Pengalaman Remaja Indonesia Berani Divaksin Gratis Sinopharm Buatan China, Risiko Ditanggung Pemerintah UEA

Kamis, 17 Desember 2020 | 11:17
Arsip pribadi

Pengalaman Remaja Indonesia Berani Divaksin Gratis Sinopharm Buatan China, Risiko Ditanggumg Pemerintah UEA

HAI-Online.com- Seorang mahasiswa asal Indonesia yang berada di Uni Emirat Arab (UEA) memberanikan diri ikut serta dalam program sukarela vaksin gratis Sinopharm, buatan China National Pharmaceutical Group Corporation.

Bukan tanpa sebab, Gabriel Firmansyah (21) mau menerima suntikan pertama vaksin Sinopharm ke tubuhnya pada Jumat (11/12) lalu.
Selain dapat pengalaman baru, dia juga nggak mau melewatkan momen berharga ini untuk percaya pada pemerintah dan melindungi diri dari penyakit covid-19.
Baca Juga:Remaja 16+ Boleh Menerima Vaksin Gratis Pfizer-BioNTech, Begini Panduannya!
"Hmm kayaknya emang pengen nyoba hal baru aja sih, saya ngeliatnya seru aja gitu ngalamin divaksin, apalagi di negara orang kan. Sayang banget kalau dilewatin. Ibaratnya umroh tapi nggak bawa oleh-oleh kurma," candanya santai saat dihubungi HAI belum lama ini.
Soal vaksin buatan China yang disuntikkan ke tubuhnya, dia percaya Sinopharm merupakan vaksin Individu yang telah melakukan perjalanan ke 150 negara dan saat ini belum ada kasus temuan infeksi. Vaksin Sinopharm masuk dalam jajaran lima dari vaksin China yang melakukan uji klinis di luat negeri.
Karenanya, mahasiswajurusan Usul Al Fiqh di Muhammad Bin Zayed University For Humanities itu mau menerima vaksin yang kebetulan diperuntukkan bagi warga lokal dan asing yang menetap di sana.
"Soalnya emang disediakan kak sama pemerintah buat para volunteer untuk divaksin. Saya mau ikut soalnya mikir kalau vaksinnya sukses, saya nggak usah vaksin lagi nanti pas udah diwajibkan vaksin," jelasnya kepada HAI, Rabu (16/12/2020) kemarin.

Menurut pengakuan Gabriel, lima hari setelah disuntikkan vaksin Sinopharm, dia tak merasakan efek apapun selainsaat disuntik pada umumnya merasa seperti digigit semut.

Gabriel Firmansyah jadi relawan suntik vaksin gratis

Menurut Gabriel penanganan vaksin gratis dari pemerintah UEA yang digelar di City Hall dekat kampusnya itu sangat efesien. Sebelum disuntik dia dan rekan-rekan relawan lain diberikan tes swab terlebih dahulu.

Baca Juga:Vaksin Corona Sinovac Udah Tiba di Indonesia, Ini Perbandingan Harga dengan Vaksin Lain

Para penerima vaksin juga telah diberiakn info dan pemjelasan lebih awal soal risiko dan tanggung akwab menerim vaksin pertama ini.

"Dari awal udah dikasih tahu petugas, kalo udah siap nerima semua risiko efek samping vaksin, dan jika ada bakal ditanggung penuh pemerintah UEA. Terus setelah divaksin juga, kita harus nunggu 15 menitan lalu ditanya apa baik-baik aja atau nggak. Kalo nggak ada masalah, akhirnya dibolehkan pulang deh," bebernya.

Tak hanya sekali divaksin, menurut jadwal bagi relawan program ini bakal ada suntikan gratis kedua, yaitu 21 hari setelah suntikan pertama.

"Nanti 1 Januari 2021 kita balik lagi buat dosis kedua setelah 21 hari disuntik kemarin," jelasnya lagi. (*)

Editor : Al Sobry