HAI-Online.com - Belakangan, warganet dihebohkan dengan kemunculan sejumlah patung 'misterius' di kawasan kampus Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.
Padahal, gedung kampus tersebut udah lama kosong akibat kegiatan perkuliahan yang dilakukan di rumah selama pandemi.
Penampakan patung putih dengan bentuk serupa manusia itu pertama kali dibuat viral oleh akun @sewon.merch dan setelahnya menjadi ramai diperbincangkan di dunia maya.
Udah gitu, kalimat postingan tersebut membuat patung-patung ini terkesan lebih misterius.
“Kelamaan ditinggal mahasiswa, kampus FSR diambil alih makhluk ini. Penampakan penghuni baru Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.” tulis akun tersebut dalam unggahannya, Kamis (26/11/2020).
Setelah viral, sejumlah reaksi tampak muncul di kolom komentar jagat maya.
“Salah satu taktik agar mahasiswa ga stay dikampus sampe maleeem,” tulis @bithailsa di Instagram.
Ada pula @aunjaqss yang mengkaitkan patung tersebut dengan makhluk gaib.
“Apa itu sejenis pocong,” tulisnya.
Selang beberapa hari, kini akhirnya terungkap asal-usul para patung yang menuai persepsi beragam tersebut.
Baca Juga: Takjub! Kampus ini Jalani Proses Wisuda di Puncak Gunung Marapi Jambi dan Raih Rekor Muri
Penjelasan pun muncul dari Mikke Susanto, Dosen Fakultas Seni Rupa (FSR) ISI Yogyakarta menjelaskan bahwa patung-patung tersebut adalah karya yang akan diikutkan pameran seni rupa yang akan digelar 10 Desember mendatang.
Patung-petung itu diketahui merupakan karya seorang seniman Yogyakarta bernama Purjito yang dipindahkan ke lokasinya sekarang selama kampus tersebut kosong.
“Sebenarnya tempatnya bukan di situ, cuma karena kebetulan ada orang lewat dan memviralkan, ya sudah malah sudah dipromosikam untuk acara pameran nanti,” kata Mikke, mengutip dari Suara.com.
Sementara, anggapan-anggapan dari media sosial yang mengaitkan patung tersebut dengan mistis tampak nggak disinggung oleh Pujirto selaku si pematung.
Bahkan, Pujirto bilang bahwa karyannya itu merupakan simbol netralisasis pada penyelenggaraan Pilpres 2014 lalu.
Namun, soal interpretasi beragam di internet, Purjito mengaku nggak keberatan.
“Jadi jika disebut sebagai penghuni baru itu bebas. Itu bagian dari pandangan masyarakat, bagi saya itu tidak masalah,” katanya. (*)