Mengenal Merarik, Tradisi Unik Melarikan Anak Gadis Usai Acara Pinangan!

Sabtu, 24 Oktober 2020 | 09:48
Samana

Salah satu rangkaian mararik dalam tradisi pernikahan di suku Sasak. Tradisi merari’ diawali dengan pinangan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan pada malam hari. Gadis yang dipinang kemudian dibawa lari untuk dijadikan sebagai istri. Di era modern seperti saat ini, budaya merarik masi lestari.

HAI-ONLINE.COM — Lombok. Bagian dari untaian Kepulauan Sunda Kecil. Selat Lombok memisahkan pulau ini dengan Bali dan Sumbawa.

Apa tradisi yang masih lestari di sudut Lombok?

Desa Sade merupakan tempat tinggal suku Sasak, suku asli Lombok. Desa ini berlokasi di daerah Rembitan Kecamatan Puju, Lombok Tengah.

Menariknya suku Sasak memiliki tradisi yang masih lestari hingga kini: ‘Merarik’.

Merarik adalah budaya kawin lari dalam tradisi Suku Sasak.

Merarik memiliki makna yaitu keberanian bertanggung jawab, keteguhan mewujudkan pernikahan dan penyelesaian perkara melalui musyawarah.

Baca Juga: Bocoran Buat Lulusan 2020 Yang Ingin Kerja di Perusahan Multinasional: Nggak Cuma IQ, Lo Juga Wajib Unggul di DQ!

Saya Pejalan Bijak

Kaus Saya Pejalan Bijak dalam bahasa Lombok: Tiang Palampak Solah.

Tradisi ini diawali dengan pinangan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan pada malam hari. Gadis yang dipinang kemudian dibawa lari untuk dijadikan sebagai istri.

Di era modern seperti saat ini, budaya merarik masi lestari. Banyak muda-mudi Suku Sasak yang masih melestarikan tradisi ini.

Akhir pekan ini, Sabtu, 24 Oktober, Saya Pejalan Bijak bersama kawan-kawan dari Samana akan menyelengarakan Avontur Daring dengan Tajuk “Akhir Pekan Bersama Lombok” Budaya Merarik Masih Lestari Hingga Kini.

Saya Pejalan Bijak merupakan sebuah gerakan perjalanan lestari dari National Geographic Indonesia

Silakan mendaftar melalui pranala bit.ly/spbtravelweek9

Tag

Editor : Alvin Bahar