HAI-Online.com -Musik metal di Indonesia menjadi salah satu daya tarik utama bagipenggemar musik di kota-kota besar, tak terkecuali di Yogyakarta.
Provinsiyang terletak di sebelah selatan pulau Jawa ini merupakan gudang bagi para musisilegendaris - sebut sajaSheila on &, Shaggy Dog, ataupun Endank Soekamti adalah produk sukses dari Daerah Istimewa ini.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Band Metalcore Asal Ibu Kota yang Penting didengerin Remaja
Tak terkecuali, musik metal di Yogyakarta sempat mengalami proses pasang surut di permukaan skena musiknya.
Namun belakangan, terdapat beberapa kolektifmetalheadyangdidasari oleh kejenuhan akan warna musikyang berkembang di Yogyakarta.
Salah satu yang paling berjasa adalah Jogjakarta Corpse Gringer (JGC), kolektif ini terbentuk sejak 2008 lalu yang mengakomodir berbagaieventmusik cadas terkemuka seperti HELLNATION.
Melalui kolektif ini, banyak proses persinggungan dan persaingan sehat yang melibatkan band-bandmetal lawasdengan band baru asal Yogyakarta.
Kalo kamu suka banget dengan musik metal di Indonesia, simak 5 rekomendasi band metal asal Yogyakarta ini yang besar melalui JGC.
Death Vomit
Inilah pelaku utamanya. Terbentuk sejak 1995 lalu, Death Vomit tidak hanya memberikan dinamika yang luas terhadap skena musik di Yogyakarta.
Kiprah Sofyan Hadi (Gitar& Vokal), Roy Agus (Drum), & Oki Haribowo (Bass) sebagai unit brutal death metal yang mumpuni memberikan pondasi kuat di skena permetalan di Indonesia.
Berbagai rilisan telah dikeluarkan oleh band yang juga telah disegani keberadaannya di ranah intenasional ini.
Terakhir, mereka baru saja merilis album penuh mereka "Dominion Over Creation" pada 2020 lalu.
Deadly Weapon
Terbentuk pada 2008, Deadly Weapon adalah band grindcore dari Yogyakarta beranggotakan Nikodemus Jay (vokal), Made Dharma (gitar), Sandra Dandul (bass), J Arya (drum).
Deadly Weapon langsung menarik perhatian Rottrevore Records - salah satu label rekaman metal terkemuka asal Jakarta - untuk merilis demo awal mereka pada tahun 2011 yang kental dengan unsurold schooldeath metal.
Dua tahun berselang, Deadly Weapon merilis album penuh berjudul “Dissillusional Blurs” yang kembali dirilis melalui Rottrevore Records dan dirilis ulang secara digital pada tahun 2017.
"High and Hell Water" adalah karya terakhir dari band ini yang berbentuk album penuh dan dirlis dalam bentuk kaset pita pada 2019 lalu.
Metallic Ass
Jika melihat nama dari band ini, maka mungkin kamu akan langsung mengafiliasikan kalo mereka adalah bentuk parodi dari bandthrashmetal Metallica.
Namun jika mendengarkan musik yang mereka mainkan, Denizone (Bass & Vokal), Bable Sagala (Drum), & Danny Arifiyanto (Gitar) meleburkan komponen ekstrim dari musik thrash metal yang ciamik.
Metallica, Slayer, Anthrax, hingga D.R.I menjadi asupan utama bagi materi-materi yang dikaryakan oleh Metallic Ass. Demo dan album penuh berjudul "Thrash Metal 1983" pada 2009 dan 2011 lalu adalah bukti kecintaan mereka pada varian musik metal ini.
Mereka kemudian kembali merilisalbum penuh berjudul "Agriculture Thrash" 2015 lalu. Tak lama berselang single "Kedaulatan Metal" kembali dilepas pada 2018.
Terbaru, sebuah single dengan judul jenaka "Dipikir Karo Headbang" (Dipikir Sambil Headbang) menjadi rilisan paling mutakhir bagi band ini.
Devoured
Cranial Incisored
Band ini adalah sebuah manifestasi nyata yang menggambarkan bagaimananyeni-orang Yogyakarta.
Jika bandlain dalam daftar ini memiliki pakem dan pondasi yang terstruktur jelas dalam musik mereka, maka Cranial Incisored menolak metode tersebut.
Mereka memberanikan diri untuk meleburkanberbagai elemen musik sepertichaoticbrutaldeath metal, progressive, grindcore, math-rock, bahkan hingga free jazz!
Dikomandoi oleh Halim Budiono dari (Gitar) - yangkinijuga fokus dengan band serupa bernama Leftyfish - Cranial Incisored juga digawangi oleh Mal (Bass), Didit (Vokal), dan Obet (Drum).
Kiprah mereka sejak 1999 juga cukup produktif, salah satu yang paling fenomenal adalah album penuh pada tahun 2003 "Rebuild: The Unfinished Interpretation of Irrational Behavior" dan "Lipan's Kinetic" di 2009 lalu.
Begitulah deskripsi singkat mengenai pergerakan dan band metal Yogyakarta yang secara konsisten mewarnai keberagaman musik di D.I.Y melalui Jogjakarta Corpse Grinder.
Mana yang menurutmu paling cadas? (*)
Penulis: Mohammad Farras Fauzi