HAI-Online.com -Namanya Cici Fadila, gadis cantik ini adalah mahasiswi kedokteran dari satu universitas di Jakarta. Tapi apa ya yang aneh dari dia?
Nah, ternyata tindakan gadis ini agak nyeleneh, dia datang jauh-jauh ke Kuningan justru untuk melakukan kegiatan berbau klenik.
Baca Juga: Gara-gara Dangdutan Saat Pandemi, Iwan Fals dan Musisi Lain Tolak Konser Pilkada
Ia bertekat mengangkat dan mengenalkan budaya daerah Luragung, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yakni Cingcowong.
Meski tinggal di Jakarta, Cici sebenarnya adalah asli Kuningan.
“Iya Cingcowong itu asli budaya lokal daerah kami,” kata Cici yang pernah menjuarai lomba cipta puisi yang mengangkat tema Cingcowong, sewaktu duduk di bangku SMPN 1 Luragung, Minggu (27/9/2020).
Cici yang ditemui di Teras Mahar Cafe and Resto, menceritakan kalo Cingcowongitu merupakan ritual minta hujan.
Baca Juga: Ubah Kebiasaan Buruk! Kalo Beli Masker Kain Dicuci Dulu, Jangan Langsung Pake!
“Ritual minta hujan menjadi tradisi warga kami saat musim kemarau berkepanjangan,” kata Cici, anak pasangan Hj Enjum (44) H Toto (50), seorang pengusaha furniture di daerah Luragung.
“Medianya, kayak boneka terbuat dari kayu dan menggunakan pakaian kayak kebaya gitu. Terus cara memainkannya juga tidak boleh orang sembarang,” kata Cici seraya menegaskan bahwa Cingcowongitu bukan permainan seperti Jelangkung.
Untuk melakukan ritual penggunaan Cingcowong, kata Cici, media Cingcowong selama sehari sebelumnya ditempatkan di saluran air kering atau solokan.
“Nah, mulai besoknya itu si pawang bisa menggunakan Cingcowongdalam ritual minta hujan. Bacaannya katak gini, Cingcowong-cingcowong bilguna pilembayu syalala-lala lembu…” ujar Cici seraya menyebutkan nggak boleh sembarangan melafalkan langgam tersebut.
Menurut Cici, bentuk Cingcowonguntuk minta hujan ini berupa boneka terbuat dari berbagai bahan.
“Kepalanya dari batok kelapa dan potongan bambu persis bebegig sawah kayak gitu,” ujarnya.
Baca Juga: Pernah Ngerasain Haus Terus Menerus? Simak 9 Penyebab Kenapa Dahaga Nggak Kunjung Hilang
Saat ritual, kata dia, media pelengkap seperti tangga, tikar dan potongan bambu sebagi pengetuk alat musik harus tersedia.
“Iya semua terbuat dari bambu. Ada boneka tangga dan iringan musik tradisional," katanya.
Membawakan tradisi lokal Cingcowong, kata Cici, merupakan kebanggaan tersendiri.
“Ya percaya gak percaya, memang gaib itu ada,” kata Cici.
Untuk pembuka dalam ritual Cingcowong, kata dia, ada seorang pemandu upacara dan dua orang pemegang sampur ketika boneka digerakan (gerakan mirip jaelangkung, red ).
“Kemudian ada dua pemain/penabuh buyung yang dipukul kipas dan satu orang lagi memainkan alat musik ceneng yang terbuat dari bahan kuningan.
"Peralatan pendukung lainnya berupa sesajen seperti kemenyan, kaca, sisir, dan ember,” katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Mahasiswi Kedokteran Cantik Ini MainkanCingcowong, Boneka Gaib Buat Ritual Minta Hujan. (*)
Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul Kisah Mahasiswi Kedokteran yang Lakukan Cingcowong Untuk Minta Hujan