Tips Seimbangin Kehidupan Pribadi Vs. Kerja Kalo WFH Mulai Bikin Lo Stres

Selasa, 08 Desember 2020 | 11:34
https://www.freepik.com/

WFH Bikin Malas Kerja, Jauhi 3 Kebiasaan Ini yang Bikin Kerjaan Terabaikan

HAI-Online.com - Bagi mereka yang udah berbulan-bulan kerja di rumah (work from home), tentunya pernah mengalami momen stres sama kerjaan yang dilakukan terus-menerus di rumah.

Selain itu, kerapkali terdapat juga momen ketika batas antara kehidupan pribadi dan kerja terasa mengabur.

Padahal, di situasi normal sebelum pandemi, waktu senggang kala di rumah umumya digunakan untuk menjauhkan diri sejenak dari penatnya kerjaan. Tapi apa daya, situasi WFH kadang malah bikin keduanya campur jadi satu.

Meski WFH relatif lebih aman buat kesehatan di tengah pandemi, namun bukan berarti aktivitas ini datang tanpa konsekuensi.

Mengutip Kompas.com, pakar sempat membeberkan efek buruk dari kelamaan WFH terhadap kesehatan seseorang. Imbasnya, WFH disebut bisa menyebabkan serangan jantung secara nggak langsung pada pekerja.

"Jadi banyak yang WFH malah stres. Nah, stres ini memang bisa memicu serangan jantung," kata Maizul dalam diskusi daring bertajuk Operasi Jantung di Masa Pandemi, Sabtu (12/6/2020).

Baca Juga: Mimpi Buruk Manusia Saat Pandemi Bakal Dimuseumkan, Apa Tujuannya?

Terlepas dari fakta tersebut, bagaimanapun WFH tampak masih menjadi opsi masuk akal ketika pandemi masih nggak menentu kayak sekarang.

Nah, menciptakan kembali batasan antara kehidupan biasa dengan kerja pun bisa menjadi solusi alternatif buat kalian yang kerap stres akibat berbulan-bulan WFH.

Berikut tips yang bisa kamu terapkan.

1. Jangan langsung bekerja setelah bangun tidur

Miliki anggapan bahwa kamu bukanlah mesin yang selalu bisa bekerja setelah dinyalakan.

Sebelum membuka leptop untuk bekerja, lakukan sesuatu untuk menenangkan diri. Buat sarapan yang bergizi atau nikmati secangkir kopi, akan membuatmu lebih bersemangat sekaligus merasa hidup.

Matthew Knight, pendiri Leapers, komunitas pendukung untuk wiraswasta, menyebut ini sebagai "perjalanan kreatif".

Memulai pagimu dengan suatu aktivitas sebelum mulai bekerja. “Ciptakan 'pergeseran mental' yang sangat nyata dari rumah ke kantor, bahkan jika kamu tidak secara fisik berpindah di antara dua ruang,” ujar Knight.

2. Pertahankan rutinitas pagi seperti biasa

Ciptakan rutinitas harian bersama anggota keluarga. Jika anak-anak memakai seragam selama sekolah online, kita juga bisa menerapkannya dengan memakai "pakaian kerja" sebelum membuka laptop.

Carilah pakaian yang nyaman untuk membuat perbedaan yang jelas antara waktu kerja dan waktu non-kerja.

3. Jadwalkan istirahat rutin

Nancy A. Shenker, pakar pemasaran dan CEO theONswitch, menyarankan untuk menyediakan waktu khusus kapan kamu bisa ditemui secara virtual ataupun ditelepon untuk membicarakan pekerjaan.

Dengan cara ini rekan kerjamu dapat melihat dengan jelas kapan mereka bisa dan tidak bisa menjadwalkan pertemuan.

Tentu saja, kamu tidak bisa menghilang selama berjam-jam dan mengklaim bahwa kamu sedang sibuk.

Namun, sisihkan sedikit waktu agar kamu bisa memberi diri sendiri waktu untuk melakukan hal lain di luar pekerjaan.

Namun, sisihkan sedikit waktu agar kamu bisa memberi diri sendiri waktu untuk melakukan hal lain di luar pekerjaan.

4. Tetapkan jam "tugas" yang ketat

“Matikan telepon pada waktu tertentu dan beri tahu orang-orang ketika kamu berencana untuk bekerja,” tambah Shenker.

Tetapi cobalah untuk mengatur jadwal dan benar-benar menaatinya. Dengan latihan, kamu akan belajar untuk hanya menanggapi apa pun yang mendesak.

Biarkan sisanya sampai waktu kerja bergulir kembali. Jika kamu memiliki fleksibilitas, ubah sedikit jam kerja agar lebih sesuai dengan kehidupanmu saat ini.

5. Tentukan satu ruang atau sudut tertentu di rumah sebagai kantor

Jika memungkinkan, ciptakan ruang khusus untuk kamu menyelesaikan pekerjaan. Tidak harus di ruang terpisah.

6. Tetapkan batasan yang jelas dengan rekan kerja

Karena beberapa batasan struktural sudah tidak ada lagi, kita perlu membuat batasan ini dengan mencari tahu apa yang terbaik untuk kita masing-masing dan mengkomunikasikannya dengan tim.

“Perjelas dengan manajer dan timmu tentang seperti apa situasi yang kamu hadapi, dan bagaimana hal itu memengaruhi apa yang dapat dan tidak dapat kamu lakukan,” kata Daisy Chang, PhD, profesor psikologi di Michigan State University.

7. Kerjasama dengan pasangan

Bersama pasangan, kamu bisa menentukan, kapan kamu harus bekerja, rapat daring dan siapa yang akan mendampingi anak untuk belajar online di rumah.

Ini memang tidak mudah, tetapi bekerja sebagai tim pasti membantu meringankan sebagian beban.

8. Buat rencana setelah kerja

Kamu mungkin akan selalu larut di dalam pekerjaan, bahkan hingga malam.

Untuk itu, kamu harus memiliki rencana di malam hari, setelah jam kerja.

Rencana itu tak perlu sesuatu yang spektakuler, cukup menjadwalkan nonton serial favorit di Netflix, bermain dengan hewan peliharaan, masak makan malam, atau hanya ingin bergosip dengan teman melalui sambungan telepon.

Rencana ini akan membuatmu membatasi jam kerja dan membantumu menyelesikan pekerjaan tepat waktu.

9. Bersikaplah santai pada diri sendiri

Bagi beberapa orang, keseimbangan kehidupan kerja mungkin terasa seperti tujuan yang sulit untuk dicapai, terutama saat ini. Mengusahakannya mungkin tampak tidak berguna dan menimbulkan kecemasan, terutama bagi siapa pun yang memiliki anak kecil di rumah.

Kita perlu mengingatkan diri kita sendiri bahwa tujuan seharusnya bukan untuk menemukan keseimbangan tetapi untuk melakukan yang terbaik yang kita bisa dalam situasi yang tidak mungkin.

Jika memang hal ini sulit dijalani, tak pelu mencemaskan berlebihan dan jalani saja secara perlahan sambil memperbaiki situasi sedikit demi sedikit. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jaga Keseimbangan Kehidupan-Kerja Saat WFH"

Tag

Editor : Alvin Bahar