Lead editor HAI, Alvin Bahar (kiri bawah), berkesempatan mewawancarai Linkin Park untuk perayaan 20 tahun Hybrid Theory.
HAI-ONLINE.COM - 2020 sebenarnya adalah tahun spesial buat Linkin Park.Maklum, 2020 jadi perayaan 20 tahun dirilisnya Hybrid Theory, debut album mereka yang menggemparkan dunia.Merayakan 20 tahun album monumental tersebut, Linkin Park siap merilis Hybrid Theory: 20th Anniversary Edition pada 9 Oktober 2020.Mereka juga mengajak beberapa jurnalis dari seluruh dunia buat hadir ke press junket Hybrid Theory 2020, sekaligus mewawancarai Mike Shinoda dkk.Nah, satu-satunya yang dari Indonesia, kebetulan adalah HAI nih!Dalam sesi yang berlangsung pada Rabu pagi pukul Jakarta itu, Linkin Park bercerita banyak soal album tersebut.
Baca Juga: Rayakan 20 Tahun Album Hybrid Theory, Linkin Park Rilis Boxset dan Lagu 'She Couldn't'Nggak ketinggalan, HAI juga nanyain soal betapa berpengaruhnya album ini di kehidupan remaja saat itu. Bahkan, lagunya pernah masuk game bola Winning Eleven bajakan!
Linkin Park era Hybrid Theory
Uniknya, Linkin Park nggak marah mendengar itu, malah mereka merasa hal tersebut adalah bagian yang menyatukan Indonesia dengan LP."Keren banget bisa tau musik kita bisa masuk ke banyak kultur, bahkan game sepak bola. Meski bajakan sih. Hahaha. Menurut gue itu hal keren musik kita bisa menyatukan banyak hal," ucap Dave Farrell, bassist.Mike menambahkan, pada masanya juga ada Napster yang jadi sumber bajakan Hybrid Theory. Meski ilegal, secara nggak langsung hal tersebut juga menaikkan nama mereka.Rilisan Hybrid Theory 2020 hadir dalam bentuk paket-paket eksklusif. Ada Super Deluxe Box, Vinyl Box Set, Deluxe CD, serta Digital, lengkap dengan banyak demo dari masa itu, rarities, B-sides, DVDs, footage yang belum pernah dipublikasikan berdurasi 95 menit lebih, dan berbagai extras lainnya.Selain itu, buat ngerayain reissue Hybrid Theory, Linkin Park secara resmi merilis demo yang telah lama ditunggu rilisannya sejak 1999 berjudul “She Couldn’t”.