Pidato Presiden Jokowi di Sidang Umum PBB Di-bully dan Dipuji Netizen, Ini Kiprah Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa

Kamis, 24 September 2020 | 18:00
ANTARA FOTO/HO/KEMENLU

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato untuk ditayangkan dalam Sidang Majelis Umum ke-75 PBB secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/9/2020). Dalam pidatonya Presiden Joko Widodo mengajak pemimpin dunia untuk bersatu dan bekerja sama dalam menghadapi pandemi Covid-19.

HAI-Online.com - Presiden Joko Widodo menjadi salah satu pemimpin negara yang memberikan pidato di Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Rabu (23/9/2020) waktu Indonesia.

Seperti diketahui, ini adalah pertama kalinya Presiden Jokowi memberi pidato di hadapan majelis PBB sejak menjabat sebagai Presiden.

Pidato Presiden Jokowi itu pun mendapat apresiasi maupun kritik dari masyarakat Indonesia.

Salah satu yang tampak mengapresiasi pidato Jokowi tersebut adalah komposer asal Indonesia Ananda Sukarlan.

Dalam cuitannya, Ananda Sukarlan memuji pesan yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya dan menyebutnya sebagai 'The Next Sekjen PBB'.

"Pidato Pakde Jokowi di Sidang Umum PBB keren banget. Berani, lugas, tegas, akurat. Jokowi for next Sekjen PBB."

Setelahnya, musisi Addie MS. juga tampak mencuitkan ulang seruan Jokowi sebagai Sekretaris Jenderal PBB berikutnya tersebut.

Sementara, warganet sendiri didapati nggak semuanya sepakat dengan ungkapan Ananda Sukarlan.

Baca Juga: KPU Revisi Peraturannya, Konser Musik Fix Dilarang di Pilkada 2020

Anyway, terlepas dari nyinyiran maupun dukungan para warganet Indo soal hal ini, Indonesia sendiri tercatat mempunyai beragam sumbangsih yang berarti selama keanggotaannya di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa Bangsa ke-60 pada 28 September 1950.

Salah satu prestasi Indonesia di PBB adalah saat Menteri Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.

Nggak cukup itu aja, berikut pencapaian Indonesia lainnya dalam PBB.

Menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan

Dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, Indonesia pertama menjadi anggota tidak tetap pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, yakni 1974-1975, dan 1995-1996.

Itu berlanjut pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada 2007-2000. Kemudian, di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2018-2020 bersama Jerman, Afrika Selatan, Belgia, dan Republik Dominka.

Selama menjadi anggota tidak tetap, Indonesia memainkan peranan sebagai suara penengah dan menjembatani serta membentuk konsensus di antara para anggota DK PBB dan luas di negara anggota PBB.

Menjadi anggota Dewan HAM

Indonesia berhasil memperoleh dukungan suara dari 174 negara dan terpilih kembali menjadi anggota Dewan HAM PBB untuk periode 2020-2022.

Sebelumnya, Indonesia pernah menjadi anggota Dewan HAM PBB sebanyak empat kali. Yakni pada periode 2006-2007 selaku founding member.

Kemudian Indonesia terpilih kembali untuk masa jabatan 2007-2010, 2011-2014, kemudian 2015-2017 sebelum terpilih lagi pada tahun ini.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia, Indonesia memiliki sejumlah prioritas dan komitmen sebagai anggota Dewan HAM PBB baik skala global, regional, maupun nasional.

Indonesia terlibat dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.

Dikutip dari PBB dan Organisasi Internasional (2018), keterlibatan Indonesia sejak tahun 1957 telah diakui berbagai pihak.

Indonesia diberi kepercayaan oleh PBB untuk mengirim personel keamanan terbaiknya dalam menjalankan Misi Pemerliharaan Perdamaian.

Pasukan tentara, kepolisian, dan sipil Indonesia dikenal dengan nama Kontingen Garuda.

Menjadi anggota Komisi Hukum Internasional PBB

Indonesia mencatat prestasi dengan terpilihnya mantan Menlu Mochtar Kusuma Atmadja sebagai anggota International Law Commission (ILC) pada periode 1992-2001.

Pada pemilihan terakhir yang berlangsung pada Sidang Majelis Umum PBB ke-61, Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai anggota ILC periode 2007-2011, setelah bersaing dengan 10 kandidat lainnya dari Asia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peran Indonesia di PBB"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya