HAI-Online.com - Selama ini kita mengenal donat atau doughnut sebagai roti goreng berbentuk cincin lantaran berlubang pada bagian tengahnya.
Namun, tahukah kalian kalo ada juga jenis donat yang sengaja nggak dibuat bolong pada tengahnya?
Yap, jenis donat seperti ini dikenal dengan nama bombolone atau bomboloni.
Baca Juga: Anak Warnet Pasti Nostalgia, Perfect World Kini Hadir Smartphone!
Donat bomboloni sendiri merupakan menu kudapan asal Italia.
Bomboloni berasal dari daerah tertentu di Italia bernamaTrentino Alto-Adige, yang dulunya pernah dikuasai Kerajaan Austria.
Sehingga, menu ini juga dikenal dengan nama "krapfen" atau "kraffen" di negara Eropa Selatan tersebut.
Donat bomboloni pun kini semakin familiar di kalangan masyarakat Indonesia, dengan hadirnya usaha kecil-menengah yang berinovasi dengan menu kudapan satu ini.
Salah satunya adalah menu bomboloni yang dihadirkan unit usaha asal Jakarta Barat, Suri Patisserie.
Bisnis yang dibesut oleh kakak-beradik foodies, Gita Ramadian dan Novrisa Nur Aisyah, sejak Mei 2020 ini menghadirkan 15 varian menu dari bomboloni, dari yang asin sampai yang manis.
Pada akun Instagram @suripatisserie, tampak menu bomboloni yang dihadirkan mencakup inovasi kekinian seperti bomboloni red velvet, toping cookies n cream, marie regal salted caramel, hingga fillinglemon custard.
Selain itu, juga ada menu bomboloni yang antimainstream namun agaknya lazim bagi orang Indonesiayakni dengantopping abon.
Tak ketinggalan, didapati juga menu bomboloni regular dengan filling coklat ataupun keju.
Gita Ramadian selaku salah seorang owner Suri Patisserie bercerita mengenai latar belakang bisnis kulinernya yang lahir di masa pandemi.
"Pandemi ini justru jadi turning point kami memulai usaha. Kami juga sangat senang ternyata banyak yang suka dengan produk kami, mostly malah menjadi repeat customers," tukas Gita kepada HAI.
Adapun, menyikapi pandemi yang berdampak pada UMKM di Indonesia, Gita menilai bahwasannya geliat usaha kecil-menengah tengah bersemangat, dan berperan penting di masa pandemi seperti sekarang.
Baca Juga: Layanan Cloud dari Alibaba dan UC Ini Bantu UMKM Hadapi Dunia Digital
Ia menilai, ada peluang yang hadirbagi para pengusaha kecil-menengah demi kelangsungan usaha di tengah buruknya realita pandemi covid-19.
"Dalam case ini, dengan kami menjual produk Suri, peternak telur, produsen tepung, coklat, kardus, percetakan stiker, dan bahan lainnya tetap memiliki konsumen. Dalam jasa pengiriman kami juga memiliki beberapa partner, seperti misalnya teman kami yang sedang membangun bisnis ekspedisinya, lalu ada juga kerabat yang terkena PHK yang kami perbantukan untuk menjadi kurir, selain tentunya kami juga menggunakan jasa pengiriman besar seperti ojek online," ungkap Gita.
"(Tapi) Dukanya, hingga sekarang kami masih mengerjakannya berdua saja. Karena memang selama masa pandemi ini kami sangat membatasi bertemu dengan orang, jadi untuk meng-hire pekerja pun kami masih belum berani melakukannya. Jadi dari segi kapasitas produksi masih terbatas dari segi man power," pungkasnya. (*)