Viral Ajakan Bule untuk Pindah ke Bali Saat Pandemi, Perspektif Hidup Murah dan Perizinan Ilegal pun Mencuat

Senin, 18 Januari 2021 | 10:08
Tribunnews

Viral Ajakan Bule untuk Pindah ke Bali Saat Pandemi, Perspektif Hidup Murah dan Perizinan Ilegal pun Mencuat

HAI-Online.com-Lagi heboh cuitan seorang warga Amerika yang mengajak bule untuk pindah ke Bali pada saat pandemi. Tentu saja, cuitan itu memicu perdebatan hangat dan jadi obrolan paling ramai di Twitter.
Nggak heran, kata kunci 'Bali' pun Trending karena ulah wanita Amerika-Afrika yang terus mengajak bule mendatangi Bali saat pandemi Covid-19 begini. Isu perizinan palsu pun berkeliaran dibahas netizen.

Awalnya,pengguna Twitter bernama Kristen Gray cerita bahwa dia telah pindah dari Los Angeles ke Bali karena tidak kunjung dapat mendapat pekerjaan tetap, padahal di negaranya dia sudah berusaha mencari ke sana kemari.

Baca Juga: Mau Ngerayain Malam Tahun Baru di Pantai Bali, Sekelompok Bule Dibubarkan Paksa Oleh Aparat

Kemudian, saat dia pindah dan tinggal ke Bali bersama pacarnya (perempuan) selama enam bulan, kehidupannya berubah.

Kristen Gray mengaku waktu itu sedang kehabisan uang dan berjuang mencari kerjaan sepanjang 2019.

Setelah itu dia memutuskan untuk memesan tiket sekali jalan ke Bali dan membuka usaha.

Permasalahan muncul saat dia membandingkan biaya hidup, termasuk sewa apartemen di Los Angeles dengan Bali yang ibarat langit dan bumi.

Lalu, meloncat pada Maret, saat pandemi sedang memuncak, dia memutuskan tetap tinggal dan menanti wabah selesai.

Ditambah lagi, dia menguraikan beberapa manfaat tinggal di Bali: seperti keselamatan, biaya hidup yang murah dan gaya hidup mewah (untuk orang Barat), ramah orang LGBT, serta komunitas warga Afrika-Amerika di Bali.

Baca Juga: Produser Musik Phil Spector, Pembunuh Aktris Lana Clarkson Dinyatakan Meninggal di Usia 81 Tahun

Nah, Kristen Gray juga melihat Bali sebagai tempat pelarian dari problematika kehidupannya, termasuk kondisi masyarakat Afrika-Amerika yang di matanya kelas dua.

Masalah utama muncul, saat Kristen Gray mengajak semua bule datang ke Bali untuk menemukan tempat kedamaian.

Namun ajakan dan cerita Kristen Gray mulai dikomentari warga Indonesia, namun suara netizen Indonesia dianggapnya hanya angin lalu.

Lagipula, dia menulis itu dengan bebas dan ingin menjauhkan diri dari segala drama politik negara asalnya.

Pengguna @pentolbulaaat terganggu dengan caption"Our Bali life is Yours: Getting into Indonesia during Covid" (Kehidupan Bali kami jadi milik Anda: Memasuki Indonesia selama Covid).Sebab, Bali jadi kawasan yang paling terdampak Covid-19 oleh sebab pariwisata jadi tumpuan ekonominya.

Ini jadi perdebatan di ranah Twitter, sebab pandangannya lebih terkesan menggurui dan gentrifikasi.

Diketahui, gentrifikasi adalah perubahan sosial budaya di wilayah yang tercipta akibat penduduk kaya membeli perumahan di pemukiman yang kurang makmur.

Akibatnya, warga kurang mampu harus terusir secara ekonomi melalui harga sewa dan harga rumah yang tak terjangkau.

Terutama, untuk Bali, warga lokal di sana yang terkena dampak langsung dan paling parah.

Biaya hidup dari matanya berbeda dengan biaya hidup warga lokal Bali yang sangat berbeda.

Contohnya dia mengaku dengan 400 Dollar AS (Rp 5,624 Juta dengan kurs per (17/1/2021)) dapat hidup mewah.

Bandingkan dengan Upah Minimum Provinsi dan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Bali yang berkisar antara Rp 2,5 hingga 2,7 juta atau seharga 200 dolar Amerika jika dikonversi.

Artinya, daya beli Dolar AS lebih kuat daripada Rupiah, sehingga terasa murah.

Baca Juga: Kerasnya Ekonomi Memaksa Aris Idol Jual Murah Lagu-lagu Barunya

Oleh itu, banyak warganet Indonesia yang mengkritik dan mengecam langsung ke akun Twitter @kristentootie yang sudah dikunci.

Malahan, cuitan bermasalah itu sudah dihapus.

Untungnya, ada tangkapan layar dari salah satu pengguna Twitter.

Ini membuat warganet menilai Kristen Gray hanya melihat semua dari kacamata Amerika, khususnya kacamata warga Afrika-Amerika dan benar-benar berjarak dengan kenyataan di Bali.

Selain itu, warganet menduga Kristen Gray masih terjebak dengan mentalitas negara Dunia Pertama, bahkan kolonialisme yang benar-benar isu yang panas di negara Asia Tenggara.

Terkhusus dengan narasi melarat di negara asal dan mencari kenyamanan rohani.

Lebih parah lagi, warganet kesal dengan pendapat Kristen Gray yang di mata beberapa warganet memakai 'race card' (kartu sakti ras) oleh sebab warga Afrika-Amerika sering dianggap teraniaya.

Kenyataan, dia bersama pacar sejenisnya hanya memanfaatkan kelonggaran hukum untuk mencari keuntungan pribadi.

Akhirnya, warganet sampai berinisiatif melaporkan ucapan Kristen Gray ke akun Twitter Direktorat Jenderal Imigrasi.

Sebab, banyak yang menduga, dia bersama pacarnya tinggal di Indonesia dengan memanfaatkan jalan tikus dan perizinan untuk membuka usaha. (*)

Tag

Editor : Al Sobry