Rage Against The Machine Rilis Dokumenter Pendek 'Killing In Thy Name'

Sabtu, 16 Januari 2021 | 09:30
Dok. Rage AgainstMachine

Rage Against the Machine

HAI - ONLINE.COM- Bekerja sama dengan kolektif seniman internasional The Ummah Chroma, band rock legendaris Rage Against The Machine merilis film dokumenter pendek ‘Killing In Thy Name’.

Dokumenter ini banyak bercerita tentang sejarah rasisme, opresi, dan diskriminasi di Amerika Serikat.

Baca Juga: Cerita Dave Grohl Muda yang Pernah Mabok Jamur saat Perayaan Natal

The following is a document of true events

Our aim is for this piece to be a fire escape from the fiction known as whiteness and a spring for discovery

Remember, the children are always watching

Rangkaian kalimat di atas adalah opening ‘Killing In Thy Name’ yang bisa kalian lihat di bawah ini:

Lagu yang digunakan sebagai hymne bagi banyak gerakan protes di seluruh dunia ‘Killing In The Name' digunakan di sepanjang film, yang diakhiri dengan beberapa kutipan dari personel band.

“Ibuku [Mary Morello] adalah wanita kulit putih dengan suara radikal,” kata Tom Morello, sang gitaris.

“Selama tiga dekade dia adalah seorang guru progresif di sekolah menengah konservatif yang menginspirasi siswanya untuk menantang sistem - dalam setiap tindakan dan perkataannya dia selalu mengajarkan bahwa rasisme tidak boleh diabaikan dan harus selalu dilawan.”

Bassist Tim Commerford menambahkan: "Menulis lagu yang berisi tentang gambaran kondisi sosial dan politik yang buruk bukanlah pilihan bagi kami, hal tersebut adalah kewajiban. Saya ingin menggunakan musik sebagai senjata dan sikatin semua orang konyol. "

“Musik tidak akan ada tanpa politik,” tambah drummer Brad Wilk. “Saat kami memainkan sebuah pertunjukan, pasti bakal ada sesuatu yang ngeklik di antara banyak penonton, merekalah yang akan memulai perubahan itu, demi kemajuan berpikir untuk diri mereka sendiri - itulah hal paling potensial yang dimiliki Rage Against the Machine sebagai sebuah band.”

Desain sampul untuk dokumenter tersebut menggambarkan foto terkenal seorang pria yang berdiri di samping tengkorak dari jutaan ekor bison, yang dibantai untuk penanda berakhirnya perjuangan kemerdekaan oleh penduduk asli Amerika.

Penulis: Mohammad Farras Fauzi

Tag

Editor : Alvin Bahar