan mengadaptasi kenormalan baru.
"Dengan melibatkan generasi muda yang berperan sebagairangeratau pahlawan pemerhati lingkungan serta bekerja sama dengan komunitas lingkungan setempat program ini kembali dijalankan. Sampai kini, telah berjalan di 5 titik lokasi, dan program ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun dengan total 10 titik lokasi di seluruh Indonesia," bebernya pada Jumat (19/2/2021).
Selama program dijalankan, salah satu pelatihan yang diberikan ke masyarakat adalah pengelolaan sampah menjadi ecobrick seperti yang dilakukan tim MDR di area Nusa Tenggara Barat yang mengangkat tema ‘Dari Sampah Menjadi Rupiah’, yaitu program pemanfaatan botol plastik yang diisi padat dengan limbah plastik fleksibel untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali antara lain menjadi perabot kursi sofa.
Pelatihan ini bertujuan untuk memotivasi dan mengubah pandangan masyarakat setempat mengenai manfaat limbah botol plastik yang dapat menghasilkan suatu produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi, tak hanya sebatas menjual limbah botol plastik yang belum diolah ke bank sampah.
Dari program tersebut, Hendra berharap masyarakat dapat tergerak untuk turut memberikan kontribusi positif kepada lingkungan dengan melakukan langkah kecil seperti pemilahan sampah dan mengelolanyabahkan menjadi sebuah produk yang bernilai tambah.
Swietenia Puspa Lestari, Penggagas dan Direktur Eksekutif Divers Clean Action mengharapkan, dengan dilanjutkannya kegiatan Marine Debris Ranger tahun ini, edukasi masyarakat soal sampah menjadi lebih luas lagi cakupannya.
"Agar pengelolaan sampah dapat lebih maksimal serta menekan jumlah produksi sampah kedepannya, terutama yang berujung di perairan Indonesia baik di laut maupun sungai.
"Kegiatan yang kami lakukan selama masa pandemi ini tentunya selalu menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran
Pemerintah seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Kami juga membatasi jumlah relawan yang mengikuti kegiatan ini di setiap wilayah, dan menyesuaikan jumlah relawan dengan luas wilayah atau kebutuhan per wilayah," terangnya.
Untuk diketahui, rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen KFC terhadap lingkungan yang telah ditunjukkan sejak 2012 dalam Program KFC Green Action.
Ini juga kelanjutan dari dari program penanaman lahan gersang di tahun 2007. Semangat peduli lingkungan kemudian diperkuat dengan gerakanNo Straw Movementsejak Mei 2017 dan mempersembahkanstainless straweksklusif dalam rangka 40 tahun KFC Indonesia pada Juli 2019.
Program lainnya yang serup adalah Budaya Beberes yang mengajak konsumen KFC agar senantiasa membereskan setiap sisa makanannya di manapun, tidak hanya di restoran KFC, dan lalu membuangnya ke tempat sampah. Sejak 2019, gerai KFCIndonesia di beberapa wilayah di Indonesia telah mengganti plastik sekali pakai dengan kantong ramah lingkungan dan pada tahun ini KFC Indonesia juga menawarkantote bagatau tas pakai ulang sebagai alternatif pengganti plastik yang tersedia di seluruh gerai di Indonesia.
Gerakan ini juga bertujuan untuk mendukung
peraturan pemerintah daerah dalam menekan produksi sampah plastik. (*)