Baca Juga: Guru-Guru Ini Diingatkan untuk Jangan Keluyuran dan Ngumpul serta Foto Bareng Tanpa Masker
"Test ini lebih sensitif dibanding (pengambilan sampel udap) di tenggorokan atau nasal. Beberapa pasien tanpa gejala umumnya sembuh lebih cepat sehingga jejak virus (di atas) mulai hilang di tenggorakan mereka dalam 5 hingga 5 hari," ujar Dokter Senior dari Rumah Sakit You'an, Li Tongzeng dilansir dari Daily Star.
Li Tongzeng, mengatakan sampel di dubur pasien lebih efektif dibanding yang berasal dari tenggorokan atau lubang pernafasan. Dia mengatakan, metode pengujian diperkenalkan setelah penelitian menunjukkan bahwa jejak Covid-19 dapat ditemukan lebih lama di anus daripada di saluran pernapasan.
"Kami menemukan bahwa beberapa pasien tanpa gejala cenderung pulih dengan cepat. Ada kemungkinan tidak akan ada jejak virus di tenggorokan mereka setelah tiga hingga lima hari. Tapi virus bertahan lebih lama dari sampel yang diambil dari saluran pencernaan dan kotoran pasien, dibandingkan dengan yang diambil dari saluran pernapasan,” ujarnya.
Metode usap dubur merupakan salah satu inisiasi dari protokol baru seiring infeksi corona yang mulai bermunculan di beberapa kota di China.
Pemerintah dituntut untuk mengambil langkah pencegahan cepat sebelum liburan Tahun Baru Imlek bulan depan, yang sering juga disebut sebagai migrasi tahunan terbesar di dunia, agar tidak menjadi gelombang corona selanjutnya.
Namun, Pakar patologi Universitas Wuhan Yang Zhanqiu mengkritisi metode tersebut karena belum ada bukti bila Sars-CoV2 bisa bertransmisi melalui tinja atau bersemayam di dubur.
“Ada kasus tentang tes virus corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu telah ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang,” kata dia.
Perkenalan tes swab di bokong ini sempat ramai jadi bahan pembicaraan warga diChina selama sepekan ini. Video-video pasien menjalani tes ini jadi viral di berbagai media sosial. Kebanyakan Netizen merasa geli dengan metode tes baru ini dan ogah ikuti caranya.
"Risiko bahaya-nya rendah, sih tapi risiko memalukan-nya tinggi," ujar seorang netizen di Weibo.
Untunya untuk Indonesia,Satuan Tugas (Satgas)Penanganan Covid-19 di Indonesia udahmembandingkan soal tesswabmelalui saluran pernapasan (nasofaring dan orofaring) dan lewat dubur ini.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengklaim tes swab hidung da tenggorokan masih lebih efektif dibanding melalui anus maupun paru-paru. Hasil tesswabnasofaring dan orofaring sudah cukup untuk mendeteksi corona.
"Tanpa mengesampingkanpositivity rate, pengambilan sampel melalui orofaring dan nasofaring saat ini lebih dipilih karena lebih efisien untuk diaplikasikan," katanya, Jumat kemarin.