HAI ONLINE -Sebaran budaya dan musik dengan elemen punk yang kental sudah tidak dapat dinafikan lagi kehadirannya di Indonesia.
Pengaruh yang dibawa dari Britania Raya dan Amerika Serikat mengubah drastis daftar lagu-lagu yang diputar di tongkrongan anak muda di kota besar sedari 1980-an dulu.
Kulturpunk rock sebagai representasi musikal dari budaya punk, kemudian melahirkan berbagai subgenre baru seperti pop punk, skate punk, ataupun melodic punk.
Baca Juga: 5 Label Rekaman Musik Metal Indonesia Yang Wajib Lo Tau
Irisan dan elemen punk yang sangat lekat dengan kultur anak muda lain juga kemudian melahirkan evolusi yang menjadi cikal bakal hardcore punk, thrash punk, dan masih banyak lainnya.
Kalo kalian adalah punkrockersejati yang nggak ingin kelewatan tentang sejarah perkembangan musik punk di Indonesia, kali ini HAI udah merangkum 5 rekomendasi album punk Indonesia yang wajib untuk kalian koleksi. Simak daftarnya berikut!
Young Offender Compilation Album Vol. 1
Diawali dari gerombolananak muda di sudut kota Jakarta turut mewadahi tumbuhnya era tersebut dengan membentuk sebuah gerakan bernama Young Offender.
Young Offender fokus untuk mendorong pertumbuhan karya-karya pemuda pemudi di Jakarta, terutama yang beririsan dengan subkultur punk, indies, dan Britpop.
Gerakan mereka juga banyak melibatkan band-band jebolan Poster Cafe yang menjadi markas bagi para indies dan punk rocker di Jakarta pada era itu.
Kolektif ini menghasilkan sebuah album kompilasi yang berjudul "Young Offender Compilation Album Vol. 1" yang juga telah resmi dirilis dalam bentuk kepingan CD pada akhir Januari lalu.
Kompilasi ini berisikan band-band dan musisi yang tergabung dalam kolektif Young Offender dari era 1990an yang masih aktif sampai hari ini. Terdapat 19 lagu yang sangat menyajikan beragam jenis musik yang berbeda.
New Generation Calling (2003)
Album kompilasi ini berisikan 12 lagu dari masing-masing band yang berbeda. Kemunculan nama-nama seperti Rocket Rockers, The Bahamas, Nudist Island, ataupun Teenage Death Star menjadi daya tarik tersendiri bagi album kompilasi ini.
Album ini memiliki peran penting sebagai titikpenting bagi band-band yang terlibat di dalamnya, terutama dari segi promosi dan publikasi. Gerbang awal generasi pop punk yang kemudian besar di pertengahan dekade 2000-an banyak dipengaruhi olehalbum kompilasi ini.
The Difference Compilation Vol. 1 (2004)
Bentuk fisik dari albumini bisa dibilang dapat menyandang status sebagai harta karun bagi pemburu rilisan fisik. Maklum, jejak album fisik yang diperdagangkan saat itu hanya dijajakan dalam jumlah yang terbatas.
Berisikan nama-nama legendaris seperti Sendal Jepit, The Marmars, Alone at Last,Closehead, ataupun Jolly Jumper, album ini adalah salah satu bentuk kemeriahan skena punk lokal pada era tersebut.
Revolution Autumn (2014)
Wajah punk yang dikenal dengan perangairebeldan bengis sangat bertolak belakang dengan elemen musik yang ada pada album kompilasi ini.
Nafaskesedihan berbalut energi punk kentalyang dimunculkan dalam album ini sangatlah kentara dengan 15 track dari masing-masingband yang hampir semuanya marah-marah.
Dibuka dengan track yang penuholeh gumaman kasar dari Senja Dalam Prosa, Revolution Autumntermasuk sebagai salah satu energi pembaharuan bagi kultur dan musik punk dalam negeri.
Forever Punk, Forever Sucks! (Tribute to Bandung Melodic Punk Bands) [2020]
Album kompilasi termuda di dalam daftar ini. Dibentuk sebagai bentuk rasa syukur atas kota Bandung yang memiliki sejarah musik yang panjang, termasuk musik undergroundnya.
Kota yang disebutkan telah dikutip sebagai firestarter dari seluruh gerakan punk melodi yang bergerak secara sporadis selama awal 2000-an di Indonesia.
Sebut saja unit pop punk Saturday Night Karaoke yang mengcover lagu milik Nudist Island "Radio". Tentu saja 5 lagu lainnya nggak kalah menarik dan memberikan banyak warna lain pada musik punk!
Sekarang kalian boleh dengan bangga untuk ngesnobdi hadapan rekan-rekanmu yang paling edgykarena 5 rekomendasi album kompilasi punk Indonesia ini adalah artefak yang wajib untuk dimiliki.
Penulis: Mohammad Farras Fauzi